JAWABAN (END)

15 1 0
                                    

Mendengar perkataan Revan, akhirnya Nadia duduk di depan Revan. Revan, aku berteman sangat lama denganmu, namun aku tidak tau sedikitpun isi pikiranmu, Nadia mulai serius. Kenapa kamu pergi? Aku mau mendengar jawabanmu!
                               ###
"Aku pergi karena sudah jenuh sekolah disana.' Jawabnya. Kenapa Kamu tidak mengatakannya padaku? Kamu tidak menganggap aku sahabatmu? Maaf Nad, bukan begitu, aku takut kalau aku bilang kamu tidak akan mengijinkanku pergi.

 Benarkah begitu? Tanya Nadia. "Ya begitulah" terus kenapa kamu bilang 2-0? Oh, dulu kalau kamu ingat waktu di kantin aku juga pernah membohongimu, masih ingat? Tanya Revan. Mebohongiku atau membohongi perasaanmu? Tanya Nadia. Mendengar perkaaan Nadia Revanpun mulai heran, kenapa Nadia berkata demikian. Kamu ingat Revan, di hari terakhir kita bertemu aku mengajakmu ke pantai? Ya, aku ingat jawab Revan.

 Saat itu aku ingin curhat tentang hubunganku dengan Anggara" Ya aku tau jawab Revan spontan. Kamu tidak tau Van, apa kamu tau kalau aku tidak menerima cinta Anggara? "Apa? Tanya Revan kaget. Benarkan kamu tidak tau, kamu memang bodoh.. Aku pikir hari itu kamu sudah menerima dia..

"Tidak Van, setelah kupertimbangkan perasaanku padanya bukanlah cinta, melainkan hanya rasa kagum. Aku berpikir saat itu aku sudah jatuh cinta pada pria lain, tapi aku sangat lambat menyadarinya..

"Siapa? Tanya Revan penasaran...

Pria Bodoh
Dia pergi memebawa cinta
Cinta yang baru saja dia sadari
Walau datangnya sudah lama
Namun baru dia menyadari

Kenapa dia tidak menyadari sejak dulu
Kalaulah waktu dapat diputar kembali
Dia lebih memilih menjadi kekasihmu
Dibandingkan menjadi sahabat sejati

Tapi dia tidak tahu kapan dia jatuh cinta
sejak kapan persahabatan itu berubah menjadi cinta
Yang dia tau hanyalah rasa sakit dan kehilangan
Saat sahabatnya menerima cinta pria lain

Disaat hati terbakar cemburu
bibir harus tersenyum bahagia
Apa daya
Dia tidak lebih dari seorang sahabat
Dia memang pria bodoh menurutmu
Sekaligus sahabat yang menyedihkan
Pria itu adalah aku
Yang mencintai sahabatnya
Pria yang memilih pergi membawa cinta dan kekecewaan

Nadia mengucapkan puisi Revan sambil menangis, aku menyadarinya setelah aku tau kamu pergi. Sambil menyerahkan buku PR Revan. Buku ini, guman Revan.. Aku berusaha mengejarmu ke rumahmu, tapi sudah terlambat. Seterlambat aku menyadari perasaanku. Dua orang sahabat yang bodoh yang saling mencintai.

"Nadia" Stop, Revan menghentikan ucapan Nadia, aku belum selesai bicara. Kamu ingat puisi yang aku bacakan? Kamu tau puisi itu untuk siapa? Puisi itu untukmu bodoh...

Bukankah kamu sahabatku? Tapi kamu juga tidak menyadarinyakan?

Aku tidak tau apakah perasaanmu masih sama.. Nadia menghentikan ucapannya.

Nadia aku pikir puisi itu untuk Anggara. Aku memang bodoh... terlalu kekanak-kanakan...

"Nadia, aku tau sudah sangat terlambat...

Tapi, maukah kamu menjadi kekasihku?

Maaf Revan, aku tidak bisa?

kenapa Nadia, kamu tidak mencintaiku lagi? Atau kamu sudah punya kekasih lain?

"Revan, aku tidak bisa menolakmu, kau terlalu berharga untuk ku tolak.. akhirnya Nadia tersenyum dan memeluk Revan.

BEST FRIEND,I LOVE  (END)

Tamat....

BEST FRIEND,I LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang