Siapapun yang berani ngancam lo, gue janji bakal hajar dia sampai dia kehabisan nafas!!?
Aziz Alvaro Fernando
.
.
.Perlahan kedua mata itu terbuka, pertama yang dia lihat itu ruangan yang bernuasa putih. Bau obat langsung menyeruak masuk kedalam hidungnya. Shafaa menyerngit, mengingat apa yang terjadi padanya.
Shafaa edarkan pandangannya. Sepi, ya kata itu tepat untuk sekarang. Tangan kirinya terangkat, terdapat perban putih yang melilit ditangannya. Shafaa mendesah berat, dia mengingat semua kejadian itu? Dia bodoh tidak seharusnya dia melakukan itu.
Terdengar suara pintu yang terbuka, nampak Aziz baru keluar dari kamar mandi. Terlihat kantung mata di kedua matanya, Aziz mendongak dan langsung melihat manik matanya yang dia rindukkan. Cepat-cepat Aziz menghampirinya dengan senyuman yang tercetak jelas diwajahnya.
"Kamu udah sadar? Sejak kapan??" serunya membuat Shafaa tersenyum miris. Tangan kekarnya mengusap rambut Shafaa dengan pelan, Shafaa memegang tanganya dan mengusap lembut tangan kekar miliknya.
"Baru aja," jawab Shafaa dengan parau. Senyuman itu belum pudar diwajahnya. Aziz menatap manik matanya dalam.
"Apa yang kamu rasakan? Apa ada yang sakit? Tunggu, biar aku panggilkan dokter dulu." saat hendak pergi, Shafaa dengan cepat menarik tangannya. Aziz menoleh menatapnya dengan tatapan bertanya.
"Aku baik-baik aja. Kamu gak usah panggil dokter, disini aja sama aku."
Aziz mengangguk walaupun dilubuk hatinya dia menolak ucapannya. Aziz menarik kursi agar lebih dekat dengannya.
"Berapa lama aku tertidur?" tanya Shafaa.
"Lima belas jam," Shafaa tertegun mendengar ucapannya, selama itukah dirinya tertidur?
Shafaa mengangguk paham.
"Tolong ambilkan aku minum," pinta Shafaa yang dibalas anggukkan olehnya.
"Makasih," jawab Shafaa tulus.
"Ya, sama-sama."
"Kamu gak sekolah?" tanya Shafaa dengan alis yang berkerut. Aziz menaikkan sebelah alisnya.
"Ninggalin kamu sendiri begitu?"
Shafaa bungkam, entah kenapa Shafaa melihat manik matanya yang terlihat kekecewaan yang begitu dalam.
Shafaa melirik kearah jam dinding yang menunjukkan pukul 11:46 WIB. Perutnya sudah berontak untuk dikasih asupan.
"Ziz.." Shafaa memanggil.
"Hmm,"
"Bisa belikan aku buah." tanya Shafaa. Aziz menyerngit,"Bukannya di rumah sakit ini sudah disediakan buah-buahan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Bad Boy ✔
Teen Fiction(N) : CERITA INI DALAM MODE REVISI , APABILA ADA TYPO MOHON DI MAAFKAN. [COMPLETE] • PART MASIH LENGKAP • Aziz Alvaro Fernando. Adalah bad boy di SMA PELITA. sikapnya yang dingin, datar, cuek, dan acuh itu membuat para wanita semakin menyukainya. ...