Warn!
Ini fanfiction. Tau fiksi, kan? Nggak nyata. Jadi, jangan baper.Anti baper baper kleb.
Cast: Chanbaek
Genre: Yaoi
Length: oneshot
...O.o...
Malam itu jalanan begitu ramai. Kemacetan tak dapat dielakkan. Suara klakson yang saling bersahutan bagai menggambarkan keadaan hati orang-orang. Marah, lelah, kesal. Langit berwarna lebih kelam dari biasanya, dan udara dingin dengan kurang ajar masuk melalui kisi-kisi tipis pada ujung jendela sebuah mobil. Membuat dua orang pengendaranya bergidik ringan. Seseorang yang duduk di sisi kursi pengemudi mengeratkan jaketnya. Kedua tangan tertangkup di depan bibir, ia mengembuskan napas sedikit keras, mencari kehangatan dari udara yang dihembuskan dari bibirnya.
“Aku minta maaf,” ujar seseorang di sampingnya.
Baekhyun menoleh. Matanya saling bertubrukan dengan orang itu. Ia menggeleng sambil tersenyum lemah. “Kenapa kau minta maaf?”
Orang itu mendesah pelan, “Kencan ini...” Nadanya putus asa. Seolah kematian yang besar menantinya di depan ketika ia mengucapkan kata-kata.
“Tidak, aku mengerti,” sela Baekhyun.
“Ke mana kau ingin pergi sekarang?”
“Terserah kau saja,” jawab Baekhyun pelan. Sinar matanya yang redup, lingkaran hitam di bawah kelopak serta kantung mata yang tebal membuat ia sulit dikenali. Bahkan, pipinya yang dulu terkenal imut karena gembilnya kini sudah luntur. Bibir pink tipisnya berubah lebih pucat dari waktu ke waktu. Badannya yang mungil, terlihat lebih kurus dan mengerikan. Kondisi Baekhyun telah membuat perasaan orang di sampingnya campur aduk.
Senyum Baekhyun yang membentuk mata sabit tak pernah ia temukan lagi. Berat badannya turun secara bertahap, canda tawanya mulai pudar. Baekhyun yang dikenal orang sebagai bocah ramai sudah hilang. Aura Baekhyun hanya penuh dengan warna abu-abu.
“Kuantar pulang saja, lagi pula, sepertinya akan hujan deras malam ini.”
Baekhyun mengangguk. Tidak berniat membuka percakapan lebih lama. Selama satu jam hanya diisi dengan keheningan. Si pengemudi pun lebih fokus pada jalanan ramai di depan serta aspal yang lebih licin karena air hujan. Sesekali ia mendesis kesal tatkala ada kendaraan ugal-ugalan hampir menyebabkan kecelakaan.
“Terimakasih sudah mengantarku,” ucap Baekhyun. Hujan malam itu masih menyisakan gerimis kecil ketika mereka sampai di depan gedung tinggi; dorm EXO.
“Ya...”
“Taeyeon,” panggil Baekhyun.
Gadis itu menatap Baekhyun seksama. Ia menunggu Baekhyun mengucapkan kalimat selanjutnya.
“Aku,” Ada jeda beberapa saat sebelum Baekhyun memutuskan untuk berbicara lagi, “aku minta maaf telah banyak merepotkanmu.”
Taeyeon terkejut dengan ucapan maaf Baekhyun. Sedikit banyak ia sudah menduga apa maksud Baekhyun sebenarnya, tetapi ia tidak berani berpikir jauh.
“Aku harus pulang,” ucap Taeyeon. Ia meremat stang kemudi erat. Kulit pucatnya semakin pucat; karena udara dingin dan ketatnya rematan pada stang.
“Yah, hati-hati.”
...O.o...
“Dari mana?” Sebuah suara mengejutkan Baekhyun. Ia baru saja menutup pintu. Baekhyun menatap orang yang baru saja bertanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ridiculove (Complete)
Ficțiune adolescențiKumpulan ONESHOT dan fanfiction. Ini cerita dari berbagai dunia, tentang betapa menggelikannya cinta itu. Aneh, misterius, tak terungkap. Tapi, semua orang merasakannya, mengalaminya. Bxb/gay/yaoi Don't read if You don't like, even though you only...