Marriage

590 40 4
                                        

Cast: Chanyeol x Baekhyun

Rate: M

Genre: Yaoi; angst; hybrid

Length: Oneshot

***

Masternya telah berubah dan membencinya. Kalimat singkat itulah yang setia bercokol di dalam kepala seekor hybrid muda itu. Baekhyun merana, hampir setiap malam ia menangis karena memikirkan masternya yang kini berubah menjadi menyebalkan, menurutnya tentu saja. Sang master atau yang orang panggil Chanyeol, akan menikah. Kenyataan itu juga yang membuat hybrid mungil itu menahan nyeri dadanya.

"Bae, habiskan makanannya! Jangan membuatku murka!" bentak Chanyeol di hadapan Baekhyun. Baekhyun menunduk, ia takut dengan teriakan Chanyeol di pagi hari itu, tetapi tentu saja rasa sedih lebih mendominasi.

"Kenyang," ujar Baekhyun lirih, selirih desau angin, tetapi Chanyeol dengan kuping lebarnya tetap mampu mendengar ucapan Baekhyun.

"Apa aku pernah mengajarimu menyia-nyiakan makanan? Uangku tidak dihabiskan hanya untuk makanan yang terbuang di tong sampah. Seharusnya kau tahu ukuran lambungmu, sehingga tidak perlu mengambil makan berlebihan. Jangan tamak," omel Chanyeol lagi.

"Perut Baek-"

"Habiskan, oke!" potong Chanyeol cepat. Itu bukan kalimat meminta persetujuan, tetapi kalimat pernyataan yang mau tak mau harus Baekhyun lakukan. Chanyeol pergi setelah melihat Baekhyun menuruti perkataannya.

Baekhyun mengangguk tak rela, ia memegang kembali sumpitnya dan menyuapkan makanan yang masih tersisa hampir separuh porsi yang ia ambil tadi. Air matanya ikut menemani setiap suapan sarapannya yang menyiksa. Di suapan terakhir, Baekhyun tak mampu lagi bertahan. Ia turun dari kursi dan berlari ke kamar mandi lalu disusul suara muntahan.

Air mata Baekhyun mengalir lebih deras, karena ia menangis juga karena ia muntah. Seluruh makanannya yang bahkan belum tercerna dimuntahkan. Perutnya kembali kosong. Baekhyun duduk bersandar di samping toilet, ia tidak peduli jika bajunya basah. Ia hanya butuh mengatur napasnya sejenak. Setelah dirasa cukup tenang, Baekhyun berdiri, membasuh mulut dan wajah kemudian keluar dari kamar mandi. Ia membaringkan tubuhnya di kasur setelah mengganti celana. Menutupi hampir seluruh tubuhnya dengan selimut dan mulai tertidur. Tidur pagi memang kebiasannya.

Hari sudah siang ketika Baekhyun membuka mata. Ia menyibak selimut yang mengurung tubuhnya, dan menemukan bahwa ia nampak seperti seseorang yang selesai mandi. Badannya basah karena keringat. Kemarau memang sedang panas-panasnya, tetapi ia hanya terbiasa tidur berbalutkan selimut. Sayangnya, AC di kamar dalam keadaan off.

Baekhyun turun dari ranjang, ia berniat mandi. Langkahnya berhenti tatkala ia mendengar suara-suara ribut di luar kamar. Akhirnya, Baekhyun memutuskan untuk mencari tahu apa yang terjadi.

Baekhyun berdiri, memperhatikan dua insan berbeda kelamin yang sedang beradu mulut. Dua orang itu nampaknya terlalu fokus pada pertengkaran mereka, tidak menyadari kehadiran makhluk mungil di samping mereka.

"Aku ingin pakai gaun yang itu!" teriak seorang gadis. Ia memukul-mukul pemuda di depannya.

"Tidak! Itu terlalu terbuka! Ya ampun, berhenti memukulku!" jawab pemuda itu.

"Memangnya kenapa? Kau ini posesif sekali, sih!"

"Tentu saja karena aku mencintaimu."

Baekhyun seolah-olah mendengar suara gelas pecah dalam imajinasinya. Ia meremas dada kirinya, jantungnya berdetak cepat dan menyakitkan. Hanya saja ia tidak mengerti kenapa.

"Cha-chanyeol," panggil Baekhyun, mengalihkan atensi pemuda tadi dari sang gadis. Pemuda itu menoleh ketika sebuah suara memanggilnya.

"Kenapa?" tanya Chanyeol singkat. Tak seperti sebelum gadis itu muncul di antara mereka. Setiap kali Baekhyun memanggilnya, Chanyeol akan tersenyum lebar kemudian memeluk atau paling tidak mengusap kepala Baekhyun lembut sambil menanyakan maksud dari sang hybrid memanggilnya. Hanya saja sekali lagi, Chanyeol berubah.

Ridiculove (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang