1.ORANGE

92 10 7
                                    

Bismillah
Sebelumnya terima kasih sudah mau baca, mudah -mudahan karya ini memberikan manfaat kepada pembacanya.
Kalau suka follow dan vote ya..
Makasih

Happy reading
Maaf kalo ada yang typo dan tidak terlalu mengikuti kaidah-kaidah penulisan, saya mengambil tulisan praktis, tulis dulu, edit all belakangan.

"Nama saya Jingga dan suka dipanggil Orange".

Nama panggilannya aneh, pikirku ketika melihat sosok murid baru di depan kelas, penampilan nya rapi tapi tidak terkesan nerd, yang bikin rada aneh tas kerut yang digandongnya terlihat belel.

Rambutnya hitam panjang dan lebat dikucir kuda, perawakannya tinggi, sepatunya lusuh seperti warna hitam yang berubah menjadi warna abu-abu, kelihatannya sih orang susah yang bersemangat untuk belajar dan berharap kehidupannya akan berubah dengan sekolah.

Aku yang mengantuk tidak terlalu mendengar dari mana dia berasal, hari ini aku tidur malam sekali mengerjakan PR khusus dari bu Rida akibat dari terlambat masuk di jam pertama ia mengajar, akupun menandainya sebagai guru yang harus diwaspadai, tidak boleh ada protes dan salah di matanya, everything must be perfect! hiyyy... (manusia itu gak ada yang perfect bu) tuh kerudung ibu kurang rapi.

Murid baru itu, maksudnya Jingga mencolek bahuku sambil meminta ijin untuk duduk sebangku dengannya, aku yang mengantuk hanya bisa mengangguk, buat hari ini saja boleh, besok tidak boleh, ada Vivi.

"Jingga, aku panggil kamu Jeruk aja ya?! Jingga langsung menoleh kepadaku, ia hanya tersenyum, padahal aku sedang meledeknya, terus terang nama itu tidak cocok untuknya, nama western tapi penampilannya lusuh begitu.

"Kenapa pindah sekolah? tanyaku, tapi di pertanyaanku yang kedua dia begitu tampak memperhatikan Bu Isma, seolah Bu Isma itu adalah objek yang paling menarik di kelas ini, saking fokusnya dia memperhatikan, aku sampai dicuekin. Sedikit kesal sih, tapi biarin aja lah.

"Maaf, tadi kamu nanya apa? Aku nggak denger jelas". Jingga menatapku seperti ingin dimaklumi dengan sikapnya yang tadi.

"Lupain aja" seruku jutek, Jingga seperti takut membuatku tersinggung lagi, dia lebih memilih diam dan meneruskan konsentrasinya ke whiteboard.

*****

Bel istirahat berbunyi, aku yang terbiasa ke kantin sekolah langsung beranjak dari bangku, rasa lapar dan jenuh segera ingin mengusirku dari kelas, Jingga mengeluarkan sesuatu dari tas bututnya, kaki ku seperti tertahan, penasaran.

"Mau kue? Enak lho" Jingga bisa menangkap rasa ingin tahuku, dia menyodorkan kue, dari kotak kardus putihnya terlihat aneka jenis kue yang berjejer rapi, mulai dari brownies, kue lapis, cup cake juga ada.

"Kamu jualan?" Tanyaku heran.
"Iya, murah kok, cuma lima ribu, ukuran kuenya juga bisa bikin kenyang, nggak akan rugi deh" Serunya mempromosikan kue miliknya.

"Bikinan siapa?" tanyaku, aku termasuk orang yang higienis.
"Ibuku".
"Bersih dan sehatkan?" tanyaku tidak suka berbasa-basi.

"Insya allah, bersih" serunya, meskipun aku tidak yakin. Terkadang orang memanfaatkan kata insya allah hanya untuk menyamarkan jawabannya, atau mungkin Jingga tidak yakin dengan masakan ibunya.

"Bersih kok, masa harus bikin daftar BPOM dulu sih ". Pernyataannya membuat aku tertawa kecil.

"Iya dong sekalian sama bikin label Halalnya " tambahku, she knows how to make a joke.

DEBRINA (TEMAN HIJRAH) On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang