"Deb, hayu atuh, kita udah di gerbang rumah kamu. " suara Oren dari telpon."Ok, aku keluar ya." Kuputuskan untuk menghampiri mereka diluar, mungkin demi efisiensi waktu, mereka lebih memilih menunggu kedatanganku dari luar. Ok nice, aku jadi seperti Putri yang ditunggu oleh pengawal.
"Assalamualaikum! " sapaku ketika melihat punggung mereka. Merekapun berbalik badan dan melihatku dengan jelas.
"Debri!? " mereka kompak memanggil namaku kemudian tertawa.
"Hellow, what's wrong? It's hard to figure out! " aku mulai meledak, aku tidak merasa seperti alien atau sejenis mahluk aneh dengan apa yang aku pakai sekarang.
"Wait ... We are OK... Just.. Haha.... You look too good." jawab Oren terdengar absurd. If I am good, so why do you laugh?
"Deb, sorry, bukan kita ngeledekin, cuma kita nggak nyangka, gaya kamu perfect banget jadi muslimahnya ngelebihin kita malah, surprise dan gak nyangka, itu yang bikin kita ketawa, sekali lagi sorry ya." Maria meluruskan semuanya.
Akupun mencoba memakluminya sambil memperhatikan pakaian seperti apa yang mereka pakai.
Ok, first from Maria :
Dia memakai baju panjang berwarna coklat muda dengan rok berwarna coklat tua dan ada motif bunga-bunga kecil, kerudungnya berwarna beige, gayanya khas Maria. Sepatunya pantofel berwarna senada dengan baju yang dipakainya. Without shocks.Second, from Oren :
Rambut yang terkesan kumalnya tertutup dengan jilbabnya yang berwarna warni seperti pelangi, model bajunya seperti gamis, mungkin dia pinjam dari ibunya, tapi untuk pertama kalinya, aku lihat Oren sangat pantas memakai sesuatu. Jilbab cocok untuk nya.Third, from me :
Mama memberiku sebuah khimar, katanya sih begitu. I don't know lah! Yang pasti itu dari teman Mama sesama pemilik butik, katanya itu hadiah spesial untuknya. Blouse berwarna biru muda dengan khimar panjang menutupi bagian depan dan belakang termasuk tulang selangka.Model jilbab syar'i katanya, lengkap dengan manset dan kaos kakinya. Sepertinya teman Mama bermaksud menyuruh Mama untuk cepat insyaf.
Ku tanggapi dengan alasan yang logis, dan tidak mau terintimidasi oleh apa yang aku pakai. And I don't wanna tell them about the story of my style. Cukup aku, Mama dan Allah saja yang tahu.
"Biarin dong, namanya juga totalitas. " seruku sangat percaya diri.
"Good job. " seru Oren dibalas dengan anggukan Maria.
"Kamu jadi terlihat sholehah daripada kita. " serunya lagi. Kubalas dengan senyum tidak jelas. Bingung juga bagaimana harus menanggapinya.
Setelah aku mengambil tas selempang yang tertinggal kamipun siap meluncur ke tempat tujuan.
Bismillahirrahmanirrahim.
Kataku dalam hati, entah kenapa baju ini membuatku jadi merasa ingin mengucapkan hal-hal yang baik. Malu sama baju, eh sama Allah tentunya.
*******
Sesampainya disana kamipun langsung masuk dan duduk mendengarkan kajian yang baru saja dimulai, tema kajiannya adalah Pendidikan Islam, aku tidak tahu siapa yang berbicara, tapi yang jelas gelarnya profesor doktor.
Ada beberapa penjelasan yang aku tangkap darinya, mulai dari pengertian pendidikan islam dan tujuannya. Tapi yang paling ingin aku garis bawahi adalah tujuan manusia, ya, manusia tidak serta merta diciptakan jika memang tidak ada tujuannya.
Islam menghendaki manusia agar dididik supaya mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup manusia menurut Allah ialah beribadah kepada Allah.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEBRINA (TEMAN HIJRAH) On Going
SpiritualBerasal dari keluarga kaya, jutek tapi baik hati membuat Debrina menjadi murid yang paling exclusive dan disegani, hidupnya menjadi menarik ketika bertemu dengan Oren dan Maria. Formasi pertemanan yang paling unik, yang menghantarkan Debrina pada Ja...