12. BIRO JODOH

47 6 0
                                    

"Siapa Bi? " tanyaku kemudian menemukan sosok Rio yang berdiri dihadapan pintu.

"Rio... De janeiro? " aku yang kaget malah mengatakan hal yang aneh.

"Itu Ibu kota brazil, ini Rio Gunawan. " serunya tanpa basa-basi.

"Kamu baru selesai shalat? " tanyanya yang aneh melihat penampilanku yang masih mengenakan mukena.

"Baru mau. " kataku masih kaget.

"Jam segini?.... Kamu shalat dulu aja sana, nanti keburu waktu akhir, aku tunggu kamu di sini. " serunya kemudian masuk dan duduk di kursi.

Stress kali si Rio?? pikirku, yang merasa aneh karena dia bisa mendominasi keadaan, padahal dia hanya seorang tamu yang baru saja datang. Tapi karena perkataan Rio ada benarnya, akupun tidak berkata apa-apa dan langsung meninggalkannya untuk shalat dzuhur.

Setelah shalat kemudian akupun segera melipat mukena, karena merasa sudah ditunggu oleh Rio dan penasaran juga dengan kedatangannya akupun tidak jadi berdoa dan curhat kepada allah tentang Dony.

Terlihat Bi Lina sudah memberikan Rio minuman bersoda kesukaannya, dia tahu sekali memanfaatkan situasi dan keadaan orang yang dikunjunginya. Aku yakin ketika ditawari minum Rio pasti minta request khusus kepada Bi Lina, malu-maluin aja!

"Ada apa Yo? " tanyaku kemudian duduk menghadapnya di kursi.

"Aku pikir kamu sakit. " kata Rio, aku baru mendengar lagi suaranya yang khas.

"Aku ijin kok, ada keperluan keluarga. " seruku.

"Kamu nggak marah? " tanyaku kemudian.

"Emangnya aku marah kenapa?" tanyanya membuatku bingung menjawabnya, kujawab saja dalam hati :

Aku pikir, kamu marah karena aku deket dan suka di jemput sama Dony, dan kamu pernah bilang kalo kamu mundur saja karena tidak suka bersaing, kamu juga tidak mau ngomong sama aku selama seminggu ini. You have many reasons to be angry Yo! Dan aku juga nggak tahu kamu ke rumah ini mau ngapain?!  Mau ganggu hubungan aku sama Dony?? listen to me Rio! aku sudah sangat mencintai Dony. Thank you! Your attention will be nothing for me.

"Marah karena aku udah jadian sama Dony. " kujawab langsung saja begitu.

"Kenapa aku harus marah? " tanyanya membuatku ingin sekali melakukan tindak kriminal.

"Ikh,, " aku kesal.

"Lho kenapa jadi kamu yang marah? " tanyanya sok keheranan, Rio berubah jadi menyebalkan.

"Emang nya kamu ngapain ke rumah? " tanyaku.

"Aku kan tadi udah bilang, aku pikir kamu sakit, jadi aku mau nengokin kamu. " ujarnya.

"Kenapa kamu harus peduli? " tanyaku, tanggung akh... Sekalian aja berdebat.

"Karena aku nggak bisa ngelupain kamu. " ujarnya membuatku diam sebentar karena kaget.

"Jangan jadi perusak hubungan orang deh." kataku tegas, aku harus tahu maksud Rio yang sebenarnya.

"Ikh...  Aku nggak serendah itu Deb, aku cuma mau bilang makasih atas perhatiannya."
ujarnya masih dalam ekspresi yang serius dan misterius.

"Perhatian apa? " tanyaku mengerutkan kening.

"Atas Lemon tea dan tissue yang kamu kasih ke aku lewat Dinda."

"Dinda cerita? " tanyaku.

"Oh berarti itu benar dari kamu." serunya seperti menjebak.

"Maksudnya apa sih? " tanyaku. Kesal juga dengan Rio.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 17, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DEBRINA (TEMAN HIJRAH) On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang