"Apa yang menarik dari aku Don?" tanyaku masih dalam perjalanan pulang.
"Terkadang kita tidak punya alasan untuk tidak suka kepada seseorang, begitupun dengan menyukai seseorang, anggap saja itu chemistry, alasan yang lainnya, saya sudah bilang tadi, you are my type. " serunya.
Akupun tidak punya alasan lagi untuk menanyakan hal yang sama. That's enough.
"Kamu kenapa mau terima saya? " tanyanya balik. Sangat tidak mungkin kalau aku bilang karena dia mirip Lee Min Ho, nanti reputasiku berubah menjadi anak alay, apalagi aku punya alasan yang kuat kenapa menerima Dony sebagai pacar.
"Kaya dan ganteng kamu punya, tapi percuma kalau attitude kamu nggak baik, aku nerima kamu karena kamu orangnya gak neko-neko, down to earth, smart, dan hal yang paling penting adalah......Kamu nggak ngerokok. " ujarku.
"Sama. " katanya pendek.
"Sama apanya? " tanyaku.
"Sama, saya suka sama kamu karena kamu nggak ngerokok. " serunya bermaksud bercanda.
Kami tertawa meskipun itu tidak lucu, aku jadi ingat Rio yang kehujanan, kebahasan di pinggir jalan dengan motor vespanya. Is he allright?.
******
"Mama kamu nggak kaget lihat kamu pake jilbab? " tanya Maria pagi-pagi di kelas.
"Nggak, itu kan baju dari Mama. " seruku, kami duduk berdua, Oren sudah pergi untuk berkeliling menjajakan dagangannya ke setiap kelas.
"Oh... Terus gimana katanya? "
"Kemarin pas di butik Mama memuji, katanya aku cantik. " seruku sangsi kalau Maria tidak mendengarnya."Terus? " tanyanya seakan ingin menanyakan kelanjutanku untuk memakai jilbab, aku mengerti arah pembicaraannya.
"Terus gimana? " tanyaku balik.
"Ya gimana lagi kelanjutannya?" tanyanya, antara kelanjutanku memakai jilbab atau kelanjutan apa yang dikatakan Mamaku. Terdengar ambigu.
"Ya udah gitu aja. " jawabku, beranggapan saja ia bertanya tentang pendapat Mama selanjutnya.
"Oh... " ucapnya pendek.
Actually, I have got conclusion. Maria secara tidak langsung sedang memberikan pengarahan, aku tahu maksudnya baik dengan mengajakku untuk memakai jilbab. Tapi aku belum terpikir untuk memakainya dalam waktu sekarang ini. Dan aku yakin Maria juga melakukan hal yang sama kepada Oren.
"Oh iya, Mama juga bilang, kalau dia senang dengan perubahanku, katanya kalau aku jadi anak yang sholehah, berarti aku bisa kirimin doa untuknya kalau dia sudah meninggal nanti. " ujarku menambahkan.
"Mamamu bilang gitu? " tanya Maria tidak percaya. Aku mengangguk sambil tertawa kecil, maksudnya itu bukan hal lucu tapi apa yang Mama katakan lebih terkesan ibu yang berharap terhadap doa anaknya, bukan sebaliknya. Apalagi masalah umur kan rahasia Allah.
"Ada-ada aja ya Mama kamu. " serunya.
"Iya, tapi apa emang bener gitu Maria? " tanyaku.
"Iya, setahuku ya Deb, semua amalan kita akan terputus setelah meninggal kecuali yang tiga, pertama amal jariyah, dua, ilmu yang bermanfaat dan tiga, doa anak sholeh atau sholehah yang mendoakan kedua orangtuanya. " ujar Maria.
Aku baru tahu, Mamaku ternyata memang benar, nanti aku akan menanyakan perihal sholat dan membaca al-qur'an, ini adalah jalan untukku bertanya kepadanya, sepertinya Mama tahu dasar agama, terbukti dia tahu tentang hal itu.
"Deb, Rio sakit. " tiba-tiba Vivi yang baru datang dengan semangat mengabariku.
"Sakit apa? " tanyaku meskipun aku bisa menebak Rio sakit karena kemarin kehujanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEBRINA (TEMAN HIJRAH) On Going
SpiritualBerasal dari keluarga kaya, jutek tapi baik hati membuat Debrina menjadi murid yang paling exclusive dan disegani, hidupnya menjadi menarik ketika bertemu dengan Oren dan Maria. Formasi pertemanan yang paling unik, yang menghantarkan Debrina pada Ja...