Akhir-akhir ini ibu kota sering sekali di guyur hujan, seperti malam ini hujan turun cukup lebat membuat siapa saja pasti lebih memilih untuk berdiam diri di rumah, begitu juga dengan pasutri muda Gara dan Alana. Padahal si pasutri muda dengan bayi beruangnya berencana untuk makan di luar malam ini, tetapi sayangnya hujan tak kunjung reda sejak pukul 06.00 sore, baik Gara maupun Alana akhirnya lebih memilih untuk berdiam diri di apartemen saja mencari aman untuk si kecil Ayel. Ya baby Ayel memang tidak tahan dengan cuaca dingin, karena itu bisa saja menyebabkan Ayel kedinginan hingga berujung sesak napas. Akhirnya si cantik pun lebih memilih memasak ketimbang makan keluar dengan cuaca seperti ini.
Seperti saat ini, Alana tengah fokus berkutat dengan peralatan masaknya sedangkan sang suami Gara dan baby Ayel menunggu di ruang TV. Terlihat Gara tengah duduk di sofa dengan baby Ayel yang duduk di pangkuannya, saat ini keduanya tengah bermain playstation, lihat saja dengan stick game yang ada di tangan baby Ayel yang tentunya dengan bimbingan sang ayah. Gara dengan sabarnya mengajari sang anak bermain, padahal ia tengah menggunakan nebulizer nya.
"Yayaa, tida bole tembak tembak sepelti itu, kasian nati olan na menindal bagamana," oceh baby Ayel dengan nada bicaranya yang terdengar sedikit kesal, lucu sekali.
"Kenapa cil? Itu kan musuh aku jadi aku harus lawan kalau ga nanti aku yang meninggal dong," sahut Gara yang masih fokus menatap layar TV besar di depannya.
"T-tapi tapi kasian olan na menindal, yayaa halus jadi olan baik tida bole sepelti itu," baby Ayel menyahut lagi membuat sang ayah terkekeh pelan.
"Sebentar cil," Gara menurunkan sang anak dari pangkuannya.
Sudah sekitar 20 menit Gara menggunakan nebulizer nya, setelah di rasa cukup ia mematikan mesin nebulizer nya dan membuka sangkup masker oksigen yang menutupi area hidung dan mulutnya.
"Uhuk, uhuk.." Gara beberapa kali terbatuk dan terlihat mengambil napas dalam.
"Ugh.. cup cup cup," dengan sok tau nya tangan mungil baby Ayel terangkat untuk menepuk nepuk dada sang ayah.
Gara terkekeh pelan melihat tingkah lucu sang anak, lalu kembali membawa tubuh mungil anaknya ke dalam pangkuannya setelah membereskan nebulizer yang baru saja ia gunakan.
"Pinternya anak Gara," Gara menciumi gemas pipi gembil sang anak.
"Hihi suda cium cium na yayaaa.."
"Nggak mau ah, abis nya Ayel gemes banget pangen aku HAP!"
"Aaaaaaa bubu~ Yel mu di mam sama Gala bubu!" adu Ayel seraya berteriak kecil.
"Ih ngadu ngadu sama ibu, awas ya aku beneran makan kamu!" Gara menggigit pelan pipi gembil sang anak.
"Aaaaaaa yaya suda Yel tida mau di mam sama yayaaa, Yel bukan mociiii!" rengek baby Ayel namun sang ayah seolah tuli.
Hingga tak lama dari itu terdengar suara 'You Lose' dari layar TV besar itu yang menandakan bahwa permainan telah berakhir dan Gara pun kalah.
"TUH KAN JADI NA KALAH YAYAAAAAAA!" seru baby Ayel dengan bibirnya yang mencebik lucu.
"Nggak apa-apa sayang, ini cuma game menang kalah sudah biasa," ujar Gara seraya mengecup pipi sang anak.
"Yel malah! Yel tida mau main game dol dol lagiiii!"
Baby Ayel yang merasa kesal pun turun dari pangkuan sang ayah lalu berjalan dengan kaki mungilnya menuju kamarnya.
"Heh cil mau kemana?!" seru Gara.
Tak mendapat sahutan dari sang anak pun Gara lebih memilih menyandarkan tubuhnya pada sofa lalu mulai memainkan ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Karel [COMPLETE]
FanfictionMenceritakan keseharian si kecil nan mungil Karel bersama orang tuanya Sagara dan Alana.