4. Terima kasih

28 8 4
                                    

"Apa-apaan sih, lo! Meluk gue seenak jidat, lo!" Seru Ayash dengan kesal kepada Graha. "Tau gini, mending tadi nggak usah gue tolongin." Kata Graha sambil mengipas-ngipas baju seragamnya. Beruntung, air yang disiram oleh Siska adalah air es bukan es teh. Kalau es teh, bisa-bisa lengket semua badan Graha.

"Sok gentle banget, sih!" Ucap Ayash dengan sinis. Indy yang menyaksikan itu hanya geleng-geleng kepala.

Graha, Ayash, dan Indy tengah berjalan di koridor menuju kelas mereka. Setelah kejadian di kantin tadi, Ayash langsung ingin cepat-cepat pergi dari kantin.

Tiba-tiba terdengar ada suara yang memanggil Ayash dari belakang. Mereka bertiga pun berbalik mencari sumber suara.

"Kak Deon?" Pekik Ayash senang. Deon menatap Graha, "Maafin apa yang dilakuin Siska tadi, ya." Kata Deon kepada Graha begitu sampai di tempat Ayash. Deon juga melihat ke arah Ayash.

Ayash menggelengkan kepalanya dan dengan cepat ia menjawab, "Nggak papa kok, Kak." Ayash tersenyum semanis mungkin.

Graha melongo. Seenak pantatnya aja nih cewek bilang nggak papa, lagiankan si Deon nanya ke gue, kok malah dia yang jawab, batin Graha dengan dongkol.

Padahal tadi, tubuh Graha cukup ngilu gara-gara siraman air es itu.

"O-oh bagus deh, kalo gitu. Nih, buat lo. Tadi gue lupa ngasih. Sorry, ya." Kata Deon lalu menyodorkan sebuah undangan. Undangan ulang tahunnya ternyata.

"Buat lo juga," Deon kembali menyodorkan undangannya kepada Indy, lalu tersenyum. Deon melirik Graha yang berada disamping Ayash. "Lo juga, dateng ya!" Suruh Deon.

Graha hanya mengangguk kecil, begitu juga dengan Indy. Berbeda dengan Ayash yang seperti anak kecil baru dibelikan es krim.

"Makasih, ya Kak. Aku pasti dateng, Kok." Kata Ayash dengan nada yang lembut, berbeda 180 derajat nada bicaranya ketika berbicara kepada Graha.

"Yaudah, kalo gitu. Gue ke kelas dulu, ya." Pamit Deon. "Iya. Hati-hati kesandung, Kak!" Kata Ayash dengan senang.

"Pencitraan," gumam Graha, seraya memalingkan wajahnya. Ayash memicingkan matanya, "Lo bilang apa tadi?! Lo pikir, gue budeg?!"

"Duuuh... ribut mulu deh! Udah yuk, ke kelas!" Kata Indy, heran dengan Graha dan Ayash yang dari tadi bertengkar terus.

🍃 🍃 🍃

"Ndy, nanti sore ke Mall, yuk! Beliin kado buat Kak Deon." Ajak Ayash kepada Indy, sambil berjalan menuju parkiran. Graha mengikuti mereka dari belakang.

"Bisa, jam 3 sore ya!" Kata Indy. "Oke. Sip!" Ayash mengacungkan jempolnya. "Gue duluan, yups!" Indy langsung berjalan ke arah mobilnya. Ayash melambaikan tangannya kepada Indy, mobil Indy pun telah melewati gerbang sekolah.

Setelah Indy berlalu, Ayash berjalan ke arah mobilnya. Ternyata, Graha sudah tiba dulu dan sudah berdiri di samping pintu mobil.

"Pintaaar!" Ucap Ayash lalu dengan nada yang meninggi, lalu mengacungkan jempol kanannya. Suaranya memekakkan telinga, siapa saja yang mendengar. Graha menarik napas, lalu menghembuskannya dengan kasar. Nenek lampir, batinnya.

Ayash celingak-celinguk. Melihat keadaan, apakah masih ada murid-murid di sekolah. Ternyata sudah lumayan sepi. "Bukain!" Perintah Ayash kepada Graha. Ayash merasa seperti princess di disney.

Graha membukakan pintu untuk Ayash. Tapi Ayash kaget, ketika Graha menaruh telapak tangan kanannya di puncak kepala Ayash, saat Ayash memasuki mobil.

TranquilityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang