2. Terima

53 14 1
                                    

Ayash bangun dari tidurnya, ia menguap lebar dan meregangkan otot-ototnya. Dilihatnya jam, sekarang menunjukkan pukul 06.00 WIB. Ayash segera berjalan menuju kamar mandi dans segera mandi.

Usai mandi, Ayash berpakaian dan bersiap-siap turun ke lantai bawah untuk makan bersama. Hari ini, Mami dan Papi-nya lagi ada di rumah.

"Hai Mam, Pap." Sapa Ayash kepada kedua orangtuanya.
"Hai juga, sayang." Balas Mami. "Mau selai srikaya atau coklat?"

"Srikaya, Mam." Jawab Ayash seraya tersenyum. "Cantiknya, anak Papi." Kata Papi sambil mengusap kepala Ayash.

"Ya iyalah, siapa dulu dong Papinya." Kata Ayash seraya tertawa dan bergelut manja kepada Papinya.

"Nih, rotinya. Ayo makan, Yash!" Perintah Mami yang telah meletakkan roti selai srikaya di piring Ayash.

"Yash, cowok yang kemaren bantuin kamu itu beneran temen sekelas kamu, kan?" Tanya Mami.

Ayash mengernyitkan alisnya, "Iya, Mam. Kenapa emangnya?"

"Ganteng," jawab Mami. Ayash melongo mendengar jawaban Maminya.

"Mami apaan, sih!" Kata Ayash lalu melahap rotinya. Mami hanya cengar-cengir.

"Temen apa temeeen?" Sindir Papi, lalu cekikikan bersama Mami. "Cuma temen, Pap." Kata Ayash lalu mendengus.

"Temen yang lama-lama jadi demen, Pap." Mami dan Papi tertawa nyaring. Ayash langsung bete dengan kedua orangtuanya ini. Mereka memang senang sekali menggoda Ayash.

Ayash memutar bola matanya dengan malas, lalu melanjutkan kegiatan sarapannya. Usai makan, Ayash berpamitan untuk berangkat sekolah.

🍃 🍃 🍃

"Yash, buruan dong! Gue laper banget, nih!" Seru Indy di depan pintu toilet.
"Sabar, dong. Nggak sabaran banget, sih!" Ayash berdecak kesal dari dalam toilet.

"Lo lemot banget kaya nenek-nenek!" Kata Indy sambil memanyunkan bibirnya. Tak lama, Ayash keluar dari toilet. Mereka berdua pun berjalan menuju kantin.

Tiba-tiba, ada Deon. Kakak kelas Ayash yang sudah lama Ayash sukai, sejak SMP hingga sekarang.

"Kak Deon, Ndy!" Bisik Ayash dengan girang kepada Indy. Indy langsung menengok ke depan. Terlihat Deon dan kedua temannya sedang berjalan juga menuju kantin.

Ayash berlari kecil dan menarik tangan Indy, untuk menghampiri Deon.

"Hai, Kak." Sapa Ayash seraya menunjukan gigi-giginya yang rapih dan putih.

Deon yang mendengar sapaan itu langsung menoleh dan mendapati Ayash disampingnya. "Hai, juga." Balas Deon dengan senyum manisnya, lalu melirik pada Indy.

Indy yang dilirik seperti itu menjadi salah tingkah. "Kakak mau ke kantin?" Tanya Ayash berbasa-basi.

"Iya, kita mau ke kantin." Jawab Ridho, teman Deon. "Woy, yang ditanya itu si Deon. Bukan elo!" Kata Eza, lalu menoyor kepala Ridho.

Ayash dan Indy hanya tertawa, lalu Ayash menatap Deon untuk meminta respon. "Iya," jawan Deon, tak lupa dengan senyum menawannya. Membuat Ayash klepek-klepek.

Ayash terpana dengan ketampanan kakak kelasnya itu. "Oh, yaudah deh kalo gitu. Silahkan, Kak." Kata Ayash.
Deon pun mengangguk dan tersenyum lagi kepada Ayash, lalu langsung melanjutkan perjalanannya ke kantin.

Ayash mencengkram lengan Indy, "Gak nahan, Ndy!" Pekik Ayash. Membuat Indy hanya bisa menutup telinganya.

🍃 🍃 🍃

Graha sudah berada di ruang tamu rumah Ayash. Ayash yang melihat Graha ada dirumahnya, langsung bingung. Dihadapan Graha sudah ada Mami Ayash. Papi Ayash sedang pergi ke rumah sakit untuk menjenguk temannya yang sakit.

"Ada apa nih, Mam?" Tanya Ayash kepada Maminya. "Sini, duduk dulu." Suruh Mami lalu menepuk sofa disebelahnya.

Ayash langsung duduk di samping Maminya. "Jadi gimana?" Tanya Mami kepada Graha. "Saya terima tawaran Tante." Jawab Graha mantap.

Terima? Tawaran? Terima tawaran apaan? Tanya Ayash dalam hati. Ia bingung apa yang telah dibicarakan oleh Maminya dan Graha.

"Oke, mulai besok kamu bisa memulai semuanya." Kata Mami Ayash dengan senang. "Muka kamu udah diobatin, nggak?" Tanya Mami Ayash dengan khawatir.

"Udah kok, Tan." Jawab Graha, lalu tersenyum simpul. Mami Ayash mengangguk dan menoleh kepada Ayash, melihat tampang bingung Ayash Mami langsung menjelaskan. "Mulai besok, kamu akan dijaga terus diawasin sama Graha. Kalo kamu macem-macem, Graha bakalan lapor ke Mama." Jelas Mama Ayash.

"What? Dijaga? Diawasin? Mami kira aku anak TK? Pake dijaga sama diawasin segala!" Ayash mengerucutkan mulutnya dan melipat tangan di depan dada.

"Mami udah tahu, apa yang terjadi sama kamu kemarin. Graha udah jelasin semuanya. Mami nggak mau kamu kenapa-kenapa. Ada orang jahat yang mau ganggu kamu. Kalau Graha ngawasin kamu, Mami juga bisa tahu kelakuan kamu kaya gimana nanti. Kelakuan kamu di sekolah dan kelakuan kamu di luar sekolah, kalo Mami lagi di luar kota." Kata Mami sambil mengelus rambut Ayash.

Kemudian Bi Imah datang membawakan tiga gelas jus jeruk dan diletakkan di atas meja.

"Oh, iya Gra. Mulai besok tolong kamu jemput Ayash ya!" Ucap Mami kepada Graha yang dari tadi diam.

"Iya, Tan." Jawab Graha lalu tersenyum. Ayash yang melihatnya langsung menatap tak suka. Sok manis, cibirnya.

"Maaam, Ayash malu. Apa kata teman-teman Ayash nanti, kalo mereka tahu Ayash diawasin sama Graha. Ayash kaya anak kecil, Mam." Rengek Ayash kepada Maminya.

"Yaaa... Nggak usah dikasih tahu. Gitu aja kok, repot." Mami berujar dengan santainya. Ayash melongo mendengar jawaban Maminya.

Graha yang mendengarnya hanya tertawa kecil. Ayash langsung melotot ke arah Graha. Membuat Graha terdiam.

"Nggak ada bantah-ngebantah. Kalo kamu ngebantah, Mami cabut semua fasilitas kamu." Kata Mami dengan nada yang mengancam.

Ayash membulatkan matanya, ia terkejut. Ngeri juga kalau fasilitasnya dicabut, bisa-bisa rambutnya jadi seperti sapu ijuk gara-gara tidak ke salon.

Ayash berpikir sejenak, enak juga kalau misalnya dijaga dan diawasi sama Graha. Toh, Graha bisa diajak bekerja sama untuk urusan pergi kemana pada malam hari.

Ayash menyeringai. Ada untungnya juga, pikirnya. "Iya deh, Mam." Kata Ayash kepada Maminya.

"Iya apa?" Tanya Mami mengkerutkan keningnya. Ayash berdecak, "Iya itu tadi, soal diawasin sama Graha. Ayash setuju, kok."

Mami tersenyum. Lalu kembali mengusap rambut Ayash. "Gitu, dong. Anak yang nurut..." kata Mami lalu mengusap pipi Ayash.

Graha yang menyaksikan itu, langsung geleng-geleng kepala. Anak mami banget, gumamnya. Graha tidak bisa membayangkan bagaimana nanti hari-harinya yang akan menjaga si Ayash anak manja dan sejumlah sifat lainnya yang belum ia ketahui. Secara tak sadar, Graha memijat pangkal hidungnya sendiri.

Mulai besok, harus siap Gra...


Jangan lupa voment-nya ya, jangan dibaca aja. Akunya jadi sedih tauuu:(

TranquilityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang