Bertemu

2K 283 75
                                    

Ini ga aku edit lagi, jadi kalo ada typo mohon maap lahir batin yheaa,

Katanya kalo merindu obatnya ketemu
Nyatanya ketemu ga segampang merindu
/apaan/



























Daniel tidak pernah tahu jika dimalam musim dingin dengan angin yang benar benar menusuk sampai ke tulang ia akan berlari seperti orang kesetanan.

De javu, ia pernah berlari dengan menerima umpatan dari orang-orang yang ia tabrak sembarang.

Nafasnya memburu. Beruntung ini musim dingin, jadi tak ada keringat yang membuat rambutnya lepek dan membuat penampilannya makin berantakan.

Pintu rumah Woojin masih terbuka. Daniel melangkah pelan masuk ke dalam, ia mengedarkan pandangannya.

Dan, mata segarisnya bertemu dengan mata bulat yang dirindukannya. Mata bulat itu tampak terkejut saat bertemu pandang, tak lama mata bulat itu berair.

Wanita dengan mata bulat itu, Jeon Jangmi berdiri dari duduknya. Matanya tak pernah lepas dari mata tajam Daniel. Satu tetes berhasil terjun dari mata bulatnya disusul dengan tetes tetes lain yang lebih deras. Wanita itu menggigit bibir bawahnya, menahan isakan.

"Daniel~" panggilnya.

Daniel melangkah pasti, merengkuh tubuh mungil wanitanya. Tubuh Jangmi hampir tak terlihat saat Daniel membawanya pada pelukan hangatnya.

Isakan Jangmi teredam di dada bidang milik Daniel. Ia menangis, entah untuk kepergian ibu Woojin atau karna rindu yang kini sudah sedikit  terobati.

Daniel mengelus punggung sempit Jangmi, sesekali memberikan kata-kata yang sekiranya bisa menenangkan Jangmi.

"Tak apa, menangislah. Aku ada disini."

Cukup lama mereka tenggelam dalam kehangatan dan fikiran masing masing.

Jangmi yang pertama melepaskan diri dari kehangatan tubuh Daniel. Ia menunduk.

Daniel menghela nafas, ia mengangkat dagu Jangmi lembut. Mata keduanya kembali bertemu. Daniel tersenyum, ibu jarinya bergerak menghapus air mata dipipi Jangmi.

"Sudah cukup, jangan menangis lagi. Ku mohon." pintanya.

Entah siapa yang mengendalikan tubuh dan otak Daniel. Ia maju selangkah lebih dekat dengan Jangmi. Wajahnya mendekat, bibirnya mengecup kedua kelopak mata bulat favorit Daniel.

Tersenyum setelahnya, Daniel dapat melihat Jangmi terkejut dengan perlakuannya. Sebenarnya bukan hanya Jangmi yang terkejut, karna Daniel pun lebih terkejut dengan sikapnya.

Jangmi tersenyum pahit, "Woojin." cicitnya.

Daniel kembali mengedarkan pandangannya, ia tak melihat Woojin.

"Dimana Woojin?" tanya Daniel.

Jangmi menunjuk pintu kamar yang tertutup.

"Dia disana, tidak mau keluar."

Daniel melangkah mendekati pintu itu, mengetuknya pelan.

"Woojin-ah?"

"......."

"Lee Woojin, ini hyung. Daniel hyung."

"......"

"Bisakah Woojin membuka pintunya? Hyung merindukanmu."

"......"

"Tidak mau ya? Apa Woojin tak rindu pada hyung?"

"......"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Rich Boyfriend [Kang Daniel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang