Hyung~

1.5K 225 1
                                    


Jeon Jangmi

Mendengar namanya saja sudah bisa membuat Daniel tersenyum. Daniel tak perlu lagi meragukan perasaannya. Perlukah ia mengatakannya? Aku menyukainya.

Tapi bagaimana perasaan Jangmi padanya? Ah masa bodoh tentang itu. Toh untuk sekarang mereka menikmati status mereka sebagai "teman" kan?

Cukup Jangmi ada di sisinya, Daniel cukup bahagia karena itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Kang Daniel berhentilah menggangguku!" gerutu Jangmi.

"Kau harus menjawab pertanyaanku dulu." elak Daniel.

Jangmi mengabaikannya. Ia tetap melanjutkan pekerjaannya, membersihkan meja pelanggan dengan kain. Dan, jangan lupakan Kang Daniel yang sedari tadi mengekor dibelakangnya. Beruntungnya Cafe sedang sepi.

"Kau mau?"

"Ya?"

"Jeon Jangmi, jawab pertanyaanku dulu!"

"APA?" kesal Jangmi.

Butuh waktu 3detik untuk Daniel mencerna apa yang terjadi. Apa yang terjadi disini?

"Aku takut." cicit Daniel

Jangmi harus menahan tawanya karena Daniel.

"Apa kau berteriak padaku?" tanya Daniel.

Ya Tuhan wajah shock Kang Daniel benar-benar menghibur Jangmi.

"Kau membuatku kesal." jawab Jangmi.

"Kau tak kunjung menjawabku!"

"Apa yang kau tanyakan Kang Daniel?"

"Weekend nanti ayo habiskan waktu denganku."

"Kau bukan sedang memberikan pertanyaan tapi memberikan pernyataan, Kang."

Daniel tertawa, "Benarkah?"

Mulai sekarang, saat Daniel tertawa ada satu orang yang akan ikut tertawa. Ya, orang itu Jeon Jangmi.

Keduanya tertawa geli. Menyadari apa yang terjadi.

Cklek!

Pintu Cafe terbuka. Atensi Jangmi dan Daniel teralihkan.

"Noona~"

"Oh Woojin-ah, kemari."

Bocah bernama Lee Woojin itu berlari ke arah Jangmi dengan senyum lebarnya.

Mata sipitnya melirik seseorang disamping Jangmi.

"Daniel hyung?" tanyanya memastikan.

Daniel berlutut, mensejajarkan tingginya dengan Woojin.

"Aku senang kau mengenalku." ujar Daniel dengan senyum lebarnya.

"Untuk apa kau kemari?" tanya Daniel heran.

"Woojin ingin membeli roti untuk ibu." jawab Woojin.

"Ingin noona belikan?" tanya Jangmi.

Woojin menggeleng.

Jangmi mengernyit bingung. Ia ikut berlutut mensejajarkan tingginya dengan Woojin.

Oh siapapun yang melihat mereka, pasti akan berfikir Woojin tengah merajuk pada kedua orangtuanya.

"Lalu, untuk apa Woojin kemari?" tanya Jangmi.

"Aku ingin bertemu dengan noona." jawab Woojin dengan senyum lucunya.

"Imutnyaa."

"Hari sudah gelap. Kau kemari sendiri?" tanya Daniel.

"Tadinya belum terlelu gelap, hyung."

My Rich Boyfriend [Kang Daniel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang