Jatuh Cinta

176 40 12
                                        

Pulang sekolah, seperti biasa aku pulang bersama Clidy. Tak lazimnya hanya saja di depan kelas ada kak kelvin. Aku tak tahu mengapa kak kelvin ada di sana. Dia seperti menunggu seseorang, tapi yang aku lihat dia seperti berbeda saja dari biasanya dia terlihat lebih tampan dari biasanya yang ditambah balutan jaket di seragamnya. Aku tak tau harus bagaimana. Aku memperhatikan dia, namun sepertinya dia menyadari bahwa dirinya diperhatikan oleh seseorang, ya itu aku. Seketika dia menoleh ke arahku. Kalian tau apa yang aku lakukan? Aku cepat-cepat saja buang muka darinya, jelas saja aku sangat malu. Setelah aku berjalan lalu sejajar dengan dirinya, aku hanya tersenyum ramah dengannya. Dia meminta aku berhenti untuk meneruskan langkahku yang hendak pulang ke rumah bersama Clidy.

"Grace"

"Ya, ada apa kak?"

"Grace"

"Ya?"

"Grace"

"Kak Kelvin kenapa si?"

"Hahaha, enggak kok. Gue cuma pengen manggil lo aja"

"Gue kira apa, ya udah kak. Gue mau pulang dulu, udah ditunggu ma temen tu"

"Eh, tunggu bentar. Gue mau minta nomer WA lo"

"Hehe, ngomong dari tadi toh kak...., nih nomernya"

Ungkapku sambil menulis nomer WA ku di atas kertas putih lalu memberikanya kepada kak Kelvin.

"Thanks ya"

"Em, iya kak. Kalo gitu gue mau pulang dulu ya"

Jelas ku pada kak Kelvin, merunduk dengan separuh muka ku yang tertutupi oleh poni rambut yang tak ku jepit. Sekarang jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya naik turun tidak jelas. Jujur saja aku tidak sanggup menahan muka ku yang judulnya memerah ini.

•••

Sampai di depan pintu rumah, kak Kiki sudah bersama temanya di ruang tamu. Kak Kiki yang beberapa waktu lalu baru saja  tiba dulu di rumah.

Putra. Dia yang sekarang bersama kak Kiki, dan dua lainnya yaitu kak Choco dan kak Arie. Aku tak menyapa ataupun tersenyum pada mereka. Aku hanya jalan terus ke kamar dengan wajah lesuh.

Langsung saja aku membuka pintu kamar yang tertutup rapat itu. Aku tergeletak di atas ranjang ku sendiri. Tak berpikir apa pun, aku hanya ingat kejadian tadi pulang sekolah yang membuat aku begitu lelah sampai sekarang. Kalian tau itu? Tadi sewaktu pulang dari sekolah, aku dengan Clidy yang kesehariannya naik angkot. Tak  sangka di tengah perjalanan tepat di Jl. Damar, angkot yang kami tunggangi mogok begitu saja. Tak kuasa hati melihat supir angkot yang sudah tua dengan kulit keriput, yang kualahan  mendorong angkotnya sendiri di bawah terik matahari siang ini, menggugah hati ku dengan Clidy untuk membantu mendorongnya. Tak hanya kami saja yang membantunya, para penumpang lainnya juga ikut membantu.

Aku letakkan kedua tangan di permukaan angkot yang ada di depan mataku dengan dorongan yang di awali dengan aba-aba, satu-dua-tiga-dorong. Setelah lima atau delapan menit berlalu angkot pak Hakim, kerapnya di panggil begitu, sudah dapat dijalankan. Dia sangat terharu, aku malah lebih merasa kasihan padanya setelah setitik air matanya jatuh mengenai pipi kanannya. Memang hanya air mata sebelah kanannya saja yang tak bisa dia bendung dengan rasa kesenangan yang tak terduga dari ketulusan penumpang untuk membantunya.

•••

Ketokan pintu terdengar tok-tok-tok. Itu bi Asih mengajak ku makan, dengan suruhan kak Kiki.

Aku segera turun ke bawah untuk menemui kak Kiki. Di meja makan sudah dipenuhi makanan dan minuman beragam macam yang tak kalah atau bisa di katakan setimbang banyaknya dengan sang penyantap sajian tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 19, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tetangga KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang