Leah POV"Ohh, wanita ini"
"Hai,"lanjutnya.Kaget?
Tentu saja.
Kupikir dunia memang sangat sempit.
Bagaimana bisa ini terjadi padaku?
Kenapa harus aku?
Yaa, dunia memang sangat sempit.
Laki-laki yang menolongku.
Dia.
Dia disini. Dihadapanku. Tepat berdiri tak jauh denganku.
Kupikir, aku harus segera pergi. Ini bisa jadi masalah jika aku disini.
Mungkin, jika aku disini akan menjadi hari yang buruk. Bahkan menjadi petaka bagiku.
"Haii, kemana saja kau?"
Aku tidak peduli Ahjumma mengenalnya atau tidak sekarang. Yang terpenting aku harus segera pergi sekarang.
"Maaf, ahjumma. Aku harus pergi. Ada keperluan mendadak. Aku akan kembali lagi besok."
Aku berdiri, membungkukan badanku 45° dan langsung bergegas pergi menjauh dari sana.
Bukannya aku tidak menghargai kedatangannya dan langsung pergi tanpa menyapanya. Aku hanya takut. Aku tau aku payah. Jika saja aku tidak memiliki trauma ini. Mungkin, aku akan menyapanya. Sejujurnya, dia sangat manis. Tapi, itu tidak akan menghilangkan penyakitku jika aku berhubungan langsung dengannya.
Menunggu bus untuk pulang. Halte lumayan ramai hari ini.
Hanya butuh 10 menit, akhirnya bus tujuannya datang. Mencari tempat duduk yang cocok untuk ditempati.
Dekat jendela adalah pilihan yang cocok kupikir.
Bus melaju kembali.
Pikiranku hari ini kacau. Hari ini.
Entahlah, apakah ini bisa dibilang hari yang bahagia? Menyedihkan? Menyebalkan? Atau bahkan Kesialan?
Bagaimana bisa aku bertemu dengannya lagi setelah kejadian malam itu. Benar-benar sangat membingungkan. Mungkin, hanya sebuah kebetulan saja. Tapi ini sangat menyebalkan. Aku benar-benar tidak berharap untuk bertemu dengnnya lagi. Terlalu menakutkan.
Dia memang menyelamatkanku. Tapi, itu tidak membuatku bisa mengatakan bahwa dia adalah orang baik. Karena tak selamanya yang baik adalah baik. Dan tak selamanya pula yang jahat itu adalah si jahat.
Aku tidak bisa percaya dengan manusia lagi.
Kupikir, manusia terlalu kejam untuk dipercaya.
▪▪▪
Author POV
"Hari ini jadwal home schooling kamu kan?"ucap wanita paruh baya itu.
"Aku pikir begitu. Sebentar lagi Kim ssaem akan datang"
Wanita itu terdiam sejenak.
"Baguslah kalau begitu! Makanlah dulu, halmeoni sudah menyiapkan makan untukmu"
"Ohh, gomawo Halmeoni."
Gadis itu memeluk wanita paruh baya itu sekilas dan bergegas pergi ke dapur. Melihat ke meja makan, sudah banyak makanan yang tersaji disana. Leah memandang sebentar lalu mulai menyantapnya. Leah hanya mengambil beberapa sendok kimchi dan juga dubu-jorim.
Wanita paruh baya itu datang dan menghampiri Leah.
Hanya ada keheningan diantara mereka.
"Kemana eomma?"
Hingga Leah bersuara.
KAMU SEDANG MEMBACA
OWN UP
Fanfiction[ON-GOING, CHAPTERED] Malam itu menjadi padu Ketika hanya ada kesedihan dan keterpurukanku Kususun semua potongan kejadian dalam otakku Menjadikannya sebuah cerita yang tak tentu Kupikir semua akan membaik setelah itu Nyatanya hal pahit menyelimuti...