[ix - Senam]

122 16 0
                                    

Kadang, beberapa orang hanya menunda untuk bercerita, karena butuh kesiapan untuk menceritakan sesuatu yang melekat di hati.

♥-♥

Loli siap dengan pakaian senamnya, mamah Melda hanya mengantarnya sampai gerbang lapangan tempat senam berlangsung. Loli sudah melakukan beberapa pemanasan, walau sulit sekali, seperti, push up, dan lainnya.

"Mbak Loviana ya? Ayok mbak, gabung ke barisan, ya."Loli mengangguk. Lalu berjalan dan ikut berbaris, dalam hati Loli tersenyum miris. Yang senam hampir ibu-ibu semua, anak remaja hanya beberapa.

Satu kali senam pemanasan, sudah membuat Loli kecapean. Sampai mbak ketuanya, yaitu mbak Oppy menegur, "Ayok dong mbak Loli, semangat semangat!"

Loli tersenyum manis, "Iya, mbak makasi. Semangat!" Loli menggepalkan tangannya, dan mengangkat tangannya ke atas, tanda semangat.

Di pertengahan senam kedua, hape Loli bergetar, membuat Loli yang untungnya ada di pinggir barisan, bisa keluar dari barusan dengan mudah. Loli mengeryit, Dessi yang menelfonnya.

"Hallo Dess?" Sapa Loli sambil mengelap keringatnya yang meluncur di jidat. Terdengar, suara serak seperti habis menangis, membuat Loli khawatir, "Eh? Dessi, lo kenapa?!"

"G-gue, hiks, gue mau ketemu lo. Bisa enggak? Gue mau ceritain semuanya." Dessi memohon, Loli menggigit bibir bawahnya, "Oke, bisa. Gue izin dulu ya. Nanti gue ke rumah lo?"

"Nggak, jangan! Ke pinggir jurang aja, abis cerita, gue mau bunuh diri."Loli kaget, langsung mengumpat.

"Goblo, ntar di sangka gue penjahatnya pea. Jangan lakuin hal aneh Dess!"Loli paling nggak suka, kalau orang yang ada di sekitarnya yang ada masalah pasti memilih jalan bunuh diri.

"Iya enggak, bercanda gue. Liat aer terjun aja gue takut. Apalagi bunuh diri. Loli, kok suara lo kayak yang capek sih?"Dessi mulai berbicara normal. Loli bernafas lega.

"Iye, gue lagi senam. Oke, jadi ketemuan dimana bah?"untuk yang kedua kalinya, Loli bertanya lagi.

Terdengar gumaman pelan dari ujung sana, "Emm, di Taman Ayunan, mau?"

"Oke, tunggu."

--------


Loli yang masih memakai baju senamnya itu celingak celinguk mencari keberadaan Dessi di Taman. Mata Loli tertuju pada satu gadis yang keliatannya lagi ngupil, itu Dessi bukan ya?

Perlahan, Loli mendekat, dan ternyata benar, itu Dessi, "Woy! Ngupil ya lo tadi Dess?" sapaan macam apa itu? Loli langsung duduk di samping Dessi, Dessi juga menaruh gorengan dan minuman botol yang Ia beli untuknya dan Dessi.

Dessi kaget, "Ish! Enggak! Idung gue gatel, tadi abis mimisan."muka Dessi memerah, pasti tadi ada beberapa orang yang lewat dan mendengar ucapan Loli.

Loli terkekeh, "Iye, maaf. Masih mimisan enggak?" tanya Loli sambil membuka tutup botol minumannya.

Dessi menggeleng, "Enggak mimisan gue njir, iya tadi gue ngupil. Elu mah liat aib gue wae."gerutu Dessi, Loli yang sedang minum sampai kaget dan minumannya muncrat semua.

Dessi tertawa kencang, sedangkan Loli menahan tenggorokannya yang sakit. Loli mengelap bibirnya, lalu menatap sinis Dessi, "Bener kan, lo ngupil."

"Iya bener dih. Apaan? Mau gue kasih upil gue hah?"Dessi menyodorkan telunjuknya. Loli melotot, "Enggak! Cuci ih tangan lo itu."

"Iyaaaa ini mau gue cuci,"Dessi menunjuk botol minuman Loli, "Minta aer lo, buat nyuci." Loli memutar bola matanya malas, "Sini ah, jangan ampe kena telujuk lu Dess."

"Ebused, jijian amat lo njir. Upil gue bisa buat kaya raya lho."Kata Dessi di buat angkuh cara bicaranya. Loli yang mendengar itu membuat mimik muka seakan mual, "Lu kata upil lu berlian njer. "

"Hahaha, aer mana siniin ih."Kata Dessi sambil menarik botol minuman Loli. Loli menjerit, "AAAAA, Botol gue kena jari elo yang tadi di pake ngupil dong?"

Dessi lagi-lagi tertawa, "Ih enggak! Selow aja Loliiii."Loli mengangguk saja, perlahan ingat sesuatu alasannya datang kesini.

"Eh Dess--"

"Gimana senam lo?"Dessi sepertinya nggak sengaja memotong omongan Loli. Loli Menghela nafasnya, "Ya gitu, capek gue Dess."

Dessi mengangguk paham, masih dengan posisi membersihkan jari-jarinya. Loli merasa Dessi nggak akan nanya lagi, "Dess, mau cer--"

"Coba gue liat, badan lo langsing enggak nih?"Dessi Menghadap Loli yang menatapnya jengkel, "Kenapa lo Lol? Kok natap gue gitu?"

Loli mendecak, "Langsing gue! Di mimpi tapi hehehe, Udah, jawab, lo mau cerita apa?"

Dessi diam sejenak. Lalu dalam satu tarikan nafas, Dessi bilang, "Kakak gue, Dessa udah bangun dari koma."

-------

666 words!

Bapau Loli ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang