[ii - 1 dan O]

307 27 9
                                    

Sekolah, Adalah tempat yang bukan cuma buat mendapatkan ilmu. Karena sekolah, gue ngerasa, kalau gue hidup. Disana, ada duka, ada suka, tawa, bahagia, kecewa, baper, kesel, gedeg, semua deh.

♥-♥

Loli turun dari angkot-nya, tepat di depan pagar sekolah tercintanya. Sekolah SMK Nusa Bangsa. Loli tersenyum, karena di hadapannya sudah ada tiga guru yang selalu saja setiap hari ada di depan, untung menyita atribut yang tidak sesuai aturan.

Loli salim pada ketiganya, tapi, pada guru terakhir, tangan Loli di tahan oleh bu Fina, "Loviana Lidia Loli ya? Kelas Sepuluh 'kan?"Pertanyaan bu Fina, Loli mengangguk kaku, "Iya, bu. Kok ibu nyebut nama panjang dan nama panggilan saya bu?"

Bu Fina mengeryit sebentar, lalu tertawa, "Oalah, maaf ya. Ini, ibu mau ngomong sesuatu sama kamu."

"Ke-kenapa, bu?"Tanya Loli takut, pasalnya, bu Fina ini suka sekali memperhatikan siswa/siswi-nya dengan sangat detail. Bu Fina lalu tertawa, seraya memperhatikan Loli dari atas hingga bawah, "Aduh, ibu ngiri sama badan kamu. Ini badan kamu, tck, berisi banget. Kalau badan ibu ini mah kayak tulang doang."

"Oh? He..........."

Bu Fina tersenyum simpul, "Duh, maaf jadi bahas badan. Gini, kemaren ibu abis buat akun instagram baru, namanya, (at) finagurukuofficial, nanti kamu follow ya Loli. Santai aja, ntar ibu bakal follback, ibu juga bakal sering live!"

Loli tersenyum geli, lalu menepuk tangannya semangat, "Oh siap bu Fina! Tenang aja, pasti Loli follow, hehe. Tunggu aja bu, notice dari Loli."Kata Loli sambil memperlihatkan sederet giginya, tersenyum.

Bu Fina mengangguk, "Iya, siap,"tapi, bu Fina terfokus pada kuku Loli yang agak panjang, seketika muka sinis bu Fina terpancar, "Itu kuku kamu potong tuh, kalau engga, ibu unfoll kamu nanti."

Loli yang kaget langsung menyembunyikan tangannya ke dalam saku, sambil terkekeh, "Hehe iya sib, bu, Loli duluan ya bu..."Loli perlahan pergi dari harapan bu Fina.

Enggak sekalian block aja, bu?-batin Loli mendumel.

Loli berjalan dengan kedua kakinya menuju kelasnya yang terdapat di lantai dua, lumayan, sekalian olahraga. Beberapa kali menjawab sapaan teman-teman seangkatan-nya,

"Loli, baru dateng?"Tanya salah satu teman Loli, mendadak Loli menoleh ke kiri dan mengangguk cepat. Melihat teman yang menyapa-nya tadi terus memperhatikannya detail, membuat Loli risih, "Lo kenapa sih? Ada yang aneh sama gue?"

Temannya yang bernama Yana, itu menggeleng sambil tersenyum miring, "Enggak ko, cuma gue heran Loli, lo jalan sendiri tapi kayak jalan berbondong-bondong, HAHAHA."

Lalu semua yang mendengar itu, langsung tertawa. Tapi Loli sudah mulai membiasakan dirinya dengan semua ini, lagipula, badannya yang gemuk ini, Ia lalukan karena dirinya sendiri.

Loli mendengus, lalu berjalan kembali menuju kelas. Saat sudah sampai, Loli langsung masuk kelas dengan mengucapkan salam, dan langsung di jawab oleh teman-temannya.

"Eh, Loli, pagi Lol."

"Jangan Lol, napa lu mah. Kesannya kayak ngomong tolol."

"Ehhh, gue ga niat buat bilang tolol ke Loli ya. Lo tuh kali."

"Alah, lo takutkan sama Loli? Takutnya di sentil sama Loli, lo 'kan sekali sentil sama Loli langsung mental ke Korea!"

"Kyaaaaa, Koreaaaa! Biasss gueeee, Loliiii cepetan sentil gue sekarang!!!!"






Sinting- Kata Loli dalam hati. Sambil menatap bosan teman-teman barunya di SMK ini, tak lama, Loli merasakan pelukan di punggung-nya, sudah pasti itu adalah Dessi.

"Hai, Loli, ih nyaman banget sih meluk lo ini,"Loli tersenyum lebar, Ia suka orang-orang di sekitarnya nyaman karena dirinya, "-gue jadi inget boneka beruang gue, di rumah."Cih, awalnya muji, lama-lama ngejek juga. Untung temen.

Dessi melepaskan pelukannya, dan duduk di samping Loli, "Loli, masa, nih ya. Lo tau kan foto lo sama gue waktu itu, yang gue upload ke IG?"Loli mengingat sejenak, lalu mengangguk, "Hm, kenapa Des?"

"Gini, gue juga enggak percaya. Masa di foto gue sama lo itu, rame banget yang komen! Ada 200 yang komentar, jarang banget gue dapet segitu!"Dessi bercerita pada Loli dengan semangatnya.

Sedangkan, Loli dia hanya memasang muka cuek, "Aelah, lo mah, gue kira apaan. Senang amat dapet komen banyak, udah kek dapet makan gratis satu bulan."cibir Loli pedas.

Dessi mendelik malas, "Ih, makanan mulu ah. Yaiyalah, itu rekor komentar di akun gue, Loli."Dessi masih membela dirinya.

Loli melipat tangannya di dada, "Yes, makanan adalah sumber kehidupan. Emangnya komentar? Bisa bikin kenyang apa dengan komentar sebanyak itu?"Kalau menyangkut makanan, Loli akan membelanya sampai titik lapar penghabisan.

"Iya, dah, serah. Tapi isi komentarnya itu hampir sama semua tau! Mau tau enggak?"Tawar Loli sambil mengambil hapenya di saku, Loli mengangguk, "Mana coba?"

"Nih,"Dessi menunjukan screenshot-an komentarnya, dengan serius, Loli membacanya satu persatu.

Indahnya_pemandangan : Kok kak Dessi sm temennya kayak angka 1 sama O ya?

Waw_banget_ : Khusus buat temen kamu yang badannya kayak angka O , yuk merapat kita diet bersama-sama!

HanHun_crew : Itu boneka angka O ya kak Dessssssss?

"Sempak, udah udah, Des."Kata Loli sambil menjauhkan hape Dessi dari pandangannya.

♥-♥

789 words!
22 Maret 2018!
Makasi ya buat yang udah baca, vote sama komentar.
Aku bahagia sangad. ehehhe😘.




Bapau Loli ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang