[xi - Syarat]

137 18 0
                                    

Aku pernah asing untukmu. Dan kini, apa kita harus kembali seperti orang asing lagi?

♥-♥



"Cuma diam?"Loli memastikan.

Dessi mengangguk pasrah, "Iyaaa, dia diem liat gue sama Dessa merebutin dia. Dessa meluk dia, minta dia buat tetep milih Dessa di banding gue. Gue sakit hati, walau gue enggak tau siapa yang lebih sakit."jelas Dessi.

Dessi menarik nafas sejenak, "Besoknya, gue jadi banyak diam, begitu juga Dessa. Orang tua kita heran, mereka berusaha nyari tau, tapi kita berdua diam,"Loli mengajak Dessi bangun sebentar untuk mencari tempat yang teduh.

Setelah mendapat tempat teduh, Loli dan Dessi duduk bersampingan lagi, Dessi mulai lanjut bercerita lagi, "Di kelas, dia tiba-tiba datengin gue pas istirahat. Lo tau Pau? Dia bilang, kalau dia milih gue di banding Dessa. Saat itu gue kaget, gue perhatiin sorot matanya. Tapi gue nggak bisa artiin sorot matanya, intinya gue seneng dia milih gue dan kita pacaran."

Dessi mulai menangis lagi, Loli merangkul Dessi, "Masih bisa lanjut Dess?"Dessi tersenyum kecil seraya mengangguk.

"Gue kira, gue bakal bahagia. Tapi, gue juga nggak sebego itu buat percaya gitu aja. Gue berhasil mantau mereka berdua yang lagi ada di halaman belakang rumah gue, gue dengerin omongan mereka berdua tanpa sepengetahuan mereka,"Dessi tersenyum sinis.

"Ternyata, dia bohong. Dia enggak milih gue, itu kemuan Dessa. Dessa nyuruh dia buat milih gue, dan pacarin gue selama satu bulan, setelah itu Dessa nyuruh dia buat mutusin gue dan kembali lagi ke Dessa! Jujur aja, gue kecewa sama Dessa, dia licik dan egois Lol!"Dessi mulai kacau, Loli paham perasaan Dessi.

Dessi mengepalkan kedua tangannya, menahan semua rasa di dadanya, "Gue yang saat itu kesel, milih lari sambil teriak sekenceng-kencengnya keluar rumah. Dessa dan dia dengar, Dessa ngejar gue, terus..terus -"Dessi terus mengepalkan tangannya.

Loli meraih tangan Dessi, "Pelan-pelan aja Dess. Lo pasti bisa."

"Gue lari, lari, gue lari ke sebrang jalan, gue selamat. Sedangkan.... Sedangkan saat Dessa nyebrang, dia di tabrak mobil. Dan buat dia jadi koma sampai kemarin."Dessi mendongakan kepalanya ke atas.

Loli menatap tak percaya ke arah Dessi, Dessi menoleh, "Gue jahat banget ya Lol?" Loli menggeleng lemah.

"Gue nggak tau harus gimana saat Dessa koma, dia nggak datengin gue lagi. Dia cuma diem sambil terus natap Dessa dari kaca ruangan tempat Dessa di rawat. Tapi gue selalu berusaha buat deketin dia, ngajak ngobrol, tapi dia hanya diam."

Loli tak tau 'dia' itu siapa, hanya saja Loli tau. Bahwa yang si 'dia' rasakan juga pasti sakit.

"Gue muak, gue enggak kuat sama diemnya dia ke gue Lol. Gue mau pergi, tujuan gue Indonesia. Ayah bunda gue ngabulin, Dessa yang lagi koma juga di bawa ke Indonesia. Gue beruntung punya orang tua yang baik, mereka nggak salahin gue Lol."Jelas Dessi masih sambil dengan tangisnya.

Loli mengangguk kecil, "Lo pamit sama dia?"

Dessi mengangguk, "Pamit, gue bilang, jangan ikut gue ke Indonesia. Gue juga minta maaf karena udah banyak salah sama dia. Dia mau maafin dengan satu syarat Lol."

"Syarat? Apa?"Loli bertanya.

Dessi menelan salivanya sulit, tersenyum miris, "Ketika tiba saatnya Dessa bangun dari koma, dia harus datengin Dessa ke Indonesia."

Loli mengeryit, "Itu tandanya....sekarang? Dia ada disini? Di rumah lo?"tebak Loli.

Dessi menggeleng lemah, kedua telapak tangannya Ia pakai untuk menutup mukanya, "Gue enggak tauuu, saat gue denger tadi Pagi Dessa bangun. Gue langsung pergi dari rumah. Gue belum siap buat ketemu dia, walau sebenarnya gue kangen."

Loli mengusap rambut Dessi, "Jangan pergi Dess, lo harus ada di samping dia. Gue bantu lo." Dessi menatap Loli, "Gue takut, gue takut saat liat mereka berdua, gue lari lagi, dan Dessa ngejar gue lagi, dan-dan-kejadian buruk terjadi lagi."

"Nggak akan, karena ada gue di samping lo Dess."Loli berkata itu secara mantap. Seakan semuanya terasa mudah.

--------

622 words!
21 April 2018.
08.41

Bapau Loli ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang