Kisah ini pun berlanjut, setelah ku tahu Rani namanya. Aku pun ingin melanjutkan niatku untuk lebih dekat dengan nya, tentunya dengan meminta nomor telepon nya. Niatku pun ku lakukan di keesokan harinya, namun Rani tak ku jumpai di bus. Hari berikutnya ku menaiki bus yang sama seperti Rani, namun juga dia tak nampak lagi. Dua hari belum bertemu dengannya membuatku cukup resah di buatnya, lamunanku selalu tertuju pada Rani.
"kenapa dua hari ini dia tidak naik bus itu?atau karena memang dia tak berangkat atau berganti bus yang lain?" Yah pertanyaan seperti itu lah yang selalu merisaukanku. Tak habis pikirku besoknya aku mencoba lagi, dan ternyata Rani tak ada lagi. Lalu aku berniat untuk ke sekolah nya untuk langsung menemuinya, sampai nya di sekolah dia aku pun lamgsung menanyakan kepada teman-teman nya. Satu persatu mereka ku tanyai, sampai lah pada seseorang yang tahu tentang Rani.
"Hey,kamu kenal dengan Rani X Administrasi Perkantoran?" Tanya ku pada teman nya.
"Oh iya, aku mengalnya kebetulan aku se kelas dengan nya, ada apa yah?"
"Aku opanks, tiga hari ini Rani kok engga berangkat?"
"Aku selfi, oh iya dia sedang sakit katanya"
"Mmmm bolehkah aku meminta nomor telepon dia?"
"Boleh, tapi nanti yah aku tanya dulu ke dia. Boleh atau tidak nya, sepertinya Rani baru kenal denganmu?"
"Iya betul, kita baru berkenalan minggu ini,hehehe"
"Ya udah sini nomor mu, nanti setelah di bolehin Rani, aku sms kamu"
"Ya sudah nih, makasih yah Sel, sampaikan ke Rani untuk lekas sembuh"
"Iya sama-sama panks, cieeee salam nih hahahaha," selfi mencoba meledekku.
"Ahhhh ya udah aku pergi dulu ya sel,dah"Setelah pertemuan ku dengan Selfi, kerisauan ku beberapa hari ini pun terasa luntur. Yah semoga Rani lekas sembuh dan besok bisa bertemu dia kembali, dan yang jelas semoga dia mau ngasih nomor nya le aku hehehe. Setelah dari siang ku menunggu selfi sms aku, akhirnya di malam hari dia sms aku.
"Ini aku selfi"
"Iya sel,gimana?boleh? 'aku pun langsung to the point terhadapnya' "
"Ya elah, sabar dong ngebet banget roman-roman nya,wkkkk"
"Iya nih sel dah kepengin sms'an sama Rani,kangen"
"Ehhhhh,kangen? baru juga kenal udah main kangen aja,hahaha"
"Dah lah sel jangan ngeledek terus,mana nomor Rani?"
"Iya iya, ada salam balik dari Rani buatmu,katanya makasih doa nya"
"Hehehehe" jawabku tersipu
"Cieeeee ada yang salting nih,wkkkk"
"Eh engga,udah mana sini nomornya rani sel"
"Iya nih, nomornya"
"Ehehehe makasih ya sel,makasih banget."
"Iya sama-sama, semoga Pendekatanmu berhasil,wkkkkk"
"Eh iya makasih semangatnya,wleee"
Akhirnya aku pun mendapat kan nomor Rani, malam itu juga aku langsung sms dia."Malam Ran, ini aku opanks. Lekas sembuh yah"
Namun Rani tidak membalas sms ku, sampai aku pun tertidur. Ke esokan harinya setelah aku bangun,aku langsung membuka Hp berharap ada balasan darinya. Namun nihil, aku pun beranjak dari tempat tidur dan mandi. Saat itu Pukul 05.50 pagi ketika aku tengah memasukan buku mapel hari itu, Hp ku berbunyi "eh ada telfon,nomor baru lagi". Bergegas aku mengangkat telepon itu,
"Hallo assalamualaikum" kataku
"Waalaikumsalam" jawabnya
"Ini siapa yah? Tanya ku
"Sudah mandi?" Tanya dia padaku
"Sudah,ini siapa?" Aku tak berfikir kalau itu Rani.
"Sudah siap-siap untuk berangkat?" Tanya nya lagi padaku.
"Maaf ini siapa?" Saut ku langsung
"Bus nya sebentar lagi lewat,mungkin dua menit lagi. Kebetulan sebelahku kosong, ku tunggu yah, sampai nanti, assalamualaikum"Telpon dia matiin, dan aku berfikir apakah itu Rani? Aku pun langsung bergegas untuk menunggu bus nya. Benar setelah tiga menit aku menunggu, bus nya datang dan aku pun lantas naik. Tak ku sangka Rani sudah tersenyum menatapku, aku pun lantas jadi salah tingkah di buat nya.
"Sini mas, duduk sebelahku" sambil tersenyum
"Iya Ran,makasih" jawabku
"Kamu dah sehat?" Tanya ku pada Rani
"Alhamdulillah sudah mas, oia maaf semalem aku sudah tertidur jadi engga aku bales, dan yang tadi telfon itu aku."ungkapnya
"Seketika aku terdiam di buatnya, aku terlalu senang dibuatnya" hari ini sungguh Rani begitu mempesona.
"Mas,mas kok diem, ada yang salah denganku?tanya rani padaku
"Eh iya engga Ran, maaf tadi kepikiran PR saja 'alasanku supaya tidak terlihat tengah menatapnya'"
"Oh, oia mas nya kelas berapa?"
"Sama denganmu Ran,kelas sepuluh,hehe"
"Jurusan apa di SMK Mas?"
"Teknik Mesin Ran,heehe, eh kamu alamatnya di mana?"
"Aku di Maos mas,mas nya?"
"Aku deket situ tadi cuman 200meter dari jalan Raya,heehhe"Perbincangan dalam bus pun terus berlanjut, disitu kami merasa sudah sangat akrab saling melemparkan candaan yah meski kebanyakan candaanku terkesan garing tapi Rani tak sedikitpun menunjukan ekspresi wajah badmood nya hehehe. "Maklum aku orangnya dulu susah buat bercandaan dengan cewe apa lagi berdua saja". Akhirnya sampailah di sekolah Rani, mas kok engga turun di sana tadi? Sengaja Ran, ingin memastikan kamu sampai sekolah dengan selamat saja kok,hehee. Rani hanya membalas senyum malunya padaku dan dia langsung masuk ke sekolahnya,
"ya udah dulu ya mas aku masuk dulu,makasih untuk perbincangan nya tadi." Ucap rani padaku
" Iya Ran,makasih juga,salam buat selfi"
"Ok" jawabnya singkat sambil melambaikan tangannya padaku.
Aku pun bergegas pergi ke sekolahku, jarak dari sekolah rani ke sekolah ku lumayan jauh,jadi aku naik bus lagi yang ke arah sekolahku.
Setelah pertemuan itu aku dan Rani semakin dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waktu Yang Singkat, Untuk Penyesalan Seumur Hidup
Teen FictionKisah ini aku dedikasikan untuk seseorang yang sudah hidup abadi di sana. :)