Semangat Baru

102 12 0
                                    

Tak pernah ku bayangkan akan bisa mengenal dan dekat dengan Rani, sebegitu jauhnya. Rani adalah seorang cewe abg yang memiliki paras manis dan cantik, lesung pipi nya membuat senyumnya begitu menawan. Bibirnya tipis kemerahan, cewe dengan penampilan sederhana tanpa make-up yang membuatnya semakin rupawan. Bukan hanya cantik, dia pun terkenal ramah dan santun pada siapapun. Banyak cowo yang mencoba mendekati nya ternyata, namun keberuntungan lebih berpihak padaku.

Kata selfi teman dekatnya itu, dari sekian cowo yang mendekati nya, hanya kepadaku Rani bisa sedekat ini. Yah aku tidak mau di buat ke GR'an di buatnya, aku pun menikmati alur cerita saja dalam mengenal Rani lebih dalam. Seminggu setelah sering sms'an dan saling bercerita tentang kehidupan kami masing-masing, kami pun sudah mulai bisa saling memahami satu sama lain. Hingga di suatu saat, hal itu terjadi.

Aku adalah seorang siswa yang sangat sering bolos sekolah, sering aku membolos hanya untuk mengamen untuk menambah uang jajanku. Ku lakukan ketika aku tengah benar-benar suntuk,jenuh dengan rutinitas anak sekolah yang membosankan. Tak ku sangka Rani mengetahui nya, aku kepergok olehnya ketika itu.
"Mas,kok kamu ada di sini? "Toko Swalayan yang berada di Sumpiuh" tanya Rani padaku.
"Eh,rani anu" jawabku.
"Mas bolos yah? Jangan bilang engga, aku tahu sekolah mas tidak pulang gasik hari ini." Tegas nya
"Ya udah iya, mas bolos" Sekolah Rani ketika itu pulang gasik sekitar jam 10.00 wib.
"Jangan-jangan mas sering bolos nih?" Tanya rani kembali.
"Engga kok," jawabku sambil gugup
"Ah masa? Kok jawabnya gugup gitu?"
"Anu Ran"
"Anu anu anu anu, udah lah jujur aja, rani gak suka di bohongi"

Dan akhirnya aku pun jujur padanya kalau aku sering bolos sekolah ketika aku sedang jenuh, dan Rani pun tal seperti tadi yang seakan seperti nenek lampir raut mukanya.
"Nah gitu, jangan bohong-bohong lagi mas, Rani engga suka."
"Iya Ran ,maaf"
"Rani gak akan memaksa mas untuk tidak bolos sekolah lagi, Rani cuma mau berharap jika mas bisa mengurangi bolos-bolos sekokahnya dan yang terpenting jangan suka berkelahi lagi."
"Iya Rani,makasih"

Rani pun menasihatiku, nasihatnya tak terlalu memaksakan kehendak ku. Dia bisa menempatkan dirinya dalam suatu kondisi, dia memang pandai dalam bersikap. Setelah kejadian itu pun, ketika aku akan bolos sekolah aku selalu memberitahu Rani.

Bagiku Rani adalah sebuah anugrah TUHAN yang teramat indah untuk ku, terimakasih TUHAN karena sudah kau turunkan dia sebagai Semangat Baru untuk ku. "Kami masih belum jadian loh, masih sebatas teman".
Hari-hari yang ku lewati semakin berwarna semenjak adanya dia.

Waktu Yang Singkat, Untuk Penyesalan Seumur HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang