Chapter 2

237 31 2
                                    

"Hei - hei Neko, malam ini kita bermalam di mana? "

Setelah percakapan gaje ku dan Neko, kami memutuskan melanjutkan perjalanan ke Citadel tentunya dengan berjalan kaki. Kebayang tidak?  Kami menuruni bukit, melewati hutan, sampai tiba di sebuah pemukiman, yang pada mulanya tidak terlalu padat tapi saat malam ramenya warbyasah.

Yup, kami melakukan perjalanan dari sore sampai malam. Aku tidak tau pastinya ini jam berapa, tapi kalau di lihat dari cahaya bulan dan ramenya warga kemungkinan ini pukul 20.00 yah kurang lebih begitu.

"Hei Neko... "

'Wah - wah - wah buntalan kadut ini mengabaikan ku yah? '

Neko yang berjalan di depanku sebagai penunjuk arah selama perjalanan dia terlihat hawatir akan sesuatu (?).

"Hei ada apa? "

Ucapku sambil berlari kecil ke arah Neko yang berada sedikit jauh dariku.

"Maaf Aruji - sama, bisakah Aruji - sama menungguku di sini sebentar? "

Tanya Neko sembari menatap ku yang jauh lebih tinggi darinya.

"Memangnya kau mau kemana? "

Jawabku lesu.

"Saya akan pe----"

Kruyuk~

Perkataan Neko tiba - tiba terpotong oleh suara rintihan perutku yang minta di isi.

"Pftt... "

Ku lihat Neko yang berusaha menahan tawanya dan seketika itu juga membuatku malu bukan kepalang.

"B - berisik!! Neko!!, kalu mau tertawa yaterawa saja!! "

Ucapku judes padanya, sambil menyilangkan kedua tanganku aku mengalihkan pandanganku pada langit hitam di atas.

"Tidak aruji - sama!!, maafkan saya"

"Ya.. Ya.. Karena Kau memohon, maka aku maafkan"

Ucapku datar pada Neko sambil terus menatap langit malam itu.

'ada yag aneh'

Entah kenapa aku seperti merasakan sesuatu,.... saat memandang langit hitam itu. Yah walau namanya juga malam,  ya iya lah langitnya hitam. Tapi ini berbeda, warna hitam itu seperti menyimpan sesuatu, sesuatu yang mengerikan.

"Aruji - sama... "

Perkataan Neko membuyarkan lamunanku, akupun memandangi nya.

"Ya? "

"Saya rasa ada yang tak beres di sini"

Ucap Neko dengan nada yang penuh kehawatiran.

"Hm.. "

Aku menanggapinya dengan tidak niat.

"Ah!!! "

Entah kenapa aku meeasakan sesuatu. Seperti energi (?) . Bukan! Bukan sepertinya lagi, ini memang nyata. Melesat cepat jauh di sampingku menuju hutan.

Aku refleks mengejarnya dan--

"Aruji - sama!!!! "

--mengacuhkan teriakan Neko yang semakin mengkecil itu.

Semakin aku berlari, semakin dalam ku memasuki hutan, rintangan di hutan semakin banyak, ranting - ranting pohon
cukup tajam untuk menggores tubuh dan wajahku yang tampan (eaaa:v). Menyebalkan!! Aku jadi terluka , yah walaupun hanya luka gores tapi itu cukup menyulitkan aku untuk bergerak. Tapi untunglah itu tidak mengurangi ketampananku yang paripurna ini.

'Ah!! Itu dia'

Aku mulai melihat energi (?) hitam itu. Dan yah dilihat dari dekat .walau nggak dekat dekat amat. Itu seperti bayangan hitam, yang besarnya berkali - kali lipat dari tubuhku. Kalian tau kan anak berusia 10 th itu cebolnya kek gimana?  Walau ada yang tinggi sih.

Dan tentunya aku bersembunyi di balik pepohonan yang cukup rimbun. Aku juga tidak bodoh, menyerang langsung mahluk yang bahkan aku tidak tahu apa itu, sama saja cari mati. Padahal mati tak perlu di cari. Dan yah... Sepertinya dia merasakan hawa keberadaanku.

Entah sudah berapa lama aku bersembunyi di sini, tapi yang jelas mahluk itu tidak menunjukan pergerakan apapun?!!!. Oh.... Sh*t dan sekarang malah makin banyak, mungkin dia manggil temannya?, yah.. Aku juga tau.

'Hm... Lebih baik aku pergi dari sini'

Setidaknya itu yang ku pikirkan sebelum ---

Krek..

----Ranting sialan ini bunyi. F*ck kenapa di hutan banyak sekali ranting?!!.

'Sialan!! '

Alhasil mereka mengetahui persembunyian ku dalam pose mau kabur.

"H - hai.... Ha ha"

'Oke ini ngak bagus'

'Persetan!! '

Dan tentunya tanpa basa basi aku langsung ngacir menjauh. Entah kemana yang penting selamat.

Dalam pelarian antara hidup dan mati (?) yang ku jalani ini, sungguh mbuatku mengerti satu hal, dan aku tidak akan pernah menyerah akan satu hal itu.

Aku benar - benar membutuhkan..

MAKAN

Ok tubuh indah yang tergores, jalan yang banyak rintangan (ranting), serta LAPAR sangat LAPAR. Tapi bukan LAPARnya bang Hj Roma Irama. LAPAR ini lebih berkelas, bahkan melebihi LAPARnya Cadis etrama di raizel. Ok lupakan. Benar, aku benar - benar berlari kesana kesini hanya untuk menghindari para TPS buruk rupa itu. Dan juga.. Aku tersesat!!

___Citadel

Sementara di Citadel, sedang mengadakan perayaan. Tanpa sepengetahuan Haesebe. Yang tentunya dimata - matai oleh adek - adek unyu yang kurang kerjaan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



--*--

Makasih readers - chan sudah membaca cerita tak bermutu ini''

MiKW

The perfeck Aruji Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang