Chapter 5

147 19 3
                                    

Mari lihat ajal MC kita yang sudah mendekat //slap<digempar<=Atshusi Shota.

Sialan! Secepat apapun ku berlari, mereka masih sempat mengejarkau. Bahkan memperpendek jarak diantara kami. gila lu ndro!.  Jangan tanya pepatah itu, saya satu-satunya pens warkop yang  tamvan dari jepang. 

Didepan sana,  aku melihat ada dua jalan setapak, satunya penuh rumput yang tinggi selututku, satunya lagi jalan berbatu dengan pohon yang tidak terlalu lebat. Aku pilih yang mana?.  Tentu saja jalan tak berumput itu. Kenapa?. Gini ya sodara-sodari sekalian nanti kalo saya lari kesitu terus kecepatan kaki pria ganteng ini melambat kulit putih mulus pria tamvan satu ini lecet-lecet ditambah ketangkep sama TPS buruk rupa nanti novel gaje ini tamat oke?.

Aku berbelok ke arah tempat tadi. Melihat ke belakang,  benar saja mereka masih mengikuti ku. Kalian pasti bingung, apa yang akan ku lakukan kan?.  Jebakan!  Dengan gen Akashi yang ada di tubuhku,  tentu saja idenya pasti cemerlang.

Membuat segel tangan,  yang tidak terlalu rumit, aku akhirnya tiba di tempat terbuka. Tidak ada rumput, hanya beberapa pohon dengan hamparan kerikil, aku berdiri  dikerumuni TPS.

"Bersiaplah" kataku.

Aku mengucapkan beberapa suku kata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku mengucapkan beberapa suku kata.
"Dengan kekuatan yang kau pinjamkan. Izinkan aku, Atshusi, memurnikan kegelapan dengan cahayamu! "

. Aku memfokuskan energiku di depan kedua tangan ku. Perlahan, ada sinar oranye yang terkumpul, kemudian menyebar mengelilingiku, melingkariku.

DUAR!!

Energiku menyebar, seakan melahap kegelapan malam, sinar oranye itu seperti matahari yang menyinari kegelapan. Dengan ganas menerjang para TPS itu. Seperti api pensucian,  tidak padam walau kau berusaha memadamkannya seperti apapun.

Aku dapat mendengar suara seperti teriakan-teriakan para TPS itu. Aku memandangi tubuh mereka yang semakin dimakan oleh api oranye ku.

Ngomong-ngomong, bagai mana? Keren kan?  Hmp! Kalian pasti terpesona dengan kecemerlangan seorang Atshusi Shota ya kan?

Biar saya mengkralifikasinya, sebenarnya tidak perlu mengatakan mantra apapun,  aku bisa mengeluarkan kekuatanku semauku.  Jadi kenapa aku mengucapkan?.  Jelasnya biar nambah keren.

Aku menghela napas lega,  begini-begini sedaritadi aku mencari tempat yang sepi luas dan tidak banyak mahluk hidup berkeliaran untuk mengeluarkan kekuatanku. Makanya dari awal  Aku selalu lari.

Kekuatan ku ini berbeda dari yang lain.

Aku menatap langit malam yang mulai disinari matahari terbit. Aah.. Sudah pagi rupanya. Mungkin,  aku terlalu fokus lari sampai tidak menyadari malam yang larut menjadi pagi.

Ngomong-omong ini tempat yang indah untuk melihat pemandangan,  aku berdiri di atas tebing,  memandangi pepohonan yang napak kecil dari atas,  ditemani kicauan merdu burung- burung di pepohonan, angin sepoi-sepoi meniup setiap jengkal tubuhku,  segerombolan burung terbang di langit biru dipadukan dengan silau matahari terbit. Benar-benar pemandangan yang menenangkan.

Apa aku melupakan sesuatu?

Ditempat lain

"Aruji........ " Neko chan  dengan sedihnya terkapar di pinggir jalan.

-----

Tanpa sepengetahuan siapapun,  orang ini melihat semuanya, bersembunyi di sela-sela pepohonan

Dia berbalik,  untuk sekali lagi , dia mengamati orang yang sedang terpesona dengan pemandangan, lalu pergi kearah yang berlawanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia berbalik,  untuk sekali lagi , dia mengamati orang yang sedang terpesona dengan pemandangan, lalu pergi kearah yang berlawanan

The perfeck Aruji Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang