enam

579 81 21
                                    

Hei hei, akhirnya update lagi. Pada kangen ga? Ha? Ga ada? Oke. Hiks :(

Kemaren kemaren kan gue udah nulis sampe part 10 trus entah kenapa draftnya ilang aja gitu, kan bikin sedih. Makanya pas nulis ulang itu kayak ada kesel keselnya gitu #lemparmercon






Anw, makasi yang udah pada baca, komen sama vote. Story Their Obsessions itu #681 trus No Tikungan itu #898. Happy 1k readers juga buat story ini. Wohooooooo~ maaf ya norak, kan baru pertama kalinya bikin story ya kayak gini jadinya hehe





Udah ah no curhat no bacot lagi. Happy reading ~












Sooyoung mengerjapkan matanya beberapa kali, gadis berambut panjang itu berusaha mempertajamkan penglihatannya. Ruangan serba putih dan selang infus di tangannya. Ah pasti ia sedang berada di rumah sakit lagi. Sooyoung melihat situasi sekitarnya sembari mencari keberadaan Jihoon tapi nihil, sang adik tidak berada di ruangannya.









"Apakah ia masih marah padaku?" lirih Sooyoung.









Beberapa jam kemudian, setelah dokter mendiagnosa demam dan maag Sooyoung yang kambuh serta diberikan beberapa obat akhirnya Sooyoung diperbolehkan pulang oleh dokter dengan syarat harus istirahat total di tempat tidur selama dua hari agar kondisinya sehat kembali. Dan Sooyoung harus diawasi makannya agar maagnya tidak kambuh kembali. Mengingat orang tuanya sedang tidak ada di rumah, jadilah Jihoon yang bertugas merawat kakaknya.









Jihoon dengan sigap menggendong Sooyoung ala bridal style walaupun Sooyoung sudah menolak mentah mentah perlakuan adiknya yang menurutnya terlalu berlebihan. Hey, dia hanya demam bukannya tidak bisa berjalan.











"Jihoonie, turunin kakak! Ih bikin malu aja," protes Sooyoung sambil memukul dada Jihoon berulang kali.







Jihoon hanya diam. Melirik Sooyoung juga tidak.







"Yaa! Park Jihoon! Turunin kakak! Kakak bisa jalan sendiri, malu diliatin orang," protes Sooyoung dengan suara seraknya.









Mendengar suara lemah dan serak kakaknya, Jihoon pun melihat ke arah Sooyoung.









"Aish! Udah diam aja. Kakak itu lagi sakit."



"Tapi ya enggak digendong juga dek, malu tau."



"Jadi kakak malu kalo aku yang gendong kakak? Kalo sama si Daniel gimana? Pasti mau banget ya digendong sama dia. Maaf ya enggak sesuai harapan kakak," jawab Jihoon dingin sambil membuang muka.









Sooyoung terdiam mendengar kata kata yang keluar dari mulut Jihoon. Dan akhirnya Sooyoung mengalah, ia menyandarkan kepalanya di dada Jihoon sambil mendengar detak jantung Jihoon yang sangat cepat. Sooyoung meringis mendengar detak jantung adiknya yang cepat tersebut.









"Pasti Jihoon sangat marah padaku," gumam Sooyoung.









Sepanjang perjalanan menuju rumah, tidak ada pembicaraan diantara keduanya. Sooyoung dengan tubuh lemahnya hanya duduk bersandar melihat pemandangan dari jendela sembari sesekali melirik Jihoon.
Jihoon dengan emosinya yang sedang labil tetap diam sambil sesekali melirik ke arah Sooyoung.









Sesampainya mereka di rumah, Jihoon terlihat masih mendiamkan kakaknya walaupun ia membantu kakaknya merebahkan diri di tempat tidur.









Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 21, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

1 · their obsessions · jihoon joy danielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang