chapter 3

1.4K 168 25
                                    

Hehe gak ada yg bisa nebak ya siapa yg ditelfon jaejoong 😋😋 jawabannya yg ditelfon adalah.... Jeng.. Jeng.. Yoochun 😁😁😁
Kaget? Aku jga 😁😁, trus yg masuk ruangannya Yoochun adalah si yunho 😀😀

Gmna gmna udah mulai kebaca kan ehehe 😁😁
Oke lanjut ya!! 😉😉

Jaejoong masih terduduk dibalkon sambil terisak setelah tidak sengaja mendengar suara yunho. Benar yunho, Namja yang membuatnya merasakan cinta, Namja itu juga yang menorehkan luka begitu dalam. Setelah sekian lama kenapa rasa sakitnya masih begitu dalam. Hatinya merasa sesak bila mengingat masa lalu yang kelam itu.
Apa sekarang yunho sudah bahagia, jaejoong berharap yunho bahagia dengan kehidupannya sekarang.

Setelah menangis cukup lama, jaejoong mulai berpikir dia harus lebih kuat setelah ini, hidupnya sudah baik baik saja dengan kedua putranya. Jaejoong akan tunjukkan bahwa dia pun sudah bahagia.

Seakan sadar bahwa hari beranjak sore, jaejoong melangkah memasuki kamarnya ternyata cukup lama jaejoong berada dibalkon hingga sedikit merasakan hawa dingin angin sore menyentuh kulit putihnya. Jaejoong melangkah memasuki kamar mandi untuk bersiap menyiapkan makan malam.

Mungkin kedua putranya sudah kembali dan sebentar lagi akan sibuk merengek(?) meminta makan malam. Jaejoong sampai tidak sadar bahwa dia melewatkan makan siangnya karna terlalu banyak menangis dan mengingat masa lalu setelah menelfon Yoochun oppa. Orang yang dipercayanya selama ini. Satu satunya orang yang mengetahuin bahwa dia masih hidup.

Back to seoul

"ehem.."

"apa aku mengganggu mu chun??" yunho melangkah memasuki ruangan sang sahabat tanpa menunggu dipersilahkan yunho langsung duduk disalah satu sofa yang tersedia diruangan tersebut.

Yoochun sedikit kaget atas kedatangan salah satu sahabatnya itu disaat dia sedang menerima panggilan telfon dari orang yang dilindunginya hingga kini. "hem, ada apa yun?, tidak biasanya kau kesini disaat jam sibuk seperti ini, yang ku tau kita tidak ada janji meeting hari ini?" Yoochun sedikit heran dengan kedatangan yunho yang tiba tiba.

"kau tau chun, orang orang yang ku kerahkan untuk mencari 'dia' masih belum membuahkan hasil, aku tidak tau lagi harus mencari kemana." yunho nampak frustasu dan putus asa, tatapan tajam nya selama ini tampak menyendu. tidak ada lagi Jung yunho yang arogan, dingin dan kejam hanya ada Jung yunho yang menyedihkan dan tampak lemah bila didepan sang sahabatnya bila membicarakan masa lalunya.

Untuk sesaat tatapan Yoochun tampak dingin dan tajam tanpa disadari oleh yunho. sesaat kemudian berganti dengan tatapan mengiba melihat kondisi yunho selama 17 tahun ini. Tapi dia pun tidak bisa berbuat apa apa, dia terlalu menyayangi adiknya hingga menyembunyikannya selama ini bahkan dari keluarganya sekalipun. biarlah waktu yang akan menjawab semuanya.

"bukankah kau sudah tau yun, bukan hanya kau tapi semua orang mengetahui bahwa jaejoong sudah pergi hem?" Yoochun menjawab dengan datar, menekankan kata katanya.

Yunho seketika menggeram marah mendengar jawaban Yoochun. "bukankah sudah kukatan berkali kali pada kalian semua, jaejoongku belum mati!! dia masih hidup, aku yakin itu!!" yunho menunjukkan kemarahannya, matanya berkilat kilat menahan emosi dan geraman yang tertahan.

Yoochun hanya mampu mendesah tertahan melihat kemarahan yunho, tangannya terkepal erat melihat emosi yunho. bukankah dia sendiri yang menyianyiakan keberadaan jaejoong dan sekarang saat jaejoong sudah tidak ada dia bertingkah seakan dia tidak pernah melakukan kesalahan apapun, padahal karena dialah jaejoong pergi meninggalkan luka yang begitu dalam. ingin rasanya Yoochun  menghantamkan tinjunya hingga babak belur diwajah arogan yunho.

"lalu apa yang akan kau lakukan hem?" ini sudah 17 tahun terlewati dan kau masih seperti ini?, setidaknya pikirkan hidup mu sendiri cari kebahagianmu sendiri. "Tidak kah kau memikirkan orang tuamu?, mereka menginginkan kau bahagia dengan menikah."

MianhaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang