11

661 109 31
                                    

Marry Me, Secretary Hwang

—11—


"Ekhem!"


Ia berdeham. Sekali lalu dua kali, dan kini semakin nyaring—orang yang tidak tahu motifnya pasti mengira ia mengidap tuberculosis. Tapi masa bodohlah pikirnya. Bahkan deham ternyaringnya barusan pun tak cukup membuat orang peduli akan keberadaannya, khususnya seseorang yang kini duduk di depannya.


"Jadi bagaimana menurut Anda?"


Jongin tidak bisa menahan kekesalannya lebih lama. Dengan nada satu oktaf lebih tinggi dari intonasi normalnya, ia menanyakan sederet kalimat itu. Terdengar biasa saja memang, tapi kata menyindir lebih tepat untuk mendeskripsikannya.


Bukannya bersikap tidak profesional, tetapi jika dihadapkan dengan seseorang yang berkali-kali lipat tidak profesional, mana bisa ia diam dan menganggap enteng hal itu! Itu sih alibi utamanya, faktanya adalah ia hanya kesal. Pertama karena ia diabaikan, kedua karena atensi Dean Park yang tidak beralih sedikitpun dari Tiffany yang tengah duduk di sampingnya.


DEAN. Benar, kita memang sedang memikirkan "Dean" yang sama.


Well, itu tadi berlebihan. Dean hanya mencuri pandang sekali dua kali pada Tiffany, tetapi tetap saja ia tidak suka diabaikan dan...dan tidak terima Dean memuja Tiffany yang dengan anggunnya melempar senyum kikuk melalui tatapannya.


Jongin tidak suka, jangan tanya mengapa.


"Menurut saya... lumayan."


Keterdiaman Dean yang sedari tadi ia manfaatkan untuk memuja paras ayu Tiffany dalam diam ia akhiri hanya dengan tiga kata. Jongin nyaris menyumpahi pria dengan tatapan intensnya pada Tiffany itu.


Apanya yang lumayan?

Apa si Park ini bahkan tahu ke mana arah pembicaraan Jongin?


Sial. Jongin harus gerak cepat. Membuat kesepakatan dan segera kembali ke kantor dengan membawa serta Tiffany bersamanya.


Dengan profesional ia kembali menjelaskan bentuk kolaborasi yang akan perusahan keduanya merge. Sesekali ia berdeham dengan alasan sedikit tidak enak badan—atau lebih tepatnya agar Dean berhenti melempar pandangan pada Tiffany yang ngomong-ngomong hanya sesekali memakan panna cotta yang dipesankan langsung olehnya.


Wanita itu sungguh hanya menikmati makanannya tanpa terganggu oleh sorot Dean, lantas mengapa Jongin harus merasa tidak suka?

Marry Me, Secretary HwangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang