3

1.1K 165 69
                                    

Marry Me, Secretary Hwang

—3—


Tiffany Hwang bukan seorang wanita kolot yang hanya peduli karir—bukan juga wanita manja yang gila ketenaran. Entahlah, ia hanya terlalu sederhana sehingga tidak banyak yang ingin tahu apa yang spesial dari dirinya.


Sejatinya ia adalah wanita yang akan tersipu malu akan perlakuan bak putri raja. Ingatan mengenai Kim Jongin dengan segala ucapan manisnya yang tersirat kemarin itu masih terputar apik dalam benaknya. Meskipun dasar hatinya ingin sekali mengartikan ajakan itu sebagai kencan, tetapi tetap saja itu hanya akan membawanya pada rasa kecewa, bukan itu maksud Jongin.


"Tiffany, apa berkas-berkas yang kuminta waktu itu sudah selesai? Kita perlu banyak salinannya dan aku juga harus segera menandatanganinya," Jongin berucap melalui telepon di meja dekat sofa, "bawa mereka semua ke ruanganku sekarang."


Tepat satu menit setelah Jongin menutup teleponnya, wanita berpakaian trendi itu melangkahkan kakinya ke arah sofa yang diduduki atasannya dengan membawa setumpuk tebal (sangat tebal) kertas-kertas dalam rengkuhnya. "Anda yakin akan menuntaskan semuanya hari ini?"


Jongin mengangguk singkat sebagai jawaban dan segera mengambil berkas-berkas yang terlihat berat itu dari Tiffany. Setelah ia letakkan di atas meja, sekretarisnya itu membungkuk singkat undur diri. Namun sebelum ia sempat melangkahkan sebelah kakinya, Jongin menarik pergelangan tangannya.


"Temani aku di sini," ujarnya. "Pekerjaanmu bisa kau lanjutkan nanti saja setelah semua ini tuntas."


Tiffany tentu bingung. Sebagai sekretaris pribadi, ia masih memiliki banyak hal untuk dilakukan dan semua itu terkait kelancaran urusan Jongin. Jadi mengapa pria itu malah menyuruhnya meninggalkan pekerjaannya?


"Tapi jadwal hari ini dan besok—"


"I'm planning to take one day off. I'll just finish this all by today," jawabnya dengan nada lembut. "Temani aku."


"B-baiklah," Tiffany berkata ragu namun kemudian ia melanjutkan, "tapi tangan Anda..."


Jongin menoleh pada arah pandang Tiffany kemudian segera menjauhkan tangannya. "Oh, maaf."


Pria itu lalu duduk di kursi empuknya dan Tiffany membantu membawa setumpuk berkas penting itu ke atas meja seberang.


Menit-menit berlalu tanpa ada interaksi yang berarti sehingga membuat wanita itu bertanya-tanya, buat apa ia menemani direkturnya? Ya, setidaknya berikan ia sedikit pekerjaan saja supaya tak harus dengan terpaksa fokus pada lekuk sempurna atasannya.

Marry Me, Secretary HwangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang