"Baginda Lios, ini adalah peta dari Sacred land seperti yang anda minta."
"Terima kasih Neir."
Setelah kukirim peta Sacred land pada Baginda Lios, aku pun akhirnya menyadari bahwa saat ini yang berada di ruangan ini hanyalah aku dengan dirinya..
Ohh,.. Oh,.. Ooooooohhh,....
Bukankah ini kesempatan bagus untuk menggoda Baginda??
Saat ini, Talos yang biasanya ada di sampinya sedang pergi menjalankan perintah.
Itu berarti,...
Kesempatan langka!!
Hm,... Tapi bagaimana caraku untuk menggodanya ya,...
Ruangan ini bukanlah tempat yang tepat untuk berpikir.
Aku pun menganggukkan diri dan sesegera mungkin pergi ke luar ruangan.
Saat aku memikirkan berbagai macam hal tentang bagaimana cara untuk menggoda Baginda, aku pun melihat ada seorang pelayan yang sedang berjalan di lobi.
Hm,.. Pelayan,..
"Hei Kau!!"
Mungkin karena suaraku yang agak keras, aku bisa melihat dia terkejut sebelum akhirnya berjalan menuju ke arahku.
"A-Ada yang bisa saya bantu nyonya?"
Hm, dia sepertinya agak ketakutan dengan diriku ini,...
Nah, masa bodoh! Saat ini itu bukanlah hal penting!!
"Kau, apa kau yang bertanggung jawab tentang keseharian menu makanan Baginda?"
"Ah, I-Iya,.."
Bagus!!
"Apa makana-, maksudku minuman yang paling dia suka?"
Membuat makan itu terlalu lama!!! Aku ingin sesuatu yang bisa dengan cepat aku sajikan kepada Baginda.
"Hm,..."
"Ada tidak!!??"
"I-Iya!! A-Ada!!"
Ohhh, inikah yang dinamakan dengan kesempatan emas??
Tutut, tutut tuut,.. Smart phone milikku pun berbunyi,..
Hm,..? Bunyi ini,.. e-mail dari Talos?
***
Aku pun akhirnya membuat secangkir capucino hangat.
Mungkinkah aku seharusnya membuat dingin?
Nah kurasa capuccino hangat akan lebih cocok dengan situasi yang semacam ini.
Ahaha, aku sudah tidak sabar untuk menunggu ucapan pujian dari Baginda Lios.
Saatnya masuk.
Tok, tok, tok,..
"Masuk,.."
Ooh, entah mengapa jawaban darinya terdengar sangat lelah,..
Tapi, bukankah ini perfect timing? Bukankah cappucino bisa digunakan untuk merilekskan diri?
Ooh,.. Genius, mungkin otakku saat ini benar-benar genius!!!
Aku pun dengan gembira memasuki ruangan Baginda Lios.
"Baginda Lios, ini sudah saya bawakan kopi."
Aduh, bagaimana ini,.. Apa suaraku yang sekarang ini terdengar sangat bahagia??
"Aah, bawalah ke sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit di Atas Langit
Short Story[COMPLETED] Dunia dimana pemerintah memandang mage sebagai salah satu monster yang patut untuk dilenyapkan. Di dunia seperti itulah muncul seorang mage yang ingin membuat sebuah revolusi besar pada dunia. Ya,... Inilah kisah dari perjuangan seorang...