"Waktu penyambungan dua puluh empat jam, korban yang dibutuhkan empat nyawa."
Seorang anak kecil berumur empat belas tahun mengatakan hal tersebut dengan wajah tenang ke arahku.
Jubah hitam yang panjangnya sampai mengenai lantai, kaca mata tebal yang ada di atas hidung, bocah yang ada di hadapanku ini tidak lain adalah George
"Kurang lebih memakan dua puluh jam-kah,... Kalau tentang empat nyawa tidaklah masalah, tapi,..."
Hm,.. Sepertinya korban yang dibutuhkan untuk menggunakan magis tipe teleportasi menuju Sacred land lebih sedikit daripada yang aku kira,...
Tapi, waktu yang dibutuhkan,..
Aku tahu bahwa Sacred land berbeda dengan tempat-tempat lain yang ada di Bumi, tapi aku tidak menyangkanya akan sampai seperti ini.
Sacred land adalah tanah yang diinginkan oleh semua mage yang ada di dunia ini. Karena pada saat di sana, tidak hanya kekuatan mage akan bertambah berkali-kali lipat, tetapi tier para mage akan bertambah.
Bertambahnya tier inilah yang akhirnya para mage menyebut tempat tersebut sebagai Sacred land.
Pemerintah dunia yang mengetahui hal ini akhirnya membuat keamanan pada Sacred land berlapis-lapis agar tidak ada satupun mage yang mencoba memasuki tempat tersebut.
Peningkatan ini tidak hanya dari segi area, tetapi juga dari segi keluar masuknya penduduk ke tempat tersebut.
Maka dari itu, satu-satunya cara agar mage bisa masuk ke tempat tersebut secara langsung hanyalah dengan menggunakan magic tipe teleportasi.
Dua puluh empat jam adalah waktu yang cukup lama, apalagi mengingat kondisi Sacred land saat ini. Aku yakin mereka akan langsung mendeteksi saat terjadinya persiapan penghubungan ruang. Bisa dikatakan, Anti Irregular Force yang ada di sana akan mempunyai dua puluh empat jam sebagai waktu untuk bersiap,..
"Tidak bisakah kau memotong waktu yang dibutuhkan dengan cara menambah korban?"
"Mustahil, mau anda tambah berapapun korbannya, dengan kekuatanku saat ini, aku hanya bisa untuk menyambungkan tempat ini ke Sacred land dengan waktu dua puluh empat jam."
Haah, dia adalah mage spesialis teleportasi terbaik yang kita punya saat ini. Tidak hanya itu, dia termasuk juga dalam kategori mage jenius.
Maka, aku tidak berpikir bahwa aku bisa menemukan seseorang yang lebih baik dari dirinya di luar sana.
"Baiklah, kalau begitu melakukan sekarang juga. Semua kebutuhan yang kau butuhkan sudah aku siapkan di ruang teleportasi."
"Baik Tuan Talos."
Dia pun dengan segera keluar ruangan, mungkin dia langsung menuju ruang teleportasi untuk sesegera mungkin melaksanakan tugasnya.
Mungkin, sepertinya situasi akan lebih buruk dari yang aku duga.
Aku harap semua ini masih berada dalam kemampuan Baginda Lios.
***
Namaku George Filibuster. Bukannya aku sombong, tapi aku cukup sadar diri bahwa diriku adalah seorang jenius. Ahahaha.
Kenapa? Kalian iri dengan kejeniusanku? Ahahaha.
Seorang jenius semacam aku pastilah tertarik dengan hal-hal tantangan, apa lagi dengan hal yang mempunyai kesulitan tinggi. Semakin sulit maka semakin tertariklah diriku.
Ya, orang semacam itulah yang namanya jenius, seperti aku ini. Ahahaha.
Teleportasi menuju Sacred land, inilah tugas yang dipercayakan dari Tuan Talos kepada diriku yang jenius ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit di Atas Langit
Short Story[COMPLETED] Dunia dimana pemerintah memandang mage sebagai salah satu monster yang patut untuk dilenyapkan. Di dunia seperti itulah muncul seorang mage yang ingin membuat sebuah revolusi besar pada dunia. Ya,... Inilah kisah dari perjuangan seorang...