Hujan Membuatku Rindu

68 3 2
                                    

Mencintaimu adalah anugerah terindah. Meskipun aku tak lagi ada di sampingmu percayalah bahwa rasaku tak pernah mati. Ia tetap abadi meski ragaku pergi. Ia tetap ada meski jiwaku telah tiada.

- Ardan Nevandra -

*****

Seketika hujan turun dengan deras. Dina menunduk berusaha mengusap matanya yang tak kunjung berhenti menangis. Meskipun hujan menutupi derai air matanya tak bisa dipungkiri ia dapat bertahan dalam kondisi seperti ini. Air matanya terus mengalir. Ia tak mampu berkata lagi. Dan kali ini ia membiarkan tubuhnya diguyur hujan.

Saat ia mendongak sebuah keajaiban datang di depan mata. Tepat di depan Dina ada seorang laki-laki yang selama ini ia rindukan. Seketika tubuhnya menegang. Tak tau harus mengapa ia hanya berdiri dan terus menatap laki-laki itu dengan mata sendu.

" Ini pasti hanya mimpi. Mustahil dia ada disini."

"Gak mungkin Kak Ardan ada di sini. Gak mungkin, " ucapnya dalam hati.

Tiba - tiba pemuda itu berjalan menghampirinya dan memeluk tubuh kecil Dina. Sebuah peristiwa yang mustahil terjadi. Namun pada kenyataannya hari ini Dina mengalami peristiwa tersebut. Tak peduli ini hanya ilusi atau perihal lainnya, Dina benar-benar tak peduli. Yang ia inginkan hanyalah bersama dengan Ardan meski hanya sesaat.

Mereka saling berpelukan. Tak ada dari satupun yang berbicara. Seolah mereka sedang melepas rindu masing-masing. Hujan masih menemani suasana mereka. Ardan menatap Dina dengan pandangan yang sulit diartikan. Namun bibirnya tak pernah berhenti tersenyum. Begitu pula dengan Dina. Ia hanya bisa membalas tatapan Ardan dengan sendu karena ia masih menangis. Dina ingin berkata tapi lidahnya kelu. Alhasil ia hanya mampu merengkuh kekasihnya erat-erat.

Tepat saat hujan berhenti laki-laki itu pun menghilang. Entah kemana perginya yang jelas pemuda tersebut telah lenyap. Dina pun tersenyum. Ia tak lagi menangis seperti tadi. Yang ada di wajahnya adalah wajah penuh kebahagiaan. Dina mengerti kekasihnya itu tak pernah benar-benar pergi meninggalkannya. Ya meski pada realitanya raganya terpisah dengan Dina namun hatinya abadi untuknya.

"Tuhan, terima kasih telah mengabulkan doaku. Aku merasa tenang setelah bertemu dengannya. Meskipun tadi hanya ilusi semata aku tetap bahagia," ucap Dina seraya mengelus nisan kekasihnya itu.

"Kak Ardan, terima kasih untuk semuanya. Aku tak akan seperti dulu lagi kak. Aku janji, " lanjutnya.

Setelah itu, Dina keluar dari TPU karena hari telah sore. Dina harus segera balik ke rumah agar tak diomeli orangtuanya.

Sekarang Dina percaya hujan tak salah sepenuhnya. Hujan telah membuat hidupnya kembali bersinar lagi. Meskipun hujan selalu mengingatkan akan sosok kekasihnya itu ia tak peduli. Karena peristiwa tadi membuat hatinya membaik. Hujan telah mengembalikan keceriaannya dulu. Dina sangat berterima kasih kepada hujan.

Meskipun kejadian tadi hanya ilusi, Dina masih saja merindukan perihal tersebut. Dina berharap semoga kejadian seperti ini akan terulang lagi. Entah kapanpun itu ia percaya suatu saat pasti akan terjadi.

....The end....

Hujan Membuatku RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang