Lagu Bucin

250 31 6
                                    

Sudah 13 hari Changbin lembur di studionya. Oh, ayolah...13 hari dia menatap layar komputer dan hanya mendapatkan 4 buah lagu.

Wow. Sepertinya Changbin sang produser lagu terkenal perlu di pertanyakan.

Pemuda itu menyenderkan punggungnya pada sandaran kursi setelah 3 jam di buat tegak. Bunyi tulang terdengar ngilu saat punggunya di rilekskan. Dia juga ikut melenguh panjang merasakan tubuhnya yang kaku.

Changbin menghela napas. Matanya menatap jam di dinding. Terhitung sudah 4 hari dia terjebak di goa kesayanganya itu. Kayaknya gak ada salahnya kalau dia sekedar jalan-jalan sore.

Dia Jenuh, capek, bosan, dan yang paling parah, otaknya buntu. Gak ada inspirasi yang masuk kalau ia hanya duduk di Goanya.

Jadilah Changbin sekarang melangkahkan kaki keluar dari rumah keduanya itu. Tentu saja setelah mencuci muka kusamnya yang gak sempat skincare-an.

Tapi tetap saja visual seorang Seo Changbin itu gak bisa di remehin.

Merasakan hembusan angin september menerpa wajahnya membuat Changbin merasakan nikmat dunia. Bukanya lebay, itu karna pemuda berambut gelap ini pulang larut dini hari dan akhirnya memilih tinggal sementara di Goanya. Jadi maklum.

Changbin melangkahkan kakinya yang berbalut Air Jordan Silver Shoes ke jalan trotoar. Beberapa penggemarnya yang tak sengaja berpapasan menyapa sambil menahan antusias. Changbin hanya mengangguk pelan sambil tersenyum tipis.

Mata gelapnya menelunsuri setiap detail yang di lalui, mana tau mendapat inspirasi. Kakinya berhenti di depan sebuah toko buku sekaligus perpustakaan. Tempat ini adalah salah satu tempat membosankan favorit Changbin untuk mendapatkan inspirasi.

Akhir-akhir ini dirinya jarang membaca, mungkin itu jadi salah satu sebab idenya mampet.

Tangan kekar berbalut jaket elegan itu meraih gagang pintu dan membukanya. Suara Lonceng berbunyi beriringan dengan kakinya yang melangka masuk. Hidung bangirnya menghirup aroma yang dirindukanya ini.

Kelereng gelapnya langsung mengarah ke bagian meja penjaga toko. Rindu dengan sosok kakek dengan senyum lembutnya. Changbin ingin menumpahkan kerinduanya segera.

Tapi, kok-?

Bukan seorang kakek tua yang di tangkap pengelihatanya. Bukan sosok kakek dengan senyum lembut yang dijumpainya...

Melainkan senyum lembut secerah mentari dari seorang pemuda manis bertopi baret yang menyambutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melainkan senyum lembut secerah mentari dari seorang pemuda manis bertopi baret yang menyambutnya.

Changbin seakan terhipnotis sama senyum indah itu. Senyum yang berkali-lipat lebih lembut dari senyum sang kakek.

Beberapa detik Changbin seakan lupa pada tujuannya kesini. Lupa akan segala hal tentang keluh-kesahnya. Lupa kalau-

Tunggu, kakek yang biasanya kemana?

Silent Love  -ChangLixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang