Part 1

78 9 4
                                    

MOS berjalan dengan lancar 3 hari ini. Tetapi tidak dengan Evania Fransisca. Hidupnya selalu diganggu senior osis bernama Adrian itu. Ternyata ancamannya memang benar. Adrian akan selalu mengganggunya hingga hidup Evania nggak tenang.

Seperti saat ini, Evania yang sedang menikmati nasi goreng buatan Mbak Ina, harus terganggu karena adanya ketua osis ganteng itu.
Cowok itu mengganggu mulai dari mencolek dagu Evania, menggeser-geser piring nasi goreng, dan menyeruput paksa es teh manis milik cewek itu.

"Lo kenapa sih ganggu gue mulu? Nggak ada kerjaan?"

"Banyak. Yaitu kerjaan osis. Tapi demi lo, gue tinggalin tuh kerjaan." Adrian mengerling.

"Gue nggak pernah minta lo ninggalin kerjaan osis itu demi gue, Adrian. Mendingan, sekarang lo pergi dan urus osis lo itu!"

"Gue kan udah bilang sama lo, gue akan terus buat hidup lo nggak tenang selama sekolah disini. Dan, ini buktinya."

Evania memutar bola matanya dengan malas. Sejujurnya, ia sangat tidak suka berurusan dengan kakak kelas. Apalagi senior gaje macam Adrian.

"Terserah lo deh, intinya gue nggak akan pernah terbawa perasaan dengan baperan nggak mutu dari lo."

Adrian mengerutkan kening, "Lho, siapa yang mau ngebaperin lo? Siapa juga yang nyuruh lo baper? Geer juga ya lo." Cowok itu mengacak rambut Evania dengan gemas.

Blush! Malu sendiri Evania. Perkataan Adrian ada benarnya juga. Siapa juga yang ingin baperin Evania? Kan, Adrian bilang pengin gangguin gadis itu, bukannya baperin.

Gadis itu geer!

Evania hanya memalingkan wajah menutupi merah yang terpampang jelas di mukanya saat ini.

"Udah ah, gue pengin balik ke kelas. Lo abisin nih makanan bekas gue. Bay!" Dengan sinis, Evania meninggalkan Adrian yang kini menatapnya dengan tatapan gemas.

Menarik. Satu kata itu yang ada di benak Adrian saat ini. Gadis itu cukup menarik, dan sepertinya Adrian akan melaksanakan apa yang dikatakan Evania tadi. Dia akan ngebaperin Evania.

***

Evania duduk di kursi paling depan sedang memainkan handphone sesekali tertawa karena membaca cerita wattpad kesukaannya.

Dia belum terlalu kenal dengan teman-teman di kelas X-IPS ini, apalagi dia tidak satu kelas dengan teman barunya yaitu Angel.

Hal itu membuat Evania hanya menyendiri dan bermain ponsel, mengingat dia tidak pandai dalam berbicara dengan orang yang tidak dikenal.

Tiba-tiba, seseorang menepuk bahunya. Evania menoleh dan mendapati cowok bertubuh tinggi, badannya yaa yu nou lah. Jadi gitu maksudnya, mata cokelat, hidung mancung, alis tebal, kulit sawo matang dalam artian dia suka gym dan lari panas-panasan.

Setidaknya itu first impression Evania kepada cowok yang berada persis di depannya saat ini, "Dibelakang lo ada orang nggak?"

Evania hanya menggeleng, memang benar tidak ada yang duduk di tempat belakangnya.

"Gue duduk di belakang lo ya?" Cowok itu tersenyum.

Senyum manis yang mampu membuat semua cewek berteriak histeris! Itulah yang Evania pikirkan saat ini.

Evania hanya mengangguk sambil tersenyum tipis, lalu kembali menatap layar ponsel. Tetapi kali ini dengan tidak fokus karena pikirannya buyar oleh cowok tampan itu.

Baru kali ini Evania terpesona melihat cowok ganteng. Padahal, dulu di SMP nya banyak cowok-cowok ganteng tapi dia biasa saja. Ah, mungkin ini efek karena Evania keseringan baca wattpad yang isinya cogan.

Tiba-tiba, bel tanda masuk berbunyi dengan cukup keras. Evania langsung memasukkan handphone nya ke dalam tas dan mengeluarkan satu buku tulis.

Karena ini awal dia di kelas 10, makanya dia nggak bawa buku banyak.

Kemudian, seorang guru berkacamata memasuki kelas Evania.

"Pagi anak-anak." Sapa guru itu yang dibalas "Pagi juga, Pak."

"Perkenalkan, saya Nikron Jayatama. Saya merupakan wali kelas di X-IPS ini." Kata guru itu mulai memperkenalkan dirinya.

"saya adalah guru PKN dan Sosiologi. Sekiranya hanya itu yang saya dapat perkenalkan tentang diri saya. Oke, untuk mempersingkat waktu, saya akan menunjuk pengurus-pengurus kelas yang akan bekerja selama 3 tahun di X-IPS ini."

Angkatan Evania, hanya memiliki satu kelas IPS dan satu kelas IPA. Maka dari itu, mereka menjadi pengurus kelas untuk 3 tahun dan tidak akan diganti.

Pak Nikron mulai melihat satu persatu murid, matanya tertuju kepada cowok di belakang Evania. "Kamu." Tunjuk Pak Nikron kepada cowok itu. "siapa nama kamu?"

"Bapak pengin kenalan sama saya, ya? Kok pengin tau nama saya sih?" Balas cowok itu dengan senyum-senyum.

"Saya sedang tidak bercanda, ya! Siapa nama kamu?"

"Iya-iya, Pak. Nama saya Rendy Kelvianno."

"Kamu jadi ketua kelas." Tunjuk Pak Nikron langsung.

Cowok yang bernama Rendy itu hanya mengangguk.

Lalu Pak Nikron mulai melihat lagi satu persatu murid.

Matanya tertuju pada cewek yang berada di pojok belakang kelas. "Kamu, cewek yang duduk di paling belakang. Siapa nama kamu?"

Cewek berambut panjang lurus menunjuk dirinya dan di anggukkan Pak Nikron. "Saya Vira Adinda Rahmat, Pak."

"Kamu wakil ketua kelas."

Kemudian Pak Nikron meneliti lagi satu persatu siswa. Dan matanya tertuju pada Evania.

Evania menghela napas, "Jangan sampe gue jadi sekretaris lagi. Bosen dari SMP sekretaris mulu." Batin Evania.

"Nama kamu siapa?" Tanya Pak Nikron pada Evania.

"Evania Fransisca Pratama, Pak."

"Kamu jadi sekretaris."

Evania menghela napas, dugaannya benar. Jadi sekretaris lagi.

Lalu Pak Nikron kembali meneliti siswa. Matanya tertuju pada seorang cewek yang duduk di belakang Rendy.

"Nama kamu siapa?"

"Saya?" Tanya cewek itu, Pak Nikron mengangguk.

"Fitri Amalia, Pak."

"Kamu jadi bendahara." Cewek yang bernama Fitri Amalia itu mengangguk.

"Oke, semuanya sudah saya pilih. Kerjakan pekerjaan kalian sesuai aturan. Hari ini kita tidak belajar karena ini baru awal kalian kelas 10. Saya permisi."

Pak Nikron pergi.

Evania kembali memainkan ponselnya. "Rendy ketua kelas, sedangkan gue sekretaris. Berarti gue sama Rendy lebih sering bareng-bareng dong?" Batin Evania.

Ia tersenyum senang. Entah karena apa.

Mungkin karena Rendy?

ERKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang