CHAPTER 10

53 8 0
                                    

Mohon untuk para readers karena baru bisa update ceritanya hari ini.

Maafin aku yang terlalu lama hiatus T_T

Saran aja nih, bagi yang udah lupa jalan ceritanya, lebih baik baca ulang ya^^


Young Guk Ent.

Soul, South Korea

Suasana riuh terdengar menjalari pendengaran setiap orang. Terlihat aktivitas ditempat tersebut dalam keadaan yang sangat sibuk. Namun hal tersebut tidak berarti apa-apa bagi seorang gadis yang saat ini hanya duduk diam disebuah bangku tidak jauh dari keramaian itu. Dengan sebuah cangkir berisikan cokelat panas ditangannya, gadis tersebut termenung dengan segenap pemikiran yang berkecamuk.

Shin Eunri, gadis itu bagaikan sebuah bayangan tak terlihat. Dirinya benar-benar dibuat pusing dengan segala yang dihadapinya saat ini. Dimulai dari Taehyung yang telah memberikan ultimatum pertama padanya. Lalu orang-orang yang dikenalnya mulai menjauhinya hanya karena segan pada dirinya yang kini telah menjadi bagian dari keluarga yang sangat berpengaruh didunia itu. Selain itu cemoohan orang-orang terhadap dirinya yang lebih terdengar seperti sebuah hinaan. Bahkan kini teman-temannya juga mulai menjauhinya hanya karena mereka iri terhadap gadis itu yang dinobatkan sebagai 'gadis terpilih' dinegeri tersebut. Dunia benar-benar menjauhinya dalam sekejap mata.

"Maaf mengganggu waktumu nona Shin Eunri. Ada yang harus aku bicarakan padamu tentang kostum artis kami saat ini."

"Oh, tidak sama sekali nona Park."

"Kau tentu tahu bahwa aku tidak pandai bertutur kata. Jadi langsung saja pada pokok pembicaraan kita. Kostum yang ditawarkan oleh perusahaan anda sepertinya kurang sesuai dengan konsep artis kami saat ini. Dan anda sebagai perancang busana tersebut, kami harapkan dapat memakluminya."

"Aku mengerti nona Park. Lalu apakah anda ingin aku untuk mengganti desainnya?"

"Ah, maksudku mungkin akan lebih baik jika kami melihat produk dari perusahaan lain dulu."

"Maaf nona, bukankah sejauh ini aku mampu untuk memperbaiki produk tersebut jika terjadi kesalahan? Kenapa sekarang anda berkata seperti itu? Dan setahuku kontrak kerjasama perusahaan masih ada tiga tahun lagi? Apakah ada hal lain yang membuat anda untuk mengakhiri kontrak dengan perusahaan kami? Ini memang bukan hakku untuk berkata seperti ini pada anda. Tapi, tidak bisakah perusahaan anda mempertimbangkannya sekali lagi?"

Bagaikan bom waktu yang kapan saja mampu meledak, begitu pula yang kini dialami gadis manis berparas cantik tersebut. Ia benar-benar tak habis pikir dengan segala yang terjadi secara beruntun padanya saat ini. Setelah banyaknya masalah yang dihadapinya diawal, kini ia kembali harus menghadapi masalah yang membawa perusahaan tempatnya bekerja. Bahkan kini ia pun menyangsikan keberlangsungan karir dirinya diperusahaan tersebut.

"Apakah ini ada hubungannya dengan pernikahanku?"

Pada akhirnya kalimat tersebut tidak mampu ditahannya. Ia sangat yakin bahwa hal ini ada hubungannya dengan pernikahannya dengan Kim Taehyung. Jika tidak, sangat mustahil hal ini terjadi secara beruntun hanya kurang dari satu hari. Ia juga tahu bahwa direktur perusahaan tempat ia menjalin kerjasama ini sangat menyukai suaminya meskipun gossip itu ia dengar dari mulut ke mulut. Eunri menundukkan kepala dengan mata terpejam melihat respon yang disampaikan seseorang dihadapannya.

"Baiklah. Terima kasih atas kerjasama perusahaan anda selama ini. Meskipun aku masih berharap pada anda untuk mempertimbangkannya kembali, namun tetap saja segala sesuatunya ada ditangan anda. Aku permisi."

Gadis itu bangkit dan membungkuk singkat dengan perasaan sangat kecewa. Ia terus berjalan lunglai menuju lift terdekat dari tempatnya semula tanpa peduli tatapan mengintimidasi dari orang-orang disekitarnya. Belum lagi entah perkara apa yang akan terjadi padanya di perusahaan tempatnya bekerja nanti mengingat kontrak kerja sama ini berakhir dengan sangat dramatis. Raut wajah kecewa sangat terlihat jelas dari paras cantiknya. Sepertinya hari ini benar-benar akan menjadi hari terakhir baginya untuk bekerja diperusahaan besar itu.

"Sial! Haaaaaahh.., apa sebesar itu salahku hingga kalian semua memperlakukan ini padaku? Dimana letak kesalahanku dalam bekerja selama ini? Ataukah ini hanya akal-akalan kalian saja untuk memecatku karena aku dapat menikahi pria yang selama ini kalian idamkan?! Menyebalkan!". Umpat Eunri pelan sambil menatap jengkel pada gedung yang menjulang tinggi itu sesaat dirinya tiba di pintu gerbang gedung yang sudah lima tahun ini menjadi tempatnya untuk menyalurkan seluruh kemampuannya. Entahlah, dirinya benar-benar dibuat kecewa saat ini dan bahkan tidak tahu hingga kapan kekecewaan ini akan terus berlanjut, mengingat masih ada hal lain yang harus dihadapinya. Sesuatu yang menjadi faktor penentu kehidupannya, Kim Taehyung.

***

Seorang pria berumur sekitar 50 tahun melirik arloji berwarna perak ditangannya. Arloji tersebut menunjukkan pukul 9 pagi lebih 25 menit. Hatinya tiba-tiba merasa lebih berat dari sebelumnya, ekspresi wajahnya yang sulit dijabarkan itu memberikan kesan seperti ia sedang mengalami masalah. Tanpa diduga sebulir air mata akhirnya jatuh. Pria tersebut mengusap pelan pipinya lalu keluar dari mobil sesaat setelah mobil yang ditumpanginya berhenti sempurna didepan lobi perusahaan miliknya. Senyuman khas milik pria itu tampak menghiasi wajahnya saat beberapa pegawai menyapa dan memberikan salam.

"Selamat pagi Presdir." Ucap seorang laki-laki muda yang sebaya dengan putranya. Sebuah kebiasaan yang dilakukan oleh Shim Changmin asisten pribadinya selama ini selain Seokjin.

"Selamat pagi Changmin-ssi. Bagaimana pagimu hari ini?" Balas Kim Tae Joon berbasa-basi.

"Sangat baik tuan, dan saya harap anda pun demikian." Ujar Changmin dan dibalas dengan senyuman singkat oleh lelaki itu sambil terus berjalan menuju ruangan rapat yang telah dijadwalkan sebelumnya.

***

Langit jingga yang perlahan berubah gelap terpampang indah memberikan siluet orange keberbagai penjuru ruangan tempat Taehyung berada. Angin bertiup pelan dan sangat teratur yang mampu menciptakan perasaan tenang bagi siapapun. Namun berbeda bagi seorang Kim Taehyung. Dirinya menatap lurus keluar gedung dengan tatapan mata dingin yang terlihat kosong, sementara tangannya masih setia berada didalam saku celana. Keadaan disekitar gedung tersebut sudah sangat sepi sejak dua jam lalu, membuat deting jam terasa mencengkeram suasana.

"Aku tidak akan membuat kalian menunggu lama. Langsung saja akan kusampaikan maksud kedatanganku pagi ini. Mulai saat ini posisi tertinggi perusahaan ini telah resmi aku wariskan pada putraku Kim Taehyung. Dan posisi ini secara kasat mata ataupun tidak akan mengatasnamakan putraku, Kim Taehyung."

Setalah pemikiran panjangnya atas kalimat terakhir yang disampaikan ayahnya pagi itu, pada akhirnya Taehyung beranjak dengan menenteng jas yang sebelumnya tersampir sempurna pada sandaran kursi kebesaranya. Laki-laki itu berjalan keluar ruangan dengan sebuah kesimpulan sementara yang telah diputuskannya beberapa saat lalu.

"Pasti ada sesuatu yang sedang disembunyikan ayah." Ujarnya pelan sambil menghidupkan mesin mobil pribadinya dan dalam sekejap telah bergabung dengan keramaian jalanan Seoul menuju mansion kediaman orang tuanya.

***

Segini dulu ya untuk hari ini. Lanjutannya bakal di share nanti malam atau besoknya.

Oh ya, masih ingat kan kalau aku bakalan ngeprivat story? aku gak bakalan bilang kapannya, yang jelas aku udah infoin ini di work sebelumnya. Biar bisa ngebaca, silahkan follow akun aku dulu ya, trus setelahnya simpan storynya di library^^

Nanti kalau ceritanya udah "End", kalian bisa unfollow lagi kok^^

Okeh, selamat membaca...

The Emptiness and RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang