M-5

695 38 25
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Flash back

"Aku hamil. Kau harus bertanggung jawab."

"Kenapa kau minta aku yang bertanggung jawab?. Mintalah pada Yamada-mu."

"Tapi, aku melakukan itu hanya denganmu. Ryosuke, dia tidak bisa menanggung kesalahan yang  kita buat."

"Cih munafik. Kau saja tidak perawan saat bersamaku."

"Yuya!."

Tubuh perempuan itu bergetar kuat menahan isakan yang siap lolos kapan saja. Wajahnya memerah dengan kelopak mata dipenuhi tumpukan liqued bening, Mirai, dia menangis. Bagaimana bisa laki-laki yang menanamkan benih didalam rahimnya itu berujar dengan sangat enteng tentang dirinya?. Inikah rasanya habis manis sepah dibuang?.

"Kalau begitu jebak saja Yamada dan buat dia bertanggung jawab atas kehamilanmu. Jika, kau memintaku melakukan itu. Maka jawabanku tidak."

"Kau jahat!."

"Kau juga bisa jahat jika kau mau, Mirai. Hidup itu pilihan. Kau yang menyakiti orang lain atau orang lain yang menyakitimu. Mengerti?."

"Ta..tapi Ryosuke dia tidak bisa menanggung semua ini." Mirai terus menggeleng kencang. Dia tidak tega membiarkan kekasih polosnya itu menanggung dosa yang ia buat dengan Yuya.

"Kalau begitu hiduplah dengan aib."

"DEG."

Yuya menepuk pundak kurus Mirai dan berjalan pergi meninggalkan gadis itu dengan seringai diwajahnya. Mirai jatuh terduduk. Air matanya kini sudah membanjir dengan deras. Hatinya hancur. Harusnya dia tidak jatuh dalam pesona pria brengsek seperti Yuya. Harusnya dia tetap setia dan tidak menduakan Yamada. Lihatlah, akhirnya siapa yang menjadi sampah.

"Hikshh..Ryosuke..hukshh..maaf.."

Mirai berjalan dengan kaki lunglai meninggalkan tempat itu. Dipikirannya saat ini adalah bagaimana cara menjebak Yamada.

"Yama, ini minumlah."

"Oh ya. Arigatou."

Mirai tersenyum jahat melihat Yamada yang dengan polosnya menenggak habis minuman yang sudah dicampur dengan obat tidur itu. Detik berganti menit, menit berganti jam dan Yamada kini tidak sadarkan diri. Tubuh laki-laki itu bahkan sudah benar-benar lunglai dan dengan cekatan Mirai menyeret tubuh Yamada melepaskan pakaian laki-laki itu hingga hanya meninggalkan boxernya. Lalu, Mirai berjalan pergi meninggalkan Yamada terlelap diranjang besar miliknya. Mirai, dia memilih tidur dikamar tamu dan menunggu hingga fajar menyingsing. Lalu melakukan drama yang sudah ia rancang.

"Maafkan aku Ryosuke." Kelopak mata Mirai terpejam dengan air mata yang menetes dipipinya. Mirai, dia tahu tidak seharusnya dia melakukan ini pada Yamada. Tapi, apa daya Mirai tidak memiliki pilihan. Dia harus memilih untuk menyakiti orang lain. sebelum orang lain menyakitinya.

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang