"Aku merindukanmu Yuri, rasanya begitu merindukanmu hingga dadaku terasa begitu sesak."
.
.
.
Mine
.
.
.
"TING TONG"
"TING TONG"
"TING TONG"
Chinen yang masih meringkuk dalam balutan selimut hanya bisa bergerak gelisah saat bunyi bel pintu apartemennya belum berhenti berbunyi. Pikiran pria mungil itu mulai beralih pada sosok Inoo. Dimana pria cantik itu, apakah Inoo juga ikut pergi bersama Yuto dan Keito pikir Chinen.
"Apakah Ryosuke yang datang?." Batin Chinen mulai gelisah. Tapi, dengan sekuat tenaga Yuri menepis pikiran itu.
"Tidak mungkin Ryosuke kembali setelah perlakuanku waktu itu. Rasanya tidak mungkin." Pikiran Chinen mulai kalut. Sebersit sesal dan kehampaan menyelubungi hatinya. Chinen merindukan prianya.
Chinen memilih untuk bergerak dan mulai turun dari ranjang. Tapi, jantungnya tersentak kaget saat mendengar bunyi pintu yang terbuka. Kaki mungilnya mulai bergerak mengambil langkah kecil, keluar dari kamarnya. Manik matanya bergerak kekanan melirik sosok pemilik siluet tubuh yang Chinen kenal. Disana diambang pintu berdiri 3 orang yang sangat khawatir dengan keadaannya Inoo, Keito dan Yuto. Mereka bertiga tampak tengah berbisik dengan raut wajah yang sulit dijelaskan.
"Apakah Yuto sudah bertemu Ryosuke?." Batin Chinen dalam hati merintih pilu.
"Yuri, kau ingin makan?. Aku sudah membuatkan makan malam untuk kita semua." Tawar Inoo yang nampak berusaha keras mencairkan suasana yang terasa begitu hening dan dingin. Chinen menggeleng lemah, pria manis itu mengulum bibirnya sesaat sebelum kembali memilih masuk kedalam kamar hangatnya.
Yuto yang melihat sikap Chinen nampak begitu jengah dan ingin sekali membunuh Yamada dihadapan Chinen. Tapi, Yuto cukup sadar bahwa pria brengsek itu adalah orang yang Chinen cintai dan ayah dari janin yang Chinen kandung saat ini.
"Yut..sudahlah, biarkan Yuri seperti itu. Kita harus memahami perasaannya." Inoo menepuk pundak Yuto berusaha membuat pria itu berpikir kembali bahwa Chinen bukan anak kecil lagi. Dia adalah pria dewasa yang harus bisa menghadapi masalahnya.
"Benar Yutti. Kita tunggu keberanian Yamada untuk menyelesaikan segalanya dan mempertahankan Yuri juga anak mereka." Keito menggenggam tangan Yuto erat. Menyalurkan rasa tenang dan teduh dihati Yuto. Selintas pria itu tersenyum dan balas menggenggam tangan Keito tak kalah erat.