"Yang menjadi keliru adalah ketika jumlah 'kekurangan' yang dapat dihitung pakai jari, mampu menutup kebaikan dari Tuhan yang berlimpah ruah." - xosean.
Kutipan baru dari kumpulan cerita Sean di Serenity.com baru saja masuk di email-ku. Kotak masuk yang menandakan bahwa Sean sudah menerbitkan bagian baru untuk tulisannya.
Aku tidak mengenal Sean, tidak memiliki hubungan secara khusus di dunia nyata, pun aku tidak tahu di mana keberadaan Sean atau apa pun yang berkaitan dengan kehidupan pribadinya.
Sekitar dua tahun yang lalu, aku menemukan Sean di timeline explore Serenity.com dengan username 'xosean'. Beberapa kutipan tulisan yang tertera di bio profil akun Sean mengarahkanku untuk membaca semua tulisannya di Serenity.com. Dalam beberapa bagian pertama pada salah satu kumpulan cerita yang ditulisnya, aku berkeyakinan bahwa aku akan jatuh cinta pada semua tulisan si pemilik akun bernama 'xosean' dan asumsiku benar.
Serenity.com adalah platform untuk komunitas literasi di mana setiap pengguna memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi penulis dan pembaca. Pertama kali aku memutuskan untuk sign up di Serenity.com hanya karena aku merasa butuh rumah untuk semua tulisan-tulisanku. Aku tidak menggunakan social media, hal paling hits di zaman sekarang.
Kak Sofia, kakak sepupuku, pernah menawarkan diri untuk membuat setidaknya salah satu social media dengan alasan agar bisa menjalin tali silaturahim dengan teman-teman di dunia maya. Aku tidak berminat. Keberadaan orang-orang di sekitarku sudah cukup membuatku lelah, aku tidak ingin mengetahui kehidupan pribadi mereka di dunia maya.
Cukup aku memiliki kemampuan untuk mengetahui suara pikiran mereka yang, sungguh, luar biasa begitu riuh. Kak Sofia tidak memaksa dan membiarkanku tetap pada prinsip yang aku pegang teguh, aku mengetahuinya melalui apa yang Kak Sofia pikirkan, tanpa harus ia ucapkan secara lisan.
Menemukan Serenity.com menjadi satu hal yang sangat menyenangkan setelah menemukan buku bagus di perpustakaan dan toko buku. Melalui Serenity.com, aku menemukan Sean, penulis tanpa identitas yang untaian kata-katanya mampu membuat aku jatuh cinta.
Aku menutup notifikasi email masuk. Tulisan baru Sean akan aku baca setelah sampai di rumah. Langit di balik jendela perpustakaan terlihat keabu-abuan. Hujan akan turun, mungkin akan lebat. Aku memprediksi dalam waktu setengah jam lagi, rintik-rintik air hujan akan turun satu per satu sampai kemudian tumpah penuh.
Tali sepatuku sudah terikat rapi sampai kemudian aku menemukan seseorang meletakkan sebuah buku di samping tubuhku.
'Milik Bhumi Biru'
Aku tidak mendengar apa pun dari sosok laki-laki asing yang sedang duduk di samping buku bersampul abu-abu dengan tulisan 'Milik Bhumi Biru'. Ia tidak bersuara. Pun dalam diam, aku tidak mendengar suaranya. Laki-laki ini begitu hening. Untuk pertama kalinya aku tidak menemukan suara apa pun dari diam seseorang.
"Maaf?"
Suara pertama yang aku dengar.
"Ada apa?"
Kedua mataku spontan terbelalak, menyadari bahwa aku telah melakukan kesalahan.
"Sudah lebih dari lima menit saya merasa diperhatikan seseorang. Apakah kita saling kenal sebelumnya?"
Aku masih mencoba untuk memahami keganjilan yang terjadi. Suara-suara bising itu sama sekali tidak muncul. Aku hanya mendengar suara yang diucapkannya. Hanya sebatas itu. "Kamu, siapa?"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Bhumi Biru
Fantasi[Telah terbit: Platinum Publisher, 2022] "Aku mendengar banyak hal. Dunia ini bising. Dari dalam kepalaku tumbuh bibit suara-suara yang tidak pernah aku minta keberadaannya." - Gean __________ Illustrator: dilidita Penerbit: Platinum Publisher _____...