Semakin hari aku semakin dekat dekan Devano. Rasa benciku semakin hari semakin berkurang, aku juga. Bingung apa yang sudah terjadi padaku?
Alvian? Aku masi dekat dengannya. Semua masalah tentangku dengan dia sudah kuselesaikan bersamanya.
Sekarang? Apa yang sudah terjadi pada aku dan Devano?
Sebenarnya hari itu aku tidak terlalu mau untuk memikirkan Alvian dan Devano. Aku ingin berkumpul dengan temanku. Tetapi mungkin nge chat Alvian sudah menjadi rutinitasku. Saat itu Alvian memang menjawab, tetapi tak lama kemudian ia menghilang.1 Jam kemudian
2 Jam kemudian
3 Jam kemudian
4 Jam kemudian
Alvian sama sekali tidak menjawab Chat ku saat aku aku sedih, aku ingin curhat kepada teman temanku. Tetapi mereka pasti bosan mendengarnya.
Tiba tiba yang Ada dipiranku adalah Devano, entah mengapa ia tiba tiba ada Di pikiranku. Aku juga bingung. Apakah aku curhat saja pada Devano? Hm mungkin marilah mencoba.
Agar menutupi kesepian juga.Aku pun memulai nge-chat Devano.
📱Devano
Alana: "Hai Dev! I'm so bored today!"Awalnya tak ada Jawaban dari Devano, tetapi 5 menit kemudian ia menjawab DM ku.
Devano: "Hai juga Alana! Sorry aku habis belajar"
Alana: "belajar terus! Kapan ga belajar? Libur Ini belajarnya ntar malem aja!"
Devano: "wkwkwk biar nanti malem kya belajarr gitu!"
Alana: "oh oke wkwk"Saat itu suasana hatiku tercampur menjadi satu. Bahagia, benci, semua menjadi satu.
10 menit kemudian
📱Alvian
Alvian: "hai sorry Alana!"
Alana: "Y"Saat itu aku sangat kesal dengan Alvian. 😪
Alvian: "I promise that i will never ever do it again if i do i again just give me a punishment or something that make your happy don be sad please"
Aku sangat terharu saat Alvian mengirimkan pesan itu. Aku merasa aku yang bersalah padanya.
Alana: "okee!"
Alvian: "tengkyu!"
Alana: "Oke!"Malam itu aku duduk Di balkon kamarku. Suasana malam itu sungguh indah. Aku memandang langit penuh bintang dan ada bulan Di dekatnya. Aku merasa jika ada Alvian pasti Ada aku. Aku sempat tertawa sendiri membayangkan itu. Sungguh malam itu malam penuh makna. Aku mengucapkan wish ku malam itu, dan aku harap dikabulkan. Semakin malam semakin gelap, mungkin aku harus segera tidur. Tetapi besok aku libur 1 minggu dikarenakan kakak kelasku ujian. Dan lagi lagi Devano muncul dalam pikiranku. Apa Ini ada sangkutannya dengan sumpah waktu itu?
•••••
Hari ini hari Senin, aku ingin bertemu dengan Devano entah mengapa. Pagi itu aku ada jadwal tambahan pagi yang memang aku sekelas dengan Devano. Alvian? Ia dikelas tambahan C atau B aku tidak tahu. Ya seperti yang kalian tau, Devano anak paling pintar Di sekolah ia Ada di kelas tambahan A sama seperti ku. Awalnya pagi itu ia tidak mengajak ku berbicara, tetapi ia tidak sengaja menjatuhkan tempat pensilku.
"Ini tempat pensil siapa?" Tanya Devano
"PUNYAKUUU!" Teriakku
"Sorry tadi gw gasengaja jatuhin"
"Ya"Salsa menyebutnya dengan modus, ya mungkin saja. Pagi itu juga ia memaksa zydan untuk bertukar tempat dengannya, awalnya Zydan menolak tetapi entah mengapa kulihat ia sudah Ada Di depanku. Saat itu ia menanyakan tentang materi tambahan matematika yang sudah diberikan guru kelas masing masing.
"Kamu sudah dibagikan materi matematika?" Tanya Devano
"Hm. Udh" jawabku
"Pinjem dongg!"
"Oke"Aku terpaksa meminjamkannyaa tidak ada lagi yang membawa selain aku. Ia juga menanyakan tentang materi IPA dan banyak lagi. Aku bingung, ia anak pintar Di sekolah ini mengapa ia masih bertanya? Guru tambahan tak kunjung datang. Tambahan pun diganti dengan pelajaran Matematika, ya pelajaran favorite ku. Saat itu diberi soal dan yang sudah seperti biasa kembali ke kelas masing masing. Saat itu Devano selesai lebih awal dariku, tak lama ia kembali ke kelasnya, rasanya tak ada dia biasa saja hm kadang aku merasa sepi. Tapi klo ada Devano di kelas tambahan kelas itu sangat rusuh. Tak lama aku mengumpulkan soal yang tadi Bu Rini beri. Aku melihat ke luar kelas kenapa Devano kembali ke kelas tambahan? Buat apa ia kesini? Tambahan sudah selesai.
Ketika kelas tambahan telah usai, semua murid diperkenankan untuk kembali ke kelas masing masing. Aku izin Rifa untuk pergi ke toilet, saat Di luar kelas aku selalumorning bertemu Devano. Lagi lagi ia menyapaku"Alana!"
"?"
"Love!"
"Hm!"Saat itu juga aku membatalkan untuk pergi ke toilet. Aku bingung harus berbuat apa kepada Devano.
Istirahat!
"Hai Alana!" Sapa Reva
"Hai Dev, Hai Rev!" Sapaku
"Eh Alana! Maaf aku tidak bisa membahagiakan mu lagi"
"Hah?"
"Aku tidak sepintar dlu lagi! Aku ingin sepintar kau!"
"Hah oke"
"Oh ini Dev doi lu?" Tanya Reva
"Oh ha? Nanti gw kasi Tau deh" jawab Devano
"Oke bhay!" SerukuSaat itu aku bingung kenapa Devano berbicara seperti itu.
••••