Ku lihat Alvian terduduk di pojok di koridor kelas, entah apa yang ia pikirkan. Ia hanya menatap ponsel nya yang ia pegang.
"Woi Alvian, lu ngapain drtadi bengong aja?" Tanyaku
"Hah? Tidak apa apa?" Jawab Alvian
"Masaaa?!"
"Iyaaa!"Saat itu aku bingung dengan sifat Alvian. Alvian menjadi lebih aneh dari biasanya.
••••
Pagi itu, beredar kabar tentang Devano menyukai Tasya. Betapa senangnya aku tak ada lagi Devano dalam hubunganku dan Alvian. Awalnya aku sedikit tidak percaya, aku diberitahu oleh Sherly tentang itu.
"Alana, tenang Devano ud suka sama Tasya"
"Whttt! Demi apa? YAS!"
"Iya Kmren si Devano caper banget sama Tasya and Tasya kan juga suka sih sama Devano jadi Tasya ngira Devano suka sama dia"
"Ohh Yauda Ntar gw tanya deh sama Devano"••••
Aku mencari Devano saat jam istirahat. Aku tidak menemukannya dimanapun. Entah ia sedang bersama Tasya atau berada di kelas. Tak lama ia muncul keluar dari kelasnya, dan dugaan ku benar ia sedang berada di kelas. Aku langsung memanggil Devano untuk berbicara berdua mengenai hal itu.
"Dev, Devanooo! Lu suka sm Tasya?" Tanyaku
"Hm gaaak!" Jawab DevanoJantungku berdebar sangat kencang. Entah apa yang sedang terjadi padaku.
"Trs?" Tanyaku
"KAMU!" Jawab DevanoWhtt, ga salah? Aku Masi percaya. Awalnya aku senang Devano suka dengan Tasya ternyata tidak. Huh!
••••
Alvian, gue hanya Pengen kembali ke dunia yang dlu. Tak ada orang yang mengganggu hubungan kita. Gua juga rindu senyum lu yang mengalahkan oppa oppa,ketawalu yang mengalahkan nenek sihir,becandaan lu yang kadang garing tapi ngangenin. Gila gw Pengen balik lagi ke dunia lama. Andai gw punya alat pemutar waktu. Gw Pengen banget ngerubah segalanya.
Devano, kenapa lu hidup? Kenapa lu ada di hubungan gw? Dlu gw benci lu tapi sekarang kenapa gw jadi suka sm lu? Gw bingung. Dev bisa gasih lu ga hidup? Lu cuma ngehancurin hubungan gw sama Alvian. Gw jadi lebih Deket sama lu dr pada sama Alvian. Please Dev kita cuma musuh dari dlu. Awal kita emg saling membenci, kenapa sekarang saling suka? Dev, gw lebih suka lu yang dlu.
••••
Pulang sekolah, aku berkumpul bersama keluargaku. Dinner time!.
Kata papa ada pengumuman penting untuk anak anaknya katanya. Awalnya aku sangat penasaran dan aku bertanya kepada kakak kakakku, tak ada satupun yang tahu. Semua akan diberitahukan pada saat dinner nanti.IT'S TIME TO DINNER!
Aku duduk di sofa yang bertemakan Aestethic itu. Restoran favorite mama dan papaku. Aku duduk di sebelah Amira kakak pertamaku. Dan disebelah kiriku ada Aurel kakak ke 2 ku. Saat itu papa mulai memberitahu pengumuman yang akan diberitahukannya.
Saat itu aku sangat terkejut. Akan kepindahan keluargaku keluar negeri. Artinya aku harus bersekolah disana. Aku tak ingin meninggalkan Lisa, Salsa, Nety, Aurellia, Sherly, Bela, Cathlen, Shera, Raka, Alvian dan semuanya. Aku tidak ingin meninggalkan sekolah kebanggaanku "Pelita Bangsa"
Rasanya sedih sekali, entah bagaimana memberitahu mereka. 10 hari lagi aku akan meninggalkan sekolah kebanggaanku dan teman temanku.
📱💘
Alana: "Guys! Bsk kumpul di kantin ya"
All: "oke"
Alana: "Ada pengumuman penting!"
All: "iyaaaa!"
••••
Pagi itu sudah kuhitung hari, ya 9 hari lagi. Aku tidak tahu bagaimana menyampaikannya pada teman teman."Ma, apakah tidak bisa dibatalkan?" Tanyaku
"Ga bisa sayang!" Jawab mama
"Kenapa maaa?"
"Aurel ujian masuk kuliah disana"
"Maa, aku tinggal disini untuk 1 bulan lagi tidak bisa?" Tanyaku
"Tidak sayang, papa tidak memperbolehkanmu"
"Oke Ma"
••••
Aku harap teman temanku mengerti. Betapa sulitnya melepaskan mereka untuk kali ini. Aku tidak bisa merelakan mereka disini tanpaku. Mungkin rasanya ada yang aneh.Saat itu aku sudah siap memberi pengumuman kepada mereka. Hm. Awalnya aku gugup, tak lama aku menceritakan semuanya kepada teman temanku. Bela, sahabatku dari TK sampai sekarang ia menangis terisak, ia tak rela teman masa kecilnya pergi meninggalkannya. Salsa, Nety, Lisa, dan Aurellia pun bersedih. Seperti orang yang tak percaya akan adanya hal itu.
Dan satu hal yang perlu kalian Tau dan rahasiakan hingga aku berangkat ke LA. Jangan beritahu Alvian dan Devano tentang ini. Semua mengerti maksudku. Aku menyuruh mereka untuk berhenti bersedih. Ini sudah takdir. Saat itu aku ingin menangis juga, tapi tak bisa kutahan tangisan itu hingga terkumpul dan sedikit demi sedikit mengalir.
Aku ingin membuat perpisahan dengan makan makan biasa dan mungkin beberapa ada yang mengantarku ke bandara. Aku ingin mengajak Alvian, Raka, dan kawan kawanku yang lainnya. Dengan alasan makan makan biasa. Agar Alvian tidak curiga.
••••