Part 2

468 62 32
                                    

Siang itu matahari menyengat kulit siapa saja yang berada di luar rumah, namun tidak menyurutkan aktifitas seorang perempuan bernama Keyna Saunders atau kerap dipanggil Keyna, perempuan berusia dua puluh tahun itu terus menganyuh sepeda tuanya, berkali-kali ia melirik arloji di tangannya, ia akan mendapat kemarahan lagi oleh bosnya karena terlambat. Jarak dari rumahh sewanya ke restoran tempat dia bekerja memang lumayan jauh, apalagi jika ditempuh menggunakan sepeda.

Saat sudah sampai di sebuah kawasan restoran, Keyna turun dari sepeda dan mendorongnya ke samping restoran, tempat pegawai sering keluar-masuk. Setelah memarkirkan sepedanya di dekat pintu, Keyna masuk ke dalam dan di sambut dengan lalu-lalang pegawai yang sedang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.

"Kau baru datang? Hebat!"

Keyna terkejut saat mendengar sebuah suara berat berteriak di dekatnya, ia menunduk takut, tidak berani menatap pria berusia empat puluh tahun itu. Kepalanya botak ditambah kumis tebal dan mata melotot membuat siapa pun akan takut untuk melihatnya

"Kau pikir bisa seenaaknya saja datang sesuka hatimu?"

Keyna semakin menunduk, ia menggigit bibir bawahnya karena gugup sekaligus takut. Ini memang salahnya, ia belum genap sebulan bekerja di restoran ini namun hampir setiap hari dia datang terlambat untuk bekerja.

"Maafkan saya, Pak."

"Aku sudah sering memberimu kesempatan, namun selalu kau sia-siakan. Tidak kali ini, kau bisa angkat kaki dari sini."

Keyna mengangkat wajahnya terkejut saat mendengar ucapannya bosnya. Ia menatap cemas pada pria itu.

"Pak, saya mohon, beri saya kesempatan sekali lagi, saya janji mulai besok tidak akan terlambat lagi." Keyna tidak mempedulikan para pegawai yang menatapnya sambil melongos, ia sangat butuh pekerjaan ini, jika sampai diberhentikan dari sini ia tidak tahu harus mencari kemana lagi pekerjaan, karena hampir semua tempat yang sebulan lalu ia lamar pekerjaan sudah tidak menerima pegawai lagi.

"Baik, sekali lagi. Sekarang, kerjakan tugasmu." Keyna menghela napas lega mendengar ucapan bosnya. Ia membungkuk berkali-kali sebagai ucapan terima kasih.

"Sekarang gantikan pekerjaa Joy, dan Joy sekarang ganti pakaianmu untuk melayani pelanggan."

Keyna mengangguk patuh lalu segera menuju ke tempat pencucian piring dan peralatan memasak menggantikan pegawai bernama Joy yang sebelumnya melakukan pekerjaan itu. Tanpa ingin membuang waktu lagi, Keyna segera mencuci piring yang semakin lama semakin banyak karena jumlah pelanggan saat jam makan siang semakin banyak. Keyna merasa tangannya sudah kelelahan melakukan pekerjaan ini seorang diri, tangannya juga keriput karena terlalu lama terkena air dan sabun. Namun, apa yang bisa ia keluhkan, beginilah nasib orang yang tidak memiliki kekuasaan sedikit pun.

***

Seperti janjinya beberapa hari lalu pada Pak Jude, bosnya, ia tidak akan terlambat lagi untuk bekerja, hari-hari berikutnya Keyna selalu datang tepat waktu dan langsung menuju ke tempat pencucian untuk melakukan pekerjaannya. Ia terpaksa berangkat lebih awal setengah jam dari rumahnya karena jarak tempuh ke restoran ini membutuhkan waktu tiga puluh menit menggunakan sepeda.

Sudah hampir dua jam Keyna mencuci piring kotor yang semakin banyak, berkali-kali ia merenggangkan ototnya yang pegal, tangannya sudah mati rasa karena terus menggosok piring dan peralatan memasak yang sudah digunakan.

Keyna menghela napas lega saat piring terakhir yang ia cuci sudah selesai, ia akan beristirahat sebentar sebelum kembali melakukan tugasnya nanti. Baru saja ia membuka sarung tangan cuci piring, suara Pak Jude memanggilnya membuat Keyna bingung, apakah ia kembali membuat salah?

"Di mana Keyna?" Pak Jude menanyakan Keyna pada salah seorang pegawai di dapur sebelum matanya menatap Keyna yang berada di dekat rak piring.

"Ada apa, Pak?" tanya Keyna dengan raut bingung sekaligus cemas, biasanya jika Pak Jude memanggilnya ia akan mendapat amarah dari bosnya itu.

"Ganti bajumu dan layani tamu penting di depan!"

Keyna mengerjabkan mata dengan bingung lalu menunjuk dirinya sendiri dengan wajah polos. "Saya, Pak?"

"Tentu saja!"

"Tapi Pak, saya tidak—"

"Cepat kau ganti baju, beliau tidak suka menunggu lama!" Pak Jude langsung mendorong Keyna ke arah kamar ganti pegawai. Keyna masuk ke sana dengan canggung, selama ini ia tidak pernah melayani pelanggan karena tugasnya hanyalah sebagai pencuci piring, tapi mengapa sekarang Pak Jude menyuruhnya untuk melayani pelanggan?

Sesuai perintah bosnya Keyna mengganti pakaiannya dengan seragam khas pelayan restoran itu, dengan kemeja putih lengan panjang dan rok hitam span di bawah lutut. Keyna mengabaikan tatapan para pegawai di kamar ganti itu yang menatapnya tidak suka, ia sendiri bingung mengapa dari awal ia bekerja di sana, mereka tidak menyukai dirinya.

Setelah selesai ia langsung keluar dan menemui Pak Jude yang langsung memberikan sebuah nampan berisi Pot Roast, yaitu sebuah makanan yang terbuat dari kentang, daging sapi dan wortel yang tentu jika di kombinasikan akan sangat menggugah selera. Keyna bahkan harus menelan ludah melihat makanan seenaknya itu berada di tangannya.

            Seumur hidupnya ia belum pernah makan makanan selezat ini, harganya pasti juga sangat mahal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seumur hidupnya ia belum pernah makan makanan selezat ini, harganya pasti juga sangat mahal.

Sebotol sampanye dan sebuah gelas berkaki tinggi juga berada di atas nampan itu.

"Bawa pada pria yang duduk di dekat jendela itu." Pak Jude berkata pada Keyna yang dibalas anggukan oleh perempuan itu.

Keyna sangat gugup saat ini karena ini pertama kalinya ia akan melayani pelanggannya, kakinya rasanya tidak tahan lagi menopang tubuhnya namun Keyna harus bertahan, ia tidak akan mempermalukan dirinya sendiri dihadapan banyak orang. Jaraknya hampir sampai pada pria yang tadi ditunjuk oleh pak Jude, pria itu duduk membelakanginya sehingga Keyna hanya bisa menatap tubuh belakang pria itu.

Namun dilihat dari belakang pun pria itu adalah orang penting seperti yang dikatakan oleh Pak Jude tadi, jas yang dipakainya tentu lah bukan merek murah.

"Permisi.." Keyna berucap pelan saat sudah berada di dekat meja itu. Ia menaruh nampan itu di meja dengan pelan, dan memindahkan satu-persatu makanan, gelas dan botol sampanye ke atas meja. Ia melakukan pekerjaan itu dengan telaten tanpa memperdulikan tatapan pria di hadapannya. Entah mengapa Keyna rasanya enggan untuk menatap pelanggannya itu.

"Akhirnya aku menemukanmu.."

Keyna tertegun saat mendengar sebuah suara berada di sampingnya, ia lalu mengalihkan pandangan ke arah sumber suara dan matanya semakin melebar melihat seorang pria tampan yang duduk di hadapannya sedang tersenyum ke arahnya.

***

Vote dan komen!

YOU TRAPPED ME (The Identical Girl #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang