Hanbin menatap wajah Cantik Lisa yang sedang fokus belajar. cowok itu merunduk, ia berdecak melihat buku yang Lisa baca. "Makan dulu,"
"Nggk ush sok perhatian."
Hanbin mendengus. Ia duduk di tempat Jennie, tepat disebelah Lisa. "Jangan mikir karna yang ngajakin gue terus lo gak mau. Pikirin kesehatan lo kalo seharian nggk makan."
Kenapa Hanbin tau? Dari tadi istirahat Hanbin mampir ke kelas Lisa dan menanyakan apa gadis itu sudah makan atau belum, jawabannya selalu belum.
"Iya, nanti." Jawab Lisa setelah menghela nafas panjang.
"Sekarang, gue maunya lo makan sekarang. Liat udah jam 3!"
Lisa menoleh, melirik jam yang ada ditangan. Ia mendesah kecil. "Kok gue nggk sadar ya udah jam segini?pulang aja deh." tuturnya seakan berbicara sendiri.
"Ckck! pantes ya nggak sadar kalo gue serius! jam aja nggk di liat apalagi gue!"
Lisa hanya melirik sebentar kemudian kembali melanjutkan merapikan barangnya, bersiap pulang.
"lo makin cantik ya, padahal lagi kucel kucelnya." ucap Hanbin tiba tiba.
Lisa tidak menoleh namun diam diam melirik Hanbin. "Kapan sih gue jelek di mata lo? kalo gue jelek yang ada lo nggk mau sama gue."
Hanbin mendelik, reflek memutar tubuh Lisa karna tidak terima dengan ucapan gadis itu tadi. "Gue tuh nggk liat fisik, tapi hati! Lo baik makanya gue suka."
Lisa sempat terdiam, walau selanjutnya dia tersenyum kecil dan sedikit menunduk. "Gue jahat loh, gue nolak lo berkali kali. Jadi nggak ada alasan lagi buat lo suka sama gue."
Hanbin jadi memundurkan diri, menatap gadis dengan ekspresi polos itu dengan penuh tanda tanya.
"Kenapa sih lo kayak gini? seolah olah nggak mau gue suka sama lo? Sikap lo itu seakan nyuruh gue mundur."
Lisa menatap Hanbin, tepat pada kedua manik manik mata cowok itu. "Bukanya udah jelas? gue nggak pengen deket deket lo."
Lisa menyampirkan ranselnya lalu berjalan melewati Hanbin. Gadis itu berhenti sebentar, "Gue harap lo nggk bertinggak gini lagi di depan gue. Stop before your heart will more hurt."
Lisa langsung berjalan keluar dari kelas, meninggalkan Hanbin tanpa kembali menoleh ke arahnya.
"Sabar Hanbin, cinta itu butuh perjuangan."
***
"Kok Hanbin nggk kesini ya? biasanya dia mampir dulu sebelum ke kelasnya." Ucap Jennie karna sampai menjelang penghujung istirahat ini Hanbin tidak terlihat batang hidungnya.
"Bagus lah kalo dia mau dengerin omongan gue." Ucap Lisa ringan sambil menghembuskan nafas lega.
"HEH? lo apain tu anak? lo tolak?" Mata Jennie melebar, ia menarik buku yang sedang dibaca Lisa, mengisyaratkan gadis itu untuk menceritakan.
"Ya gitu, gue tolak kayak biasa. Tapi kali ini pake kata kata tajem, ya setidaknya menurut gue lumayan."
Jennie menutup mulutnya dengan telapak tangan seolah olah itu kabar yang mengejutkan. "HEY! Tajem menurut lo udah sesakit dicabut nyawanya tau!" Protes Jennie kesal karna dia adalah Hanlis shipper.
"Elo tuh jahat banget sih!?" Omel Jennie lagi.
Ia memang Mengherapkan kedua sejoli yang kalau disingkat namanya menjadi hanlis itu berakhir pacaran.
"Hey hey hey ngomongin gue ya?"
Jennie refleks menoleh, kecuali Lisa. Gadis itu mengenali suara familiar itu.
"Mau setajem apapun. Mau gimanapun Lisa nolak, gue nggak akan mundur. Hanbin nggak akan berhenti berjuang."
Jennie terdiam beberapa detik kemudian tertawa lebar. "Aduh nih ya gue kasi tau. Lo ibarat pangeran angin dan Lisa itu putri es. Mau gimanapun ya nggk bisa ngeluluhin Lisa. Cuma pangeran api yang bisa."
"api emang bisa ngebuat es cair. Tapi mereka nggk bisa hidup berdampingan. Sebaliknya es butuh angin biar dia bisa tetep jadi es. Karna mau gimanapun kita nggk bisa berubah untuk ngedapetin seseorang. Be your self."
Jennie melongo, ia sedikit tercengang. Gadis itu Menatap Hanbin tidak percaya. Sedangkan Lisa masih diam, ia bahkan tidak melirik ke arah Hanbin.
"Belajar sains dimana? sejak kapan ada kesimpulan kayak gitu? atau lo mau sok sok mau jadi puitis di depan gue?"
Hanbin tidak terlalu memusingkan perkataan Lisa. Ia malah meletakan kotak bekal dihadapannya.
"Dimakan, olimpiade emang butuh persiapan tapi kesehatan lo tetep jadi yang utama. Besok besok gue bakal sibuk karna ada beberapa urusan. Jangan sampe telat makan."
Hanbin berucap dengan santai, ia bahkan mengacak rambut Lisa gemas dan tersenyum lebar.
Benar benar tidak memasukan ke dalam hati perkataan Lisa yang tajam dan menyakitkan itu.
Hal yang selalu cowok itu lakukan dan hal yang selalu Lisa benci
[TBC]
Lama yah
Tapi...kok sepi...?
KAMU SEDANG MEMBACA
[8] Loved
Fanfiction"Make you happy is my priority." "She happy with me," "I will let you go until you find a new happiness." "Apa karma gue karna cuekin lo bakalan beneran terjadi? Apa bener karma itu ada?"