01;

577 87 11
                                    

Lisa turun dari mobil kakaknya, pamit dulu sebelum menutup pintu mobil. Dia berjalan pelan masuk ke dalam sekolah. Dengan earphone bertengger indah ditelinganya.

Gadis itu memasuki halaman depan, padahal siswa lainnya tidak ada yang berjalan sendiri, hanya dia yang sendiri.

Sampai Lisa sedikit tersentak begitu earphone kanannya ditarik seseorang.

Lisa sudah bersiap marah tetapi pemuda dalang dibalik itu sudah menyengir lebar membuat Lisa hanya bisa menghela nafas kesal.

"Sendiri kan gak enak..."

"Gue lebih suka sendiri." Potong Lisa cepat sebelum Hanbin, melanjutkan perkataannya yang Lisa tau akan berujung gombalan.

"Lisa, kita itu makhluk sosial. Hidup saling bergantung." Hanbin mulai menceramahi, padahal kalau diliat dari nilai akademik, Lisa jauh lebih unggul.

"Apasih."

"Jadi itu sama aja gue bergantung sama lo dan elo bergantung sama gue."

Lisa berhenti, membuat Hanbin juga ikut berhenti.

"Gue emang bergantung ke banyak orang, tapi nggk sama lo." Kata Lisa tajam lalu mencomot earphone kanannya yang dipakai Hanbin.

Dia berjalan masuk tanpa menoleh kebelakag lagi. Membiarkan Hanbin mengelus dada sendiri.

"Gue kira nganterin pulang kemarin udah fine fine aja." Gumam Hanbin pelan, lalu memilih untuk tidak memusingkan itu.

**

"YO WATSAP!!"

Hanbin rusuh sendiri masuk ke kelas Lisa, tidak perduli tatapan anak anak kelas Lisa yang laki laki menatapnya kesal karena para gadis gadis dikelas itu sebagian besar fans Hanbin.

Lisa yang duduk paling ujung hanya bisa mendengus kesal, rasanya kupingnya memanas tiap mendengar suara Hanbin.

"Halo ayang beb, udah istirahat kok masih aja dikelas hng?"

Lisa seakan menulikan telinga, masih asik memecahkan jawaban dengan rumus rumus dikepalanya walau sedikit terganggu dengan kedatangan Hanbin.

"Makan yuk, entar elo sakit."

"Gue bawa roti, sana pergi."

Hanbin mengulum bibir kedalam, melesat cepat ke kantin ikut membeli roti dan dalam 5 menit pemuda itu sudah ada didepan Lisa dengan nafas terengah engah.

"Ayo makan bareng." Hanbin dengan semangat memutar kursi didepan meja Lisa, duduk disana dengan berusaha tidak mengacaukan meja Lisa.

"Makan dulu, tutup bukunya bentar nggak bikin lo lupa sama rumusnya kan?" Sindir Hanbin pelan, sambil membuka bungkus roti.

Lisa hanya menurut, tapi dia tidak habis fikir. Pemuda didepannya itu tergolong orang sibuk. Salah satu jajaran siswa penting disana.

Anggota inti osis, ketua ekskul fotografi dan Lisa dengar kabar, Hanbin akan jadi sutradara untuk teater Sekolah.

Bukankan itu lebih sibuk dibandingkan dengan Lisa yang hanya anak olimpiade yang sedang mempersiapkan OSN?

Tapi lihat, bisa bisanya Hanbin malah nangkring dikelasnya berlagak seperti pemuda itu tidak memiliki perkerjaan lain selain menghampirinya.

Walau Lisa tau, tugas tugas Hanbin diluar sama masih banyak tetapi pemuda itu lebih memilih menghampirinya.

Itu sedikit menyentuh, tapi Lisa menutup telinga, berlagak seperti tidak tau apa apa tentang Hanbin walau sebenarnya banyak informasi yang Lisa tau tentang Hanbin.

"Gue bohong, nggak bawa roti."

Hanbin masih menata sandwich yang dia beli, samar samar mengangguk. "Iya gue tau, makanya gue beliin sandwich."

Hanbin mendongak, menyodorkan sandwich yang dia beli. "Nih makan, kalo lo maag lagi sorenya gue nggak bisa dateng ke rumah lo cuma buat bawain obat."

Lisa diam, namun tetap mengambil sandwich yang disodorkan Hanbin.

Ting!

Hape Hanbin bunyi, pemuda itu hanya melirik sekilas namun kemudian memilih menopang dagu menatap Lisa yang sedang makan.

"Habisin ya,"

"Elo nggak makan?"

Hanbin terkejut, matanya melebar. "Cie ditanyain balik."

Lisa hanya bisa memutar bola mata malas, mengunyah dengan cepat agar Hanbin cepat cepat pergi.

"Udah selesai."

"Gue balik dulu ya, mau makan ke kantin." Pamitnya lalu melambai riang ke arah Lisa dan berjalan cepat keluar.

Diam diam Lisa menghela nafas panjang.

Dia ngerasa bersalah gitu aja, tadi dia nggk sengaja liat popup massage yang masuk dihape Hanbin.

Itu ada pesan dari ketua osis. Isinya menyuruh Hanbin cepat selesai makan dan kembali ke ruang osis karena rapat osis udah mau mulai.

Sebenarnya dari tadi pagi anggota inti osis tidak masuk kelas, Lisa tau karena Jisoo adalah salah satu jajarannya.

Jisoo pun tidak kembali ke kelas sampai sekarang, tetapi Hanbin malah bisa bisanya nyamperin dia, terus beliin Lisa makan dan nungguin sampe Lisa selesai makan roti.

'Hanbin, sebenernya lo mau apa sih?'






TBC

VOMMENT JUSEYO
Gimana? Gimana? Dipuji boleh, dikririk jg bole

[8] Loved Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang