Lisa merapihkan bukunya, helaan nafas panjang terdengar ketika gadis itu melihat jam tangannya.
Sudah 2 jam berlalu sejak bel pulang sekolah berbunyi dan dia baru pulang sekarang.
Lisa tidak takut, walau ini sudah jam 5 sore. Dia sudah biasa seperti ini. Baru saja dia belok keluar dari kelas sosok Hanbin sudah ada di dinding kelasnya sambil bersandar.
"Ngapain lo disini?"
"Nunggu lo, apalagi?"
Lisa memilih mengabaikan Hanbin dan menerusi langkahnya. Walau dia merasa Hanbin ikut berjalan disebelahnya tapi dia tidak perduli, menoleh saja tidak.
"Lisa, udah makan belom? Apa lo cuma makan sandwich tadi siang?"
"Bukan urusan lo."
"Kalo belum makan ayo makan, gue juga laper."
"Lo bisa kan makan sendiri, kenapa tiap hari ngajakin gue makan bareng sih?!"
"Nggak suka makan sendiri."
"Yang lain kek ajak, jangan gue terus. Nggak capek denger gue nolak lo terus?"
Hanbin tersenyum tipis mendengar jawaban ketus dari Lisa. Dia tau gadis itu sebenarnya sangat lembut hanya saja sekarang Lisa sedang kelelahan jadi gitu.
"Pulang sama siapa?"
"Grab."
"Sama gue aja gimana? Gak takut cewek sendiri naik grab? Nanti kalo lo diapa apain gimana?"
Ekspresi Lisa mengaku, walau dia sekarang jadi takut tapi dia masih memasang wajah jutek. "Halu."
Hanbin tersenyum tipis, ia memilih berbelok dikoridor depan menuju lapangan parkir dan Lisa lurus menuju pintu gerbang.
Hanbin dengan cepat berlari ke lapangan parkir mengambil motornya. Dia diam diam mengikuti Lisa dari belakang.
Hanbin itu paling sering khawatir sama Lisa. Nggak liat gadis itu satu hari aja udah bikin Hanbin ketar ketir. Liat Lisa nggak makan Hanbin takut gadis itu jatuh sakit. Sekarang gadis itu memesan grab?
Hanbin tau Lisa, sepanjang dia mendekati Lisa, Hanbin tau gadis itu penakut, apalagi dia tidak pernah memesan online begitu.
Hanbin jadi double kawatir.
Dia terus memelanin motornya biar tetap ada dibelakang mobil yang di naikin Lisa. Walau sekarang udah sore, dan sebenernya tugasnya dia masih banyak belum lagi perutnya udah keroncongan tapi Hanbin nggak bisa ninggalin Lisa gitu aja.
Hanbin harus mastiin gadis itu selamat sampai rumah.
**
Hanbin mendudukan dirinya dikursi kosong dekat Jinan. Sambil menghela nafas dia mengeluarkan berkas di dalam tasnya.
"Telat banget lo." Kata Jinan, si ketua osis kelas 12 Yang bentar lagi lengser.
"Sory bang, tadi mastiin gebetan gue nyampe rumah dulu baru gue pulang."
Disana hanya ada Hanbin, Jinan, June dan Jisoo. Mereka ini satu bidang di Osis, dan mereka semua juga sama sama tau siapa orang yang dimaksud Hanbin.
"Emang dia mau bin?" Tanya Jisoo ringan, tak sadar sedang meremahkan Hanbin.
Walau benar, Hanbin jadi memasang senyum kecut, dia merunduk sambil membuka lembaran berkasnya. "Ya ngikutin dari belakang lah."
Jisoo jadi menipiskan bibir, menyesal telah bertanya. Sedikit prihatin cinta Hanbin tidak terbalas.
"Elu udah bener belum sih modusnya?" Tanya Jinan gemas.
"Lha gimana mau modus bang, chat aja dijawab kalo inget, ya kan, bin?" Sahut June.
Hanbin jadi mengumpat dalam hati, "ya gak usah diperjelas gitu monyet!"
"Coba lah, gue pengen liat. Gue beberapa kali sempet ketemu sama Lisa gara gara dia ngurus olimpiade itu."
Hanbin jadi menyengir lebar, "bang, kalo dia perlu sama osis lagi, kasi gue ya yang ngurus."
"Emang dia mau sama elo? Sadar diri dong..."
Hanbin jadi memajukan bibirnya, "ah kalian nih gak ada yang dipihak gue? Bantuin kek, semangatin atau apa gitu. Punya temen kok gini amat ya."
"Bin, elo pake path gak? Coba add dia, biasanya dia curhat disana."
Hanbin menoleh ke arah Jisoo, menggeleng kecil. "Males ah, paling dia cuma ngeshare logika logika gitu."
"Ck! Enggak nih, beneran. Coba liat deh!" Jisoo menyodorkan hapenya.
Hanbin mau tidak mau jadi melihat, kepo juga kan.
Lisasali
Now playing :
Too good at goodbyes
18.23Pengen martabak 6 rasa deh, enak buat nemenin belajar
5 minuts ago
"Bang, gue boleh pergi bentar gak? 30 menit ajaaa."
Jinan yang awalnya merunduk jadi mendongak menatap Hanbin. "Kemana? Elo barusan dateng nyet!"
Hanbin mengacungkan Hapenya Jisoo tepat didepan wajah Jinan. "Nih Lisa lagi pengen martabak, mau gue bawain."
Bibir Jinan terbuka kecil, sedangkan June melebarkan mata. Jisoo hanya bisa menggeleng heran.
"Gue mesti bilang apa ya? Apasih yang lebih kasar dari bucin?" Jinan menggeleng heran, namun dia langsung mengibaskan tangannya.
"Yaudah pergi sono, jangan lama lama. Udah baik nih gue ngasi lo ijin."
Wajah Hanbin langsung berseri, dia langsung memakai kembali jaketnya dan keluar dadi cafe itu setelah pamit.
Menyisakan teman temannya yang heran.
Ada aja gitu bucin ganteng modelan Hanbin yang jelas jelas ditolak.
Otaknya kemana itu
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
[8] Loved
Fanfiction"Make you happy is my priority." "She happy with me," "I will let you go until you find a new happiness." "Apa karma gue karna cuekin lo bakalan beneran terjadi? Apa bener karma itu ada?"