Daddy, me? hell no!

9.1K 901 105
                                    

2

.

.

.

"Sekarang apa yang akan kau katakan kepada kedua orang tua mu ini. Ya! Mr. Seo?"

Johnny hanya bisa duduk terdiam di tengah tatapan menindas yang dilayangkan oleh kedua orangtuanya, jika saja sebuah tatapan bisa membunuh maka mungkin Johnny sudah hanya tinggal nama.

Johnny menatap tajam si biang keladi yang menjadi sumber kesialannya sejak hari ini. Bayi itu, apa-apaan dia seenaknya saja dia tertidur pulas sementara dirinya tengah berada di ambang antara hidup dan mati di tangan kedua orang tuanya sendiri

"Apa yang harus aku katakan ayah? Aku sungguh tidak tau bayi itu milik siapa..."

Ujar Johnny, seribu kali ia diberondong dengan pertanyaan yang sama maka sebanyak itu pula dia akan menjawab dengan hal yang sama juga. Pasalnya, dia memang benar-benar tidak tau bayi itu milik siapa terlepas dari namanya yang di sebut di dalam surat kaleng itu.

"Jika bayi itu bukan milikmu lantas kenapa ada namamu disebut di dalam surat kaleng ini? Sekarang jawab saja dengan jujur, wanita jalang mana yang sudah kau hamili?!"

"Ayah!" seketika Johnny bangkit dari duduknya.

Entah kenapa mendengar kata 'jalang' yang disematkan oleh ayahnya saat menyebut ibu dari anaknya membuat Johnny tidak terima, meski belum tentu juga jika bayi mungil itu benar-benar anaknya tapi tetap saja, Johnny sakit hati dengan itu.

'Tidak ada seorang ibu bernama jalang di dunia ini'

"Aku tidak pernah bergaul dengan jalang mana pun apa lagi menidurinya, soal siapa ibu dari anak ini aku pasti akan mencari tau... Tapi aku benar-benar bersumpah aku tidak pernah meniduri siapa pun ayah..." suaranya terdengar tidak yakin di akhir kalimatnya.

Ya, setidaknya itu yang Johnny percayai, dia belum pernah tidur dengan siapaun'kan? Kecuali, jika dia pernah tapi tidak mengingatnya.

"Simpan kata-katamu itu John, kita buktikan saja dirumah sakit sekarang. Kita test DNA anak ini, jika dia benar-benar terbukti milikmu... maka kalian harus siap untuk angkat kaki dari rumah ini!"

Kata-kata yang diucapkan oleh ayahnya bagaikan petir yang menyambar di siang hari

"MWO?? Sayang apa yang kau katakan? kau mengusir Johnny?"

Nyonya Seo terkejut dengan kata-kata suaminya, sebenarnya nyonya Seo juga marah hanya saja ia tidak akan terpikir untuk sampai mengusir Johnny, putranya ini masih sangat muda, masih bergantung pada kedua orang tuanya dan belum pandai menghidupi diri-sendiri.

"Dia harus belajar mempertanggung-jawabkan perbuatannya Yeobo, apa kau dengar apa yang dia katakan barusan? dia mengaku tidak pernah meniduri orang lain, lalu dia pikir dari mana datangnya bayi ini? apa kau pikir burung pelikan yang membawanya jatuh dari langit?!"

Ujar Tuan Seo penuh emosi, ia bersyukur dirinya tidak punya riwayat penyakit jantung jika tidak dia pasti sudah mati sejak tadi.

Darah muda Johnny terbakar, dia adalah orang yang tidak bisa dikonfrontasi "Baiklah jika itu mau Ayah, ayo kita lakukan test DNA itu sekarang..."

BABY (John♡Jae)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang