B-Bryan

3.1K 474 52
                                    

Cerita ini cenderung ke romance ya, bukan supranatural lho

------------------------------------------------


"Girls, gue pengen PDKT sama Bryan."

Ucapan yang dilontarkan Gina sukses menuai beragam reaksi. Sashi yang tersedak, Ayumi yang melongo dan Cindy yang jejeritan.

"Sstt! Berisik, lo, Ndy." Ayumi menyumpal mulut Cindy dengan kerupuk. Membungkam kecomelan cewek itu.

Saat ini mereka sedang berada di kantin yang cukup ramai. Dengan si tokoh utama bahan obrolan~Bryan yang juga berada disana bersama teman-teman cowoknya. Meja paling ujung.

"Jangan heboh deh, Ndy. Ntar orangnya denger," tambah Sashi sembari terbatuk.

"Sorry, gue khilaf." Jawaban khilaf tidak cocok untuk seorang Cindy yang ekspresif.

Ayumi sedikit melirik ke arah Sashi yang buru-buru minum lantaran tersedak, kemudian bertanya, "Tapi kan, lo baru putus dari Tristan, cepet amat udah move on."

Gina memutar bola matanya jengah. "Please, gak usah bahas Tristan. Lagian dia juga udah dapet pengganti gue."

Ayumi menggeleng. Bahkan sampai diusianya yang sekarang, belum pernah sekalipun dia pacaran. Tapi bagaimana bisa~Orang lain secepat itu mengalihkan perasaannya berganti pasangan.

Namun ia tidak terkejut dengan putusnya hubungan Gina dan Tristan, karena sedari awal memang benang merah antara keduanya tidak terhubung.

"Kasih masukan, dong. Menurut kalian, gue sama Bryan, gimana?" Salah satu ritual wajib Gina, setiap melancarkan usaha PDKT-nya adalah meminta pendapat teman-temannya.

"Terserah, kan yang ngejalanin lo sendiri." Ayumi terkesan bosan.

"Pepet, Gin, pepet! Jangan kasih kendor. Yakin, deh, pasti banyak yang gigit jari liat kalian. Dua-duanya sama-sama idaman kampus. Bakalan jadi hari patah hati se-Universitas, nih." Cindy yang realistis terbiasa mengutarakan pemikirannya secara blak-blakan.

Ucapannya memang benar. Seorang Gina, vokalis band kampus yang juga incaran para mahasiswa dan Bryan, ketua UKM basket yang namanya selalu diteriakkan dengan berbagai pujian dalam setiap pertandingan.

Apalagi yang kurang? Mereka sempurna bila bersama.

Sejenak Gina menyikut Sashi yang nampak sibuk menggigiti sedotan di gelasnya yang kini sudah kosong.

"Sas, lo kan temen deketnya Bryan, Kalo menurut lo, gimana?"

"Ralat! kami gak sedeket itu kok. Sekarang dia lebih sering ngumpul sama temen-temen UKM-nya," jawabnya cepat.

Ayumi memperhatikan Sashi yang masih menunduk, menghindari kontak mata dengan Gina.

"Tapi kan lo kenal sama dia dari SMP, seenggaknya lo bisa kasih penilaian. Kira-kira Bryan bakalan ngerespon gue, gak?" desak Gina.

"Duh, siapa sih yang bisa menolak pesona seorang Gina." Sashi mencolek dagu lancip Gina lalu melanjutkan kalimatnya, "Tapi, Bryan bukan sekedar tempat pelarian, gara-gara lo putus dari Tristan, kan?!" Sashi meyakinkan.

"Gaklah! gue udah lama flirting ke Bryan, kok."

"Hhmmm." Kompak ketiga temannya bergumam. Bukan rahasia bahwa Gina memang sering gonta-ganti pacar, bahkan sederet nama mantannya berceceran di tiap jurusan.

"Tapi Bryan sama Tristan itu satu tim lho, Gin. Lo gak risih, kalo tiba-tiba harus dipertemukan dalam 'sikon' yang sama? Ada pacar dan mantan lo dalam satu waktu." Ayumi mencecar.

The Red StringTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang