Untuk sesaat keadaan seolah seperti yang Sasuke inginkan, pamornya sebagai pria terpopuler berpacaran dengan wanita terpopuler membuatnya berada diatas angin.
Pria paling populer berpacaran dengan wanita paling populer tentunya akan menjadi pasangan yang populer, yang membuat siapapun iri melihatnya.
Tapi terkadang yang terlihat indah itu tak selamanya indah bagi yang menjalaninya. Bagi Sasuke berpacaran dengan wanita populer ternyata tidak sesuai dengan apa yang diharapkannya, sama saja ujung-ujungnya jenuh juga, apalagi kebersamaan bersama Sakura benar-benar menyita waktunya, Sakura begitu memonopoli kehidupannya membuat Sasuke kehilangan kesempatan melakukan hal yang ia sukai.
Sering kali Sasuke harus melewatkan waktunya untuk berlatih karate atau basket hanya karna seharian harus menemani Sakura ke lokasi pemotretan atau berbelanja memamerkan gaya hidupnya yang boros.
Sakura tidak seperti Hinata yang penurut, yang selalu mengikuti apa yang Sasuke inginkan, berbeda dengan Sakura yang justru harus Sasukelah yang menuruti permintaannya. Jika tidak di penuhi Sakura akan merajuk dan mengancam tidak akan mengajak Sasuke ke dalam agensinya, dan Sasuke terlalu ambisius untuk menjadi terkenal seperti Sakura, sehingga ancaman itu cukup membuat Sasuke tidak berkutik.
Seandainya Sasuke memenuhi semua keinginan Sakurapun, Sakura belum tentu akan mengajak Sasuke.
Sakura tentu tidak bodoh, ia bukan wanita naif yang mau berbaik hati menjadi membawa keberuntungan bagi Sasuke. Adapun ajakan yang selama ini Sakura gembor-gemborkan tidak lain adalah untuk mempertahankan Sasuke tetap di sisinya. Sakura tidak benar-benar ingin mengajak Sasuke ke dalam dunia hiburan seperti dirinya karna takut jika Sasuke lebih populer darinya, Sasuke akan meninggalkannya.
Ada kalanya Sasuke dan Hinata bertemu. Mereka saling melempar pandang tapi tidak saling bertegur sapa. Hinata melempar senyum tapi Sasuke memalingkan wajahnya seolah tidak pernah saling mengenal, mungkin Sasuke masih merasa kecewa atas keputusan sepihak Hinata yang sudah memutuskan untuk menjauh dengan alasan yang tak bisa Sasuke pahami.
Hinata bisa menangkap raut kekecewaan itu, tapi Hinata bisa apa untuk meluruskan kesalah pahaman ini.
Karna semenjak terpisah oleh kelas, jarak dan waktu seolah mendukung keduanya untuk semakin menjauh.
Adanya keterbatasan jarak membuat keduanya tak memiliki keluasan untuk bertemu, adanya keterbatasan waktu membuat keduanya tak memiliki keleluasaan untuk berbincang. Apalagi keberadaan Sakura yang selalu saja menempel kemanapun Sasuke pergi, membuat Hinata tak punya celah lagi untuk memperbaiki hubungan persahabatannya.
Suatu hari Hinata merasakan kekosongan dalam hatinya, sepulang sekolah ia pergi kelapangan basket, menatapi lapangan yang tak seorangpun berada di sana. Biasanya Sasukelah yang sering ia lihat di lapangan ini, memainkan bola dengan begitu trampilnya. Tapi hari ini dan seperti hari-hari sebelumnya Sasuke sudah lama tidak memaikan bolanya lagi. Lapangannya jadi terasa kosong sama seperti hatinya yang merasa kosong hingga yang tertinggal hanyalah bayang-bayang kenangan yang tak nyata tapi masih terlihat jelas dalam pandangan mata, entah saat mata itu tertutup atau terbuka.
Walau sekarang Hinata sudah tidak bersama Sasuke lagi, tapi Hinata masih melakukan kebiasaan yang dulu sering dilakukannya bersama Sasuke. Bermain basket walau hanya seorang diri setidaknya itu bisa mengobati kerinduannya akan keindahan persahabatan di masa itu. Berharap Sasuke bisa datang dan bermain bersama seperti dulu.
Seperti biasa saat Hinata bermain basket selalu berbarengan dengan band J'laruku berlatih pula.
J'laruku akan memainkan lagu yang menjadi favorit Hinata, sehingga di saat Hinata sedang merasakan hati yang galau, lagu itu seolah menjadi pengobat pilunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain and Hope
FanficWritten for swettets december event Hinata centrik 2017 Terinspirasi dari serial bolliwood kuchkuchhotahai dan anime Lady Oscar Saat hujan adalah waktu yang dipercaya baik untuk membuat permohonan, karna berdoa di saat hujan akan terkabul. Hujan ide...