Hinata termenung sambil menatapi langit malam dengan hiasan bintang, masih sama dengan hari kemarin dan hari-hari sebelumnya, masih memikirkan kalimat Sasuke tentang 'love is friendship'nya.
Hinata tidak bisa berfikir simple mengapa Sasuke harus mengatakan kalimat itu, apakah itu benar-benar kata-kata yang keluar dari hatinya, atau sebatas kata-kata yang diucapkan tanpa dipikir terlebih dahulu dan tanpa ada makna apapun.
Tapi jika dipikir-pikir, jika seandainya Sasuke benar mengucapkan hal itu dengan hatinya, berarti yang selama ini telah menjadi teman baiknya siapa lagi kalau bukan Hinata, Sasuke kan bukan orang yang mudah menjalin pertemanan dengan siapapun.
Tiba-tiba saja Hinata jadi banyak memikirkan hal yang romantis, apa jangan-jangan Sasuke benar menyukainya, lalu memungkirinya? Pantas saja Sasuke tidak pernah awet menjalin hubungan dengan gadis manapun, jika seandainya Sasuke memang benar menyukainya mungkin Hinatapun tidak akan menolak karna wajah Sasuke mirip dengan Hyde penyanyi favoritnya, ah.... memimirkan hal itu jantungnya berdetak kencang.
Semenjak itu Hinatapun akhirnya menaruh hati kepada sahabatnya ini, semakin hari perasaannya semakin tak terbendung, Hinata tak ingin menyiakan waktu lagi, jika memang Sasuke memiliki perasaan yang sama, Hinata ingin hubungannya dengan Sasuke berlanjut ke jenjang yang lebih serius.
Tentu Hinata tidak bodoh akan menyatakan perasaan duluan, sebelum nanti Hinata akan mengungkapkan perasaannya, Hinata akan bertanya terlebih dahulu bagaimana perasaan Sasuke padanya, jika Sasuke benar menyukainya, Hinata akan membalas perasaan itu.
Selesai berlatih basket, keduanya terduduk di bangku kayu di dekat lapangan, kebetulan suasanya mendung sehingga tidak banyak orang yang berlalu lalang, Hinata fikir mungkin ini adalah kesempatan yang tepat untuk menanyakan kepada Sasuke tentang perasaannya.
"Sasu, bolehkah aku bertanya sesuatu?" tanya Hinata hati-hati.
"Tanyakanlah"
"Apa kau menyukaiku?"
Mendengar pertanyaan itu Sasuke langsung tertawa.
"Apa kau bercanda bertanya seperti itu?"
"Aku serius Sasu"
"Dengar Nata, mungkin aku bukan pria yang baik tapi aku cukup normal untuk memilih seseorang yang akan jadi tambatan hatiku"
"Maksudmu"
"Aku menyukaimu Nata..." ucap Sasuke terputus.
"Tapi hanya sebagai sebatas teman tidak lebih" tegas Sasuke
"Kenapa, apa kau kecewa?" tanya Sasuke saat melihat raut wajah Hinata yang berubah.
Hinata yang menyadari raut heran Sasuke segera tersenyum walaupun senyumnya itu adalah senyum palsu untuk menutupi rasa kekecewaannya.
"Tidak, kenapa aku harus kecewa, aku kan hanya bertanya, waktu lalu kau berkata bahwa cinta adalah persahabatan, aku hanya ingin memastikan saja apakah ungkapan itu untukku atau bukan, karna aku merasa selama ini aku adalah teman dan orang yang selalu dekat denganmu, kau jangan salah paham aku hanya bertanya saja, aku hanya takut jika kau menyukaiku aku tidak bisa membalasnya, kau tau sendirikan bagaimana aku, sampai kapanpun aku akan tetap menyukai Hyde" ucap Hinata kikuk berusaha beralibi.
"Kau memang temanku yang baik tapi bukan teman yang akan aku jadikan pendamping hidupku, sebenarnya ungkapan itu aku tujukan untuk...." kalimat Sasuke terputus lalu melihat-lihat ke arah atap gedung sekolah.
"Dia...." tunjuk Sasuke sekenanya ke seseorang yang berada di atas atap gedung. Sasuke mengatakan hal itu bukan tanpa sebab, sebelumnya Sasuke telah menerima surat pernyataan cinta dari Sakura dan Sakura ingin Sasuke memberikan jawabannya di atap gedung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain and Hope
Fiksi PenggemarWritten for swettets december event Hinata centrik 2017 Terinspirasi dari serial bolliwood kuchkuchhotahai dan anime Lady Oscar Saat hujan adalah waktu yang dipercaya baik untuk membuat permohonan, karna berdoa di saat hujan akan terkabul. Hujan ide...