tired

12 0 0
                                    

khusus part ini aku jadiin sudut pandang orang pertama, jadi jangan heran ya, kalo ada yang gak nyambung atau janggal wajar aja, soalnya ini belum end. semuanya akan jelas kalo udah ending😊

2 TAHUN KEMUDIAN

Sekolah, Dikelas 12 IPA 1

Nikeysha Pov

Aku sudah kelas 12 dan itu artinya sebentar lagi aku akan kuliah. Setelah 2 tahun ini banyak perubahan yang membuat aku menjadi berbeda, dari seorang perempuan yang petakilan, jarang menjaga ucapan, menjadi seorang perempuan pendiam dan sedikit kalem. Perubahan itu terjadi setelah kepergian ayahku, dan sejak itu juga Quinsha pindah sekolah ke London karena mengikuti orang tuanya.

MULAI SAAT ITU SEMUANYA BERUBAH.

Dikeheningan kelas, aku memutar lagu Bts-DNA untuk mencairkan suasana, namun tanpa kusangka seorang temanku memarahiku dari sudut belakang, lebih tepatnya mengumpat.

"Berisik oy" ucapnya

Aku menoleh ke arahnya dan sosok itu ialah devano alriyandra, teman sekelasku yang sangat tidak menyukai Kpop.

Ya, hanya ialah yang tidak berubah! Semenjak aku kelas 10, ia selalu menggangguku, dan tak jarang ia menghinaku, permasalahannya hanya satu, KPOP. Hanya karena ia tidak menyukai Kpop, ia juga tidak menyukaiku. Yang berubah hanyalah, dulu Devano tidak sekelas denganku namun sekarang ia sekelas denganku, dan semakin sering ia membebani pikiranku.

"Tutup aja telinganya!" perintahku.

"Matiin lagunya! bukan malah nyuruh gue nutup telinga!" ucapnya lagi, kali ini amarahku tak bisa ditahan.

"Lah, biasanya juga kamu suka dengerin musik, sekarang aku nyetel musik malah marah-marah"

"BACOT ANJING!!!!!" ucapnya setengah membentak.

"kenapa? gak suka?!" aku sedikit melawannya, karena aku tidak mau kalah ucap dengannya.

Tiba tiba Devano berjalan ke arah mejaku, dan merebut handphone ku, lalu mematikan lagunya.

"Eh gue kasih tau ya, korea itu plastik, kafir, mereka gak di sunat! Mending lo gak usah suka sama mereka deh, sesat!" ucap Devano yang setengah membentakku.

"Gue tau mereka kafir, tapi apa salahnya mengagumi ciptaan Tuhan?"

"Ya salah lah bego! Lo suka sama mereka, ngidolain mereka, lo islam kan? Harusnya lo tau dari awal lo gak semestinya suka sama orang kafir! Yang mestinya lo idolain itu Nabi Muhammad SAW, oppa oppa korea gak akan ngasih lo safaat diakhirat, bego! Makanya punya otak itu dipake buat mikir, bego dipiara!!" ucapan Devano semakin memuncak, tubuhku semakin bergetar, aku tak kuasa menatap matanya, teman teman sekelasku hanya menyaksikan, tidak ada yang membelaku karena aku tahu dikelasku hanya aku yang menyukai korea.

"Makasih" hanya itulah yang bisa aku keluarkan dari mulutku, ingin rasanya aku mengumpat, menyumpah serapahinya, namun aku tidak berhak karena bagaimanapun ucapan Devano itu banyak benarnya.

Aku pun berlari keluar kelas, aku sangat sedih mendengar ucapan yang keluar dari mulut lelaki itu, aku menangis tersedu sedu didalam toilet wanita, saat ini hatiku hancur, rapuh dan tidak punya semangat hidup lagi.

Tapi, aku tidak bisa berlama lama terus berdiam di toilet. Aku mesti kembali ke kelasku, aku harus menjadi wanita yang tegar bukan malah terus berlarut dalam kesedihan seperti ini.

Dikelasku tidak ada guru yang mengajar sejak pelajaran pertama, dan sekarang pun begitu. Guru guru disekolahku sedang rapat mengenai ujian akhir semester.

CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang