2. The Nightmare Begins

16.9K 945 48
                                    

Raynald tampak asyik membaca majalah otomotif. Sesekali tangannya meraih segelas jus apel di hadapannya dan meneguknya pelan. Suara bel membuyarkan konsentrasinya. Salah satu asisten rumahtangga yang sudah bekerja lima tahun di rumah Raynald berjalan tergopoh-gopoh ke arah pintu.

Sosok terdekat Raynald yang kadang seperti seorang kakak, teman terbaik dan ayah melangkah mendekat padanya. Mata Raynald berbinar menyambut kedatangan adik ayahnya yang jarak usianya cukup jauh dari ayahnya.

"Om, tumben dateng, emang lagi nggak sibuk?" Raynald tersenyum lebar menatap laki-laki berusia 28 tahun itu.

Giandra duduk di sebelah Raynald dengan santainya.

"Buat keponakan tersayang mah, om selalu punya waktu." Balas Giandra dengan senyumnya.

"Mau minum apa om?" Raynald membereskan tumpukan majalah di depannya.

"Santai aja, ntar om ambil sendiri." Jawab Giandra santai.

"Ada perlu apa nih om? Biasanya om Gian baru bisa main ama Ray kalau akhir pekan."

Giandra tersenyum sekali lagi, "dua hari lagi kamu ulangtahun kan? Berhubung mama papamu lagi di luar negeri, om pingin ngrayain ulangtahun kamu di sini."

Raynald menganga dan ekspresi wajahnya terlihat begitu riang, "beneran om? Sumpah? Nggak lagi bercanda kan?" Raynald memastikan sekali lagi.

"Om serius lah."

"Om kalau boleh request, gimana kalau di night club aja. Please ya..." Raynald menangkupkan kedua tangannya di depan dadanya.

"No no no.. Om nggak akan ngasih izin kamu ke night club. Kamu baru mau 17 Ray. Kita adain ultah di rumah ini aja. Om janji ultahmu bakal spektakuler."

Raynald memasang tampang cemberut, "yah om.. zaman gini ngadain pesta di rumah? Temen-temen Ray rata-rata kalau ngadain party di club om."

"Gampang kok. Kita dekor aja halaman samping rumah jadi night club. Yang jelas pestanya harus tetap sesuai aturan. Tidak boleh ada miras untuk anak di bawah umur. Kalian kan masih anak-anak SMA."

Sekali lagi Raynald menekuk wajahnya. Sepertinya omnya bisa membaca apa yang ada di pikirannya. Di benaknya party tanpa miras itu tak seru.

"Dan satu lagi, kamu boleh mengundang guru kamu yang masih muda itu, Keyra Aprilia. Pastikan dia datang." Tegas Giandra.

Raynald memekik senang tanpa tahu Giandra memiliki maksud tertentu di balik usulannya pada keponakannya untuk mengundang Keyra.

"Yes, ultahku nanti bakal jadi ultah paling spesial. Makasih banyak ya om." Raynald menyeringai.

"Tunggu tunggu.. bukannya om Gian nggak akur ama Bu Keyra ya? Sejak om Gian berencana mau bangun perumahan di kawasan panti asuhan Matahari, Bu Keyra nyerang om Gian habis-habisan di medsos." Raynald memicingkan matanya.

"Ya memang. Karena itu om pingin kamu ngundang dia biar om bisa baikan ama dia dan perusahaan om kembali baik namanya." Giandra mencoba setenang mungkin menjelaskan.

Raynald mengangguk, ia bisa menerima alasan Giandra.

"Oya kalau di depan teman-temanmu panggil kakak aja, jangan om. Om kan masih muda."

Tawa Raynald meledak, "om mah pingin tebar pesona di depan teman-teman cewek Ray ya?"

Giandra terkekeh, "om lebih suka wanita dewasa lah Ray. Ya udah kamu belajar aja yang bener. Ntar biar asisten om aja yang ngurus segala sesuatunya."

Raynald mengangkat ibu jarinya, "beres om. Sekali lagi makasih kakak Gian." Raynald tertawa sekali lagi. Giandra mengacak rambut ponakannya dan ikut tertawa.

Keyra (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang