3. There's No Choice

14.6K 987 73
                                    

Biar nggak tegang, aku kasih gambarku dulu ya... Doodle art hehe..

Author's POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Author's POV

Keyra terisak semakin keras kala ia melihat rekaman adegan panas yang ia lakoni dengan Giandra. Keyra tak menyangka sosok wanita di layar yang terlihat begitu agresif dan liar adalah dirinya. Dia sama sekali tak sadar telah berani berbuat sesuatu yang dilarang agama. Rekaman itu tak utuh hingga selesai. Adegan terakhir adalah saat Giandra mencium bibirnya dengan panas dan tangannya menjelajah meremas dadanya, menelusuri perutnya, sedang dia hanya bisa pasrah dan tangannya mencengkeram punggung laki-laki bejat itu. Keyra jijik melihatnya. Dia usap leher, lengan dan seluruh tubuhnya seakan hendak membersihkan semua jejak-jejak ciuman dan sentuhan Giandra di setiap jengkal tubuhnya. Keyra kembali menangis histeris.

Matanya dikejutkan dengan kedatangan laki-laki yang telah mengoyak kehormatannya. Keyra beranjak dengan selimut yang ia genggam ujungnya agar tetap menutupi tubuhnya yang hanya mengenakan underwear. Keyra berjalan mendekati Giandra.

"Kurang ajar kau." Tangan Keyra bersiap menampar Giandra hingga membuat genggamannya pada ujung selimut itu lepas. Giandra menangkis tangan Keyra yang bersiap melayang. Kini selimut yang membungkus tubuhnya melorot ke lantai. Giandra kembali berdesir tak menentu melihat Keyra yang hanya mengenakan underwear tanpa pelindung apapun.

Keyra belum menyerah. Meski tangan yang satu ada dalam cengkeraman Giandra, ia masih berusaha melawan dengan tangan yang satunya. Giandra menangkis kembali serangan tangan Keyra. Dua tangan Keyra sudah dikuasai Giandra.

"Lepaskan aku brengsek. Kejam, keji, nggak punya perasaan."

Giandra mencengkeram kedua tangan Keyra begitu kuat.

"Terus aja berteriak. Terus aja keluarkan sumpah serapahmu. Semua itu nggak akan mengembalikanmu utuh seperti sedia kala."

Keyra terus memberontak dan berusaha melepaskan diri dari cengkeraman Giandra. Apa daya tenaganya kalah telak dibanding tenaga Giandra yang jauh lebih besar.

"Apa yang kamu lakukan padaku semalam? Kamu pasti membuatku tak sadar dengan minuman itu? Atau kamu mencampurkan obat perangsang ke dalamnya? Dasar brengsek..!"

Giandra menyeringai, "kamu nggak polos-polos amat ternyata ya. Kamu sadar tengah dipengaruhi obat perangsang. Andai kamu jadi anak baik dan nggak macem-macem melawanku, kejadian semalam nggak akan pernah terjadi. Kamu nggak mau kan kalau rekaman itu sampai menyebar? Seorang guru muda yang cantik dan terlihat polos, Keyra Aprilia yang lantang menentang Giandra Daniswara ternyata begitu hebat dan agresif di ranjang."

"Kurangajar." Kaki Keyra menendang kaki Giandra cukup keras dan membuat Giandra sedikit kesakitan. Didorongnya tubuh mungil Keyra hingga terhempas ke ranjang. Giandra menindihnya dan kedua tangannya kembali mencengkeram kedua tangan Keyra.

Keyra menitikkan air mata. Ingin rasanya mengulang waktu agar kembali berjalan mundur. Dia tak akan pernah menghadiri pesta ulangtahun Raynald. Hidupnya hancur dan ia merasa tak memiliki sesuatu yang berharga, yang akan membuatnya tegak berjalan sebagai seorang perempuan. Dia merasa begitu hina dan kotor.

Keyra (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang