Bagian 4. Haruno Sakura

1.2K 98 10
                                    

Pekikan-pekikan halus khas wanita terdengar di sepanjang lorong bagian medis. Tabib-tabib muda yang seharusnya sudah beranjak tidur, justru mengintip dengan malu-malu dari balik pintu masing-masing.

Ini sungguh kejadian yang luar biasa. Tidak pernah sekalipun lorong medis dikunjungi calon orang nomor satu di istana, kecuali saat ini. Bonus dengan adik tampannya yang mengikuti dari belakang.

Itachi memang lahir dan besar di Uchiha no Oukoku. Tetapi ada beberapa tempat yang tidak pernah ia kunjungi karena terlalu besar dan luasnya bangunan istana. Salah satunya adalah lorong medis. Kedudukannya sebagai keluarga raja mempermudah segalanya. Seperti saat ia sakit, maka para tabib yang akan dengan cepat mendatanginya. Tak heran jika ia belum pernah datang kesini sebelumnya.

Dibelakang Itachi, Sasuke mengekor dengan tubuh sakura berada dikedua lengannya. Ia baru tahu, ternyata tubuh seorang wanita terasa ringan, namun hangat dan lembut secara bersamaan. Memberikan rasa yang nyaman, mungkin Sasuke akan lebih cepat tidur jika memeluknya.

Sakura sudah mulai tenang dalam gendongan Sasuke. Tubuhnya sudah tidak gemetaran seperti tadi, tapi masih terasa begitu lemas. Bahkan untuk berdiri saja ia tidak sanggup.

*****

Beberapa menit yang lalu saat Sakura dan Sasuke masih tenggelam dalam tatapan mata masing-masing, Itachi datang secara tiba-tiba. Langkah kakinya begitu ringan seperti kucing hutan. Sasuke sampai-sampai tidak menyadari kehadiran kakaknya disana.

"Tidak akan aku ampuni siapapun yang berani mengusik calon Ratu-ku", perkataan Itachi berhasil mengalihkan perhatian dua manusia lain yang ada disana.

"Denka.." Sakura hanya mampu berbisik, ia terlalu shock dengan apa yang baru saja terjadi padanya.

Itachi mendekat, mengusap noda darah di pipi sakura menggunakan kain lengan kimononya.

"Maafkan aku Sakura. Setelah ini, aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitimu"

Sakura hanya mengangguk, mengiyakan kalimat Itachi. Ia lalu meraih kembali lenteranya, dan mencoba untuk bangkit. Tapi kemudian ia terjatuh lagi. Kakinya lemas, mati rasa.

"Jangan hanya melihat saja, Sasuke! Cepat kau gendong Sakura!"

Sasuke mendelik tidak suka. Enak saja Itachi main suruh-suruh begitu, bukannya berterima kasih. Sudah untung Sasuke mau repot-repot menyelamatkan gadis itu sebelumnya.

"Kenapa harus aku? Dia kan calon Ratu-mu. Kenapa bukan kau saja yang menggendongnya, Itachi?"

Dasar bocah tengik!

Urat di dahi Itachi menegang menahan marah. Kesal, karena adiknya selalu mendebat apapun perintahnya. Ia lalu menarik salah satu kerah kimono yang ia pakai dengan sedikit kasar. Memperlihatkan lilitan perban dari bahu sampai ke dada.

"Paham sekarang?", katanya singkat.

Sasuke mendengus, dengan berat hati ia mulai berjongkok, membungkuk lalu meraih tubuh sakura dengan kedua lengannya.

Dalam hati, ia terus berkomat-kamit menyumpahi Itachi sepanjang jalan.

*****

Disinilah Sakura sekarang. Berendam air hangat dengan campuran bunga-bunga. Rasanya sungguh sangat nyaman, namun belum mampu menghilangkan kegelisahannya.

Waktu saat ini sudah masuk awal musim semi. Lapisan salju ditanah sudah mencair, digantikan dengan rumput-rumput kecil yang mulai menghijau.

Sebulan yang lalu ketika Itachi dan Sasuke mengantarnya pulang ke lorong medis, calon Raja itu berbicara banyak hal pada Tsunade. Dan esoknya saat Sakura membuka mata, ia sudah berada di ruangan lain yang jauh lebih luas dan indah daripada kamarnya yang dulu.

Sakura no OukokuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang