Bagian 10. Darah Dewa

671 64 8
                                    


Pegunungan Myoboku berada jauh di sebelah utara wilayah Uchiha no Oukoku. Topografinya sedikit aneh, karena berupa dataran tinggi yang hampir setengah wilayahnya berupa rawa-rawa. Suhu udara disini lebih lembab dan dingin, tidak seperti di Uchiha no Oukoku yang cenderung sejuk dan kering.

Di sanalah kerajaan Gama berkuasa.

Gama terkenal sebagai kerajaan yang paling aman dan makmur. Pertahanan mereka sangat kokoh karena memang letak kerajaan mereka berada di pegunungan tinggi, mempermudah pengintaian dan medan yang sulit ditempuh karena dikelilingi rawa-rawa luas dan jalanan yang menanjak.

Peradaban mereka sudah cukup maju, mereka sudah menerapkan lembaga sensor dan administrasi bagi setiap warganya, sehingga tidak sembarang orang bisa masuk ke wilayah Gama.

Tapi sebagaimana peribahasa tidak ada gading yang tak retak, maka sekuat apapun pertahanan mereka dan semaju apapun peradabannya, Gama tetaplah dihantui kehancuran. Dan satu-satunya yang bisa menyelamatkan mereka adalah kekuatan mata berdarah Dewa dari klan Uchiha.

Ya, gunung Myoboku di huni oleh se-ekor monster rubah ekor sembilan, bernama Kurama, yang hanya bisa di segel dengan menggunakan genjutsu mangekyou sharingan tingkat tinggi.

Dan oleh sebab itulah utusan dari Gama berkunjung ke Uchiha No Oukoku, mereka bermaksud untuk berdiplomasi menawarkan beberapa hal dengan timbal balik yang saling menguntungkan.

*****

Yang memimpin kunjungan resmi itu adalah Jiraiya, seorang guru besar yang sangat disegani oleh lima kerajaan di Tanah Api -sebutan untuk sejenis benua-. Ilmu dan Pengetahuannya sangat mumpuni, meskipun sikapnya sedikit teledor dan terkadang mesum, tapi setiap tahun para kesatria muda akan berdatangan ke Gama dengan harapan bisa diangkat menjadi murid. Sayangnya, Jiraiya sudah memutuskan untuk pensiun setelah selesai melatih murid terakhirnya saat ini -yang juga putra mahkota di Gama- Uzumaki Naruto.

Diantara rombongan itu juga terdapat dua orang seniman mahsyur dengan kemampuan ninjutsu yang hebat, satunya adalah ahli perkayuan bernama Yamato, dan yang lainnya adalah seorang pelukis ulung bernama Shimura Sai.

"Jadi masalah yang terjadi saat ini di Gama adalah Kurama yang beberapa purnama terakhir tidak tenang sehingga kerap kali menyebabkan gempa bumi."

Jiraya membuka topik pertama.
Setelah prosesi penjamuan umum selesai, Ia beserta Yamato dan Sai kini berada di bilik kerja Raja untuk membahas maksud dan tujuan mereka. Sedangkan dipihak Raja, Itachi ditemani Kakashi dan Sishui, juga beberapa anggota dewan sebagai saksi dan seorang juru tulis yang bertugas untuk mencatat.

"Kami khawatir jika segel chakra yang dipasang mendiang Yang Mulia Madara telah melemah, sehingga monster itu bisa lepas sewaktu-waktu. Apalagi setelah kepergian Tuan Sasuke selama beberapa tahun ini, kami bisa merasakan energi Kurama mulai naik kepermukaan gunung." Jiraiya melanjutkan.

"Jadi? Apa yang kalian harapkan dariku?" Itachi menimpali.

"Kami berharap kemurahan hati Heika, agar kami dapat membawa kembali Tuan Sasuke bersama kami ke Gama."

"Tidak." Itachi menjawab cepat, singkat dan tegas.

Ketiga utusan Gama itu sempat terhenyak. Seketika warna wajah mereka berubah, kerutan diantara alis mereka dalam. Bagaimana ini? Apa yang harus mereka lakukan? Gama sedang dalam kekhawatiran besar, dan Uchiha menolak untuk membantu.

"Kalian tahu sendiri, kan? Kamipun sedang dalam masa pemulihan. Kondisi kerjaan kami masih belum stabil kembali. Aku tidak bisa lagi membiarkan Sasuke disana."

"Tapi Heika-"

"Lagipula dahulu..demi untuk menyegel monster itu, atas dasar rasa persahabatan yang kuat dengan mendiang Raja Hashirama, kakekku harus bertaruh nyawa. Beliau menjadi lemah dan sakit ketika kembali ke Uchiha sampai akhirnya mangkat."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sakura no OukokuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang